Masih banyaknya pemudik yang menggunakan sepeda motor perlu diantisipasi. Penambahan kantong parkir (buffer zone) hingga dua kali lipat di Pelabuhan Ciwandan, Banten, untuk pemudik sepeda motor, misalnya, dibutuhkan.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·5 menit baca
LAMPUNG SELATAN, KOMPAS — Penambahan kantong parkir (buffer zone) hingga dua kali lipat di Pelabuhan Ciwandan, Banten, dibutuhkan untuk penyelenggaraan mudik Lebaran tahun depan. Hal ini penting untuk menampung banyaknya pengendara sepeda motor yang melintas dari pelabuhan itu selama arus mudik dan arus balik selama libur Idul Fitri.
Demikian disampaikan oleh Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia Pusat Djoko Setijowarno, Senin (1/5/2023). Ia menilai, penyelenggaraan arus mudik menggunakan angkutan penyeberangan pada Lebaran 2023 berlangsung lancar. Sebab, kepadatan di pelabuhan berhasil terurai. Waktu tunggu kendaraan untuk masuk kapal juga tidak lama.
Namun, ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan untuk penyelenggaraan mudik selanjutnya. Misalnya, menambah kantong parkir hingga dua kali lipat bagi pengendara sepeda motor di Pelabuhan Ciwandan. Menurut Djoko, pada H-2 dan H-3 Lebaran, tampak jumlah pengendara sepeda motor melonjak dan tidak tertampung semuanya.
”Itu juga menunjukkan masih banyak masyarakat yang mudik memakai sepeda motor. Maka, ke depannya saya berharap ada lebih banyak program mudik gratis, terutama ke arah Sumatera,” ucap Djoko.
Selain itu, Djoko mengingatkan kembali pentingnya mengutamakan faktor keselamatan dalam transportasi penyeberangan. Ketersediaan jaket pelampung harus dipastikan cukup dengan jumlah penumpang.
Ia juga menilai, Surat Keputusan Bersama pembatasan operasional angkutan barang seharusnya diterbitkan jauh-jauh hari. Dengan demikian, mereka yang bergantung hidupnya pada pengiriman barang dapat mengatur waktu dan mempersiapkan diri.
Sementara itu, Direktur Komersial dan Pelayanan PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) Yusuf Hadi mengatakan, pergerakan penumpang mulai melandai seiring berlalunya puncak arus balik Lebaran 2023 yang terjadi pada Minggu (30/4/2023). Jumlah penumpang dan kendaraan, kata Yusuf, merupakan tertinggi selama periode arus balik yang berlangsung sejak Minggu (23/4/2023).
”Pemudik dengan kendaraan, misalnya, tinggal tersisa 15 persen lagi yang belum kembali dari Sumatera ke Jawa. Kalau dihitung rata sampai masa angkutan Lebaran selesai (Selasa, 3/5/2023), setiap hari terdistribusi 5-6 persen. Kapasitas pelabuhan dan kapal masih mampu menampung,” kata Yusuf Hadi ditemui seusai menginspeksi KMP Lagundi, di Selat Sunda.
Pada puncak arus balik itu, lanjut Yusuf, terdapat 138.313 penumpang dan 32.268 kendaraan yang menyeberang. Jumlah itu didapatkan dari perhitungan selama 24 jam dari Minggu (30/4/2023) hingga Senin (1/5/2023) pukul 08.00.
Adapun jumlah tersebut melebihi puncak arus balik periode pertama, yaitu pada Selasa (25/4/2023) dengan 123.232 penumpang dan 28.252 kendaraan. Selama periode arus balik, total penumpang yang menyeberang dari Sumatera ke Jawa sebanyak 834.023 orang. Artinya, hanya tinggal 9,3 persen pemudik yang belum balik dari total penumpang yang menyeberang di pelabuhan itu.
Sementara itu, total kendaraan pada periode arus balik sebanyak 180.009 unit atau tersisa 15,7 persen dari total jumlah kendaraan pada periode arus mudik, yaitu 213.737 unit.
”Arus balik, kan, lebih fleksibel dan momennya lebih panjang. Kalau sisa pemudik tidak terdistribusi hingga Selasa (3/5/2023) nanti, akan tersebar pada hari-hari berikutnya. Yang jelas, kami perkirakan puncak sudah terlewati,” ujar Yusuf.
Setelah puncak periode kedua terlewati, arus balik di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, dan Merak, Banten, melandai pada atau Senin (1/5/2023). Berdasarkan pantauan Kompas, penumpang dan kendaraan masih ramai mendatangi Pelabuhan Bakauheni. Namun, tidak terlihat kepadatan seperti hari sebelumnya, ketika antrean kendaraan mengular dari gerbang masuk pelabuhan.
Di dalam KMP Lagundi yang hendak menuju Pelabuhan Merak pada 11.37, misalnya, masih terdapat kursi-kursi penumpang yang kosong. Selain mereka yang masih melakukan perjalanan balik, penumpang KMP Lagundi adalah mereka yang hendak mudik. Salah satu pemudik, Agus Siswanto (44), mengaku sengaja mudik setelah Lebaran agar tidak terjebak kemacetan.
”Saya lebih fleksibel menentukan mudik, jadi pilih saja waktu ketika orang-orang balik biar lancar. Tadi saja tidak terlalu ramai di pelabuhan,” kata warga Jambi yang akan mudik ke Madiun, Jawa Timur, menggunakan bus ini, Senin (1/5/2023).
Yusuf mengeklaim, tahun ini mudik lebih lancar karena persiapannya sudah dilakukan jauh-jauh hari. Salah satunya menetapkan v/c ratio atau perbandingan volume penumpang dengan kapasitas kapal dan pelabuhan sebagai parameter mengurai kepadatan. Berdasarkan perhitungan itu, pihaknya membuat segmentasi kapal dengan mengaktifkan Pelabuhan Ciwandan dan Pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ).
Selain itu, reservasi tiket melalui aplikasi Ferizy juga mencapai angka 95-97 persen, meningkat signifikan dari tahun lalu yang jumlahnya di bawah 20 persen. Yusuf juga menyebut kelancaran penyelenggaraan arus mudik dan arus balik Lebaran juga terlihat dari pelayanan di dalam kapal. Terdapat dua penumpang yang mengalami masalah kesehatan dan tertangani dengan baik.
Meski begitu, terdapat evaluasi untuk meningkatkan pelayanan tahun depan. Yusuf menyoroti kehadiran Pelabuhan Ciwandan dan Pelabuhan Bandar Bakau Jaya yang terbukti berhasil memeratakan suplai penumpang sehingga tidak tertumpu pada Pelabuhan Merak saja. Menurut dia, pengalihan arus ke kedua pelabuhan itu ibarat pengaturan lalu lintas di tol.
”Tahun ini sudah representatif, Ciwandan ini memadai untuk arus mudik dan balik. Kami melihat pada saat puncak kepadatan, kami butuh tambahan dermaga tentunya. Untuk tahun depan, kami menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah berdasarkan hasil evaluasi tahun ini,” ujarnya.
Ia menambahkan, PT ASDP juga siap menghadapi tantangan ke depannya berupa peningkatan animo masyarakat untuk menyeberang seiring beroperasinya tol Trans-Sumatera. Hal yang paling penting, kata Yusuf, kapasitas dan volume penumpang tetap berimbang.