Lomba Pacu Perahu di Jambi Berujung Bentrok Antarsuporter
Ricuh antarsuporter terjadi di tengah lomba pacu biduk memeriahkan hari raya Idul Fitri di Sungai Tembesi, Sarolangun, Jambi. Dua korban luka dirawat intensif.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
SAROLANGUN, KOMPAS — Warga dari dua desa di Kabupaten Sarolangun, Jambi, bentrok di tengah penyelenggaraan lomba pacu perahu di kawasan Ancol, Sarolangun, Minggu (30/4/2023) malam. Akibat peristiwa itu, dua orang mengalami luka tusuk dan dirawat di rumah sakit setempat, Senin (1/5/2023).
Kepala Kepolisian Resor Sarolangun Ajun Komisaris Besar Imam Rachman mengatakan, upaya mediasi langsung dilakukan dengan para pihak terkait. Namun, pihaknya mewaspadai kemungkinan terjadinya aksi saling balas di antara warga yang bisa memicu kericuhan lagi. ”Sehingga aparat kepolisian sampai saat ini masih terus berjaga, gabungan dengan anggota TNI,” ujarnya.
Kericuhan itu berlangsung di tengah kegiatan Lomba Pacu Biduk dalam rangka memeriahkan hari raya Idul Fitri 1444 H di Sungai Tembesi, Sarolangun, Minggu. Imam mengatakan, pihaknya masih menelusuri sumber masalah di balik konflik tersebut.
Dari keterangan para saksi, katanya, ada warga Dusun Muara Indung, Desa Tanjung Rambai, bernama Rio yang tiba-tiba dikeroyok oleh para pemuda Desa Ladang Panjang. Kejadian itu langsung dilerai petugas.
Tak lama setelah itu, warga Muara Indung beramai-ramai datang ke lokasi. Kondisi ini berujung pada terjadinya keributan lebih besar antarkedua belah pihak. Insiden itu pun menimbulkan korban luka parah di kedua belah pihak.
Dari kelompok warga Desa Tanjung Rambai, Arip Pirnanda (24) mengalami luka tusuk pada dada kanan. Sementara dari kelompok warga Desa Ladang Panjang, Raihan (28) mengalami luka pada kepala. Keduanya kini masih dirawat intensif di rumah sakit setempat.
Guna mengatasi konflik, lanjut Imam, pihaknya mempertemukan kedua belah pihak untuk mediasi. Dari pertemuan itu, tercapai empat kesepakatan. Pertama, kedua belah pihak sama-sama bertanggung jawab menjamin konflik untuk tidak berlanjut. Kedua, proses hukum tetap berlanjut.
Ketiga, nilai kerugian yang timbul dari konflik itu akan dihitung kemudian. Kesepakatan terakhir, segala biaya pengobatan akibat kericuhan tersebut akan dikoordinasikan dengan Pemerintah Kabupaten Sarolangun.
Kepala Desa Ladang Panjang Sarifudin mengatakan, dalam kericuhan itu, banyak kendaraan dirusak dengan menggunakan dayung sebagai ungkapan kemarahan para suporter. Pihaknya khawatir masih ada pihak yang belum terima. ”Jadi, kami meminta jika nanti terjadi tindakan lanjutan yang tidak diinginkan, pelakunya agar langsung ditindak secara hukum,” katanya.
Salah seorang keluarga korban dari Desa Tanjung Rambai, Bayu, mengatakan, pihak keluarga masih tidak terima dengan penusukan yang menyebabkan Arip luka parah. Menurut dia, penusukan tersebut tindakan yang terencana. Pihak keluarga pun memohon penindakan tegas dari aparat penegak hukum.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sarolangun Syaifullah mengatakan, lomba pacu biduk merupakan agenda tahunan di wilayah itu. Menurut dia, selama ini penyelenggaraan lomba berlangsung aman.
Terkait ricuh tersebut, ia mengaku hal itu terjadi di luar kendali panitia penyelenggara. Pihaknya berharap konflik tak berbuntut panjang. ”Dengan adanya kejadian ini, kegiatan lomba pacu biduk untuk tahun berikutnya kemungkinan tidak kami laksanakan lagi,” katanya.