Arus Kendaraan Mudik 2023 di Jabar Mencapai 50 Juta Unit
Selama H-7 hingga H+7 Mudik Lebaran 2023, jumlah kendaraan yang melalui jalur arteri mencapai 43,7 juta unit. Sementara itu, kendaraan yang melintasi Jabar dengan menggunakan jalur tol berjumlah 9,93 juta.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Selama periode mudik 2023, Jawa Barat telah dilintasi lebih dari 50 juta kendaraan. Kepadatan lalu lintas di jalan arteri mencapai puluhan juta kendaraan, sementara jalur tol fungsional dinilai efektif dalam memecah kepadatan kendaraan di tol saat arus mudik berlaku.
Kepala Dinas Perhubungan Jabar A Koswara di Bandung, Selasa (2/5/2023), memaparkan, jumlah kendaraan di ruas arteri selama periode mudik sesuai perkiraan. Selama H-7 hingga H+7 Mudik Lebaran 2023, jumlah kendaraan yang melalui jalur arteri mencapai 43,7 juta unit.
Sementara itu, kendaraan yang melintasi Jabar dengan menggunakan jalur tol berjumlah 9,93 juta. Menurut Koswara, arus kendaraan ini dihitung dari 13 titik di jalur arteri dan enam titik tol yang ada di Jabar.
Arus Mudik Lebaran 2023 di Jabar mengalami masa puncak pada 19-20 April 2023. Setelah itu, kendaraan kembali memadati jalur yang menjadi arus puncak pada 25 dan 30 April 2023.
Puncak arus mudik pada 19-20 April, arus balik gelombang pertama 25 April, kedua 30 April. Selain itu, kepadatan kendaraan terjadi di ruas jalan yang mengarah ke tempat-tempat wisata, sementara di jalan tol relatif terkendali.
”Pergerakan di jalan arteri hampir sesuai dengan perkiraan kami, sementara arus lalu lintas tol lebih sedikit dari prediksi. Sepertinya sejumlah pemudik beralih ke kendaraan umum, misalnya kereta api atau pesawat,” ujarnya.
Pemberlakuan tol fungsional di ruas Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) dan Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), lanjut Koswara, dianggap mampu membantu mengurai kepadatan selama mudik. Namun, untuk Tol Jakarta-Cikampek (Japek) Selatan, ruas fungsional tidak begitu dipergunakan karena penumpukan di jalur Japek tidak terjadi.
Koswara menyoroti kondisi lalu lintas di jalur arteri karena jumlah kendaraan yang tinggi. Bahkan, di sejumlah jalur, terutama Jabar bagian selatan, kerap mengalami kepadatan, seperti di Jalur Nagreg Kabupaten Bandung, serta Limbangan dan Kadungora di Kabupaten Garut.
”Di jalur ini sering tersendat karena ada aktivitas di sisi jalan. Sekitar Limbangan, setidaknya ada dua pasar dengan aktivitas masyarakat yang tinggi sehingga berpengaruh pada kondisi lalu lintas di sana. Apalagi, semua itu berada dalam satu jalur,” paparnya.
Dari evaluasi arus mudik tahun ini, lanjut Koswara, manajemen pengaturan lalu lintas di jalur arteri perlu diperbaiki. Selain itu, pihaknya juga tengah mengusulkan pembangunan jalan layang di jalur perlintasan sebidang karena dianggap menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan.
”Untuk Limbangan dan Malangbong, yang menjadi catatan kami adalah aktivitas pasar yang sangat mengurangi kapasitas jalan. Ke depan harus dibuatkan jembatan penyeberangan orang. Karena ini ruas jalan nasional, nanti akan kami usulkan ke pemerintah pusat,” ujarnya.
Terkait kepadatan di arus lokal, kepadatan yang terjadi di tempat wisata dianggap menjadi salah satu penyebabnya. Kepala Bidang Destinasi Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudyaan Jabar Ani Widiani menyebut, jumlah wisatawan yang mengunjungi destinasi prioritas di Jabar mencapai 600.000 orang.
Jumlah tersebut belum termasuk seluruh destinasi wisata di Jabar yang mencapai 135 titik dan penghitungan dilakukan hanya pada 23-25 April 2023. Tanggal ini merupakan libur dalam momen hari raya Idul Fitri 1444 Hijriah.
“Wisata ini sangat meningkat karena masyarakat lebih leluasa setelah pembatasan mobilitas di tengah pandemi Covid-19 telah dicabut. Kalau dilihat dari okupansi hotel dalam tiga hari Lebaran itu, jumlah wisatawan saat libur Lebaran tahun ini meningkat hingga 30 persen dari tahun lalu,” ujarnya.