Bandara Jambi Bersiap Hadapi Puncak Kedua Arus Balik Lebaran
Hari ini diprediksi menjadi puncak kedua arus balik Lebaran di Bandara Sultan Thaha, Jambi. Jumlah penumpang diperkirakan naik lebih tinggi dibandingkan pada puncak pertama arus balik, Rabu lalu.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Bandara Sultan Thaha, Jambi, bersiap menyambut puncak kedua arus balik Lebaran 2023 yang diperkirakan berlangsung pada Minggu (30/4/2023) ini. Kenaikan jumlah penumpang diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pada puncak pertama yang terjadi Rabu lalu.
”Kami perkirakan hari ini (Minggu) akan menjadi puncak kedua arus balik,” ujar Siswanto Singodimedjo, Executive General Manager Bandara Sultan Thaha, Jambi.
Puncak pertama terjadi pada Rabu (25/4/2023) dengan jumlah 3.494 penumpang menggunakan transportasi udara. Semua penerbangan itu mengambil rute Jambi-Jakarta dan sebaliknya.
Kenaikan jumlah penumpang pada puncak arus balik pertama itu didorong oleh berakhirnya cuti bersama pada Rabu. Pemerintah telah mengumumkan bahwa masuk kerja hari pertama seusai Lebaran dimulai kembali Kamis.
Pada Kamis dan Jumat, jumlah penumpang sedikit menurun, yakni 3.445 penumpang pada Kamis dan 3.177 penumpang pada Jumat yang hanya memanfaatkan 20 maskapai.
Menurut Siswanto, kenaikan jumlah penumpang terjadi lagi. Kenaikan itu dimulai pada Sabtu (29/4/2023) kemarin. Ada sebanyak 3.839 penumpang yang memanfaatkan layanan penerbangan. Sebanyak 23 maskapai dikerahkan untuk melayani penumpang.
Siswanto memprediksi kenaikan jumlah penumpang masih akan berlanjut dan bahkan mencapai puncaknya pada Minggu ini. ”Untuk itu, kami mempersiapkan segala sesuatunya agar arus balik Lebaran bisa berjalan lancar,” tambahnya.
Angkutan batubara
Sementara itu, jalan nasional yang menghubungkan Kota Jambi–Sarolangun akan kembali dibuka bagi angkutan batubara mulai Senin (1/5/2023). Hal itu meresahkan masyarakat yang menggunakan jalan umum.
Warga Simpang Rimbo, Arini, mengatakan, warga akan kembali dilanda kemacetan karena ribuan angkutan batubara setiap hari memenuhi jalan penghubung Jambi-Sarolangun. Ia meminta pemerintah daerah melarang angkutan batubara melewati jalan umum. ”Seharusnya pengangkutan batubara lewat jalan khusus. Apalagi, jumlah yang melintas setiap harinya sudah belasan ribu unit,” katanya.
Perihal ketidaknyamanan yang bakal dikeluhkan warga pengguna jalan diakui Komisaris Besar Dhafi, Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jambi. Menurut dia, selama ini ada lebih dari 10.000 angkutan batubara yang tiap hari melewati jalan umum. Berlaku mulai Senin, jumlah angkutan akan dibatasi. Pembatasan itu berupa kuota 4.000 angkutan batubara yang boleh melintas jalan umum. Jika lebih dari jumlah itu, katanya, pemilik angkutan akan terkena sanksi administratif. Selain itu, muatan angkutan batubara dibatasi maksimal 15 ton.
Dengan pembatasan, lanjutnya, masyarakat pengguna jalan diharapkan tak terlalu terganggu. Sebagai antisipasi jika kemacetan terjadi, petugas akan melakukan pengecekan. Biasanya kemacetan parah terjadi ketika ada angkutan yang mengalami patah as atau ban bocor. Jika itu terjadi, akan dilakukan penutupan sementara angkutan keluar dari mulut tambang.
”Kalau macetnya sudah tidak ada, angkutan dari mulut tambang boleh keluar,” ujarnya.