Destinasi Baru di Surakarta Dongkrak Kunjungan Wisatawan Semasa Libur Lebaran
Angka kunjungan wisatawan terdongkrak selama masa libur Lebaran 2023, di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Keberadaan sejumlah destinasi baru memicu peningkatan tersebut.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Angka kunjungan wisatawan terdongkrak selama masa libur Lebaran 2023, di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Keberadaan sejumlah destinasi baru memicu peningkatan tersebut. Namun, lama masa tinggal wisatawan masih menjadi persoalan yang terasa sulit diselesaikan. Masalah itu coba diatasi dengan memperbanyak atraksi wisata malam hari.
Menurut catatan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, mulai 17 April 2023 hingga 29 April 2023, jumlah kunjungan wisatawan domestik mencapai 337.725 orang, sedangkan wisatawan mancanegara 119 orang. Itu termasuk capaian kunjungan yang tinggi semasa libur Lebaran dibandingkan dengan setahun sebelumnya.
Pada 2022, Lebaran jatuh pada Mei. Dalam kurun satu bulan, jumlah kunjungan wisatawan domestik hanya sebanyak 347.943 orang, sedangkan wisatawan mancanegara mencapai 404 orang. Selisih angkanya tidak terlalu banyak dibandingkan dengan angka kunjungan wisatawan semasa Lebaran 2023 yang hanya menghitung jumlah kunjungan wisatawan selama dua pekan.
”Saya rasa memang terjadi peningkatan. Itu karena ada sejumlah destinasi baru yang menjadi daya tarik baru pula bagi wisatawan untuk ke Surakarta,” kata Kepala Bidang Destinasi dan Pemasaran Wisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta Gembong Hadi Wibowo saat dihubungi, Selasa (2/5/2023) siang.
Setidaknya ada tiga destinasi yang belakangan ini menjadi unggulan bagi wisatawan yang berkunjung ke Surakarta, yakni Solo Safari, Pura Mangkunegaran, dan Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta. Ketiganya bisa disebut pula sebagai ”destinasi baru” di kota tersebut karena tergolong sebagai destinasi yang baru saja dipugar ataupun didirikan.
Ini juga masih ada pembangunan destinasi yang belum selesai.
Misalnya, Solo Safari merupakan kebun binatang yang hadir dengan konsep baru setelah direvitalisasi oleh PT Taman Safari Indonesia. Sebelumnya, kebun binatang itu bernama Taman Satwa Taru Jurug. Dalam konsep barunya, kebun binatang itu menerapkan model kandang terbuka. Bukan lagi kandang yang mengerangkeng satwa.
Konsep baru
Konsep baru itu ternyata bisa diterima dan menarik minat warga. Itu dibuktikan lewat kunjungan yang bisa mencapai 12.000 orang dalam sehari pada puncak libur Lebaran. Adapun rata-rata kunjungan hariannya hanya menyentuh 1.000 orang per hari.
Besarnya antusiasme warga juga terlihat di Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta. Masjid yang menjadi simbol kedekatan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab itu tidak pernah sepi pengunjung sejak beroperasi untuk publik mulai Februari 2023. Semasa libur Lebaran, jumlah pengunjung masjid bisa mencapai 15.000 orang hingga 30.000 orang per hari.
”Ini juga masih ada pembangunan destinasi yang belum selesai. Itu ada Museum Lokananta dan Taman Balekambang. Mudah-mudahan ketika dua destinasi itu dibuka umum, harapannya bisa tambah lagi,” kata Gembong.
Dengan tren kunjungan yang tinggi, Gembong menjelaskan, angka lama tinggal wisatawan masih menjadi permasalahan yang sulit diatasi. Pada 2022, rata-rata lama tinggal wisatawan hanya 1,35 hari untuk wisatawan domestik, sedangkan wisatawan mancanegara mencapai 2,5 hari. Diharapkannya, catatan itu bisa bertambah seiring dengan meningkatnya jumlah destinasi wisata di kota tersebut.
Upaya meningkatkan lama tinggal wisatawan, lanjut Gembong, juga coba ditempuh dengan membuat acara malam hari yang rutin. Khususnya di hari-hari kerja. Dicontohkannya, pertunjukan ketoprak di Taman Balekambang menurut rencana akan dipindah dari Sabtu malam menjadi Kamis malam.
Revitalisasi kawasan pejalan kaki di sepanjang koridor Ngarsopuro hingga Gatot Subroto jajal direspons pula dengan berbagai pergelaran acara kesenian malam hari yang melibatkan banyak komunitas.
”Dengan demikian, tamu-tamu yang datang ke Kota Surakarta ini mau tidak mau akan menginap. Itu nantinya akan menambah masa tinggal wisatawan dengan sendirinya,” kata Gembong.
Sementara itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan, kemudahan aksesibilitas akan mendorong peningkatan kunjungan wisatawan. Ia mencontohkan, dengan adanya kereta rel listrik (KRL) dengan rute Solo-Yogyakarta, para pelancong mempunyai alternatif berwisata selain ke Yogyakarta.
Kini, pihaknya juga tengah menantikan rampungnya pembangunan tol yang menghubungkan kedua kota. Infrastruktur itu diyakininya mampu mengungkit kunjungan wisata di dua daerah.
”Ini lebih masalah akses saja, ya. Sekarang KRL murah dan dekat, itu menjadi pilihan wisatawan. Yogyakarta bagus, Surakarta juga bagus. Adanya akses-akses begini sangat menguntungkan, apalagi besok kalau sudah ada tol,” kata Gibran.
Gibran juga berkomentar mengenai masalah lama tinggal wisatawan. Persoalan itu bisa diatasi dengan menambah jumlah destinasi wisata. Semakin banyak pilihan, wisatawan bisa mempertimbangkan untuk bertahan lebih lama di kota tersebut. Kini, pihaknya berfokus merampungkan renovasi sejumlah destinasi yang nantinya bisa menjadi daya tarik wisata utama.