Ajang tari tahunan bertajuk Solo Menari didorong agar bertaraf internasional. Pemanfaatan ruang publik untuk arena pertunjukan dipandang sebagai sebuah keunikan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Ajang tari tahunan Solo Menari didorong agar bertaraf internasional. Pemanfaatan ruang publik untuk arena pertunjukan dipandang sebagai sebuah keunikan. Keterlibatan masyarakat memberikan pengalaman tersendiri bagi pergelaran yang diadakan guna memeriahkan Hari Tari Sedunia tersebut.
Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno ketika membuka ajang tersebut, di Kawasan Ngarsopuro, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (29/4/2023). Turut mendampingi Sandiaga, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka dan Pemimpin Pura Mangkunegaran Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara X.
”Solo Menari 2023 merupakan momentum yang tepat untuk kita go international. Bayangan saya, dancing the public space ini akan menjadi event dunia yang dikunjungi seluruh pelaku ekonomi kreatif. Khususnya (pelaku) seni pertunjukan tari yang dengan bangga mengunjungi Kota Solo (Surakarta),” kata Sandiaga, dalam pembukaan acara tersebut.
Dalam pergelaran itu, sejumlah ruang publik ikonik dijadikan panggung pertunjukan, antara lain Kawasan Ngarsopuro, Pasar Gede, Kampung Batik, Solo Paragon Mall, dan halaman Balai Kota Surakarta. Penampilan yang disuguhkan berbeda-beda, mulai dari gelar tarian rakyat, tari modern, hingga drama tari.
Di Pasar Gede, misalnya, pertunjukan yang disajikan berupa drama tari dengan kisah ”Ramayana”. Anoman dan pasukan keranya berlarian di lorong pasar. Dalam salah satu momen, terlihat salah satu raksasa mengambil alih kios penjual daging.
Raksasa itu lalu ikut memotong-motong daging layaknya si pedagang. Para pembeli dan penjual yang kebetulan sedang bertransaksi merekam adegan itu dengan kamera ponselnya masing-masing.
”Idenya ini sangat anti mainstream, sangat out of the box. Dengan menggunakan Pasar Gede, ini menghidupkan bukan hanya pelaku seni kreatif, melainkan juga masyarakat banyak,” kata Sandiaga.
Saat ini, Sandiaga telah memasukkan Solo Menari ke dalam Kharisma Event Nusantara. Itu merupakan strategi kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan citra pariwisata Indonesia. Kerja sama itu membuat promosi atraksi wisata daerah semakin luas. Dengan demikian, kunjungan wisata berpotensi meningkat seiring banyaknya informasi mengenai atraksi wisata dari suatu daerah ke berbagai tempat lain.
”Saya harapkan event ini membuat perekonomian semakin bertumbuh, terlebih lagi menciptakan lapangan kerja. Bagaimana ajang ini bisa menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja baru. Target kami, batas atasnya ada 4,4 juta lapangan kerja yang tercipta pada 2024 nanti,” kata Sandiaga.
Pendekatannya adalah bagaimana penari atau kreator tari menyatu dengan masyarakat.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta Aryo Widyandoko meyakini, peningkatan kunjungan wisata bisa dicapai. Pasalnya, pergelaran itu tidak hanya melibatkan penari profesional, tetapi juga penari pehobi. Itu ditampilkan lewat salah satu atraksinya berupa pertunjukan tari massal.
”Rata-rata penari ini menginap dua malam. Jelas, itu akan meningkatkan masa tinggal wisatawan pula. Penari dari luar kota jumlahnya mencapai 400-an orang, belum lagi jika mereka membawa penonton, seperti teman dan keluarganya,” tutur Aryo.
Sementara itu, Koordinator Program Solo Menari Heru Mataya menyampaikan, penggunaan ruang publik sebagai arena pertunjukan demi meningkatkan keterlibatan masyarakat. Interaksi publik dan penampil memang menjadi hal yang ingin ditonjolkan dalam acara tersebut. Para penari didorong untuk merespons ruang publik yang dipilih penyelenggara.
”Pendekatannya adalah bagaimana penari atau kreator tari menyatu dengan masyarakat. Jadi, dalam semua pertunjukan, keterlibatan masyarakat menjadi sangat kuat,” kata Heru.
Lebih lanjut, Heru mengungkapkan, pembeda ajang kali ini dari acara-acara sebelumnya ialah disertakannya tari modern dalam pertunjukan. Itu bertujuan memperluas pandangan publik mengenai tari. Selain mengangkat tari bercorak seni tradisi, kesenian modern perlu diberi ruang juga. Sebab, pergelaran itu diadakan guna memeriahkan Hari Tari Sedunia yang jatuh pada 29 April ini.