Hilangnya Induk Nyado Menyulut Gejolak Sosial di Komunitas Orang Rimba
Hilangnya induk Nyado memicu kemarahan warga komunitas Orang Rimba di wilayah Sarolangun, Jambi. Warga mendesak aparat cepat menangkap dukun gadungan yang diduga penyebab hilangnya Nyado sejak dua pekan lalu.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
IRMA TAMBUNAN
Warga komunitas Orang Rimba menyiapkan makanan seusai ritual memandikan bayi di wilayah Punti Kayu, Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi, Sabtu (2/7/2022). Pelestarian hutan perlu diperkuat sebagai ruang hidup bagi komunitas pedalaman itu.
JAMBI, KOMPAS — Tragedi hilangnya induk Nyado, warga Komunitas Orang Rimba, sejak dua pekan lalu mulai memunculkan gejolak sosial di Sarolangun, Jambi. Sebagian kalangan melihat fenomena ini menjadi bentuk diskriminasi lainnya pada Orang Rimba.
Terkait ini, tiga pimpinan komunitas Orang Rimba di wilayah Terab, Serengam, dan Lubuk Buayo, yang mendiami Kabupaten Sarolangun dan Batanghari berkumpul, Selasa (25/4/2023). Mereka membahas penculikan yang menimpa induk (perempuan) Nyado.
Para pimpinan kelompok itu sepakat meredam amarah warganya. Mereka juga sepakat menerapkan hukum adat terhadap DS, dukun gadungan, yang diduga membawa lari Nyado.
Menurut Temenggung Ngelembo, pemimpin di wilayah Terab, warga semakin panik. Alasannya, belum ada perkembangan pencarian terhadap DS.
”Warga sangat marah atas kejadian ini,” katanya.
Jika dibiarkan tanpa solusi, ia khawatir gejolak sosial makin tak teratasi berujung konflik. Ngalembo pun berharap aparat penegak hukum dapat cepat bertindak.
Warga menikmati makan seusai ritual memandikan anak di komunitas Orang Rimba di Taman Nasional Bukit Duabelas, Sarolangun, Jambi, Sabtu (2/7/2022).
Menurut Ngelembo, sesuai rapat adat, para pimpinan kelompok sepakat menerapkan denda adat kepada DS. Dendanya berupa 500 lembar kain sebagai ”cuci kampung” dan 500 lembar kain sebagai ”pemecat”.
Keduanya dimaknai sebagai tradisi membersihkan dari tindakan kejahatan dan asusila kepada Orang Rimba.
Menurut Temenggung Lambu, pimpinan di wilayah Lubuk Buayo, hilangnya Nyado menimbulkan gelombang ketakutan.
”Induk-induk lainnya ketakutan. Mereka lari masuk ke dalam rimba,” katanya.
IRMA TAMBUNAN
Kondisi hunian di komunitas Orang Rimba dalam Taman Nasional Bukit Duabelas, Sarolangun, Jambi, Sabtu (2/7/2022).
Kepala Polres Sarolangun Ajun Komisaris Besar Imam Rachman mengatakan, aparat masih berupaya mencari titik terang keberadaan DS. Pihaknya telah mendapat nomor kontak anak DS dan mengupayakan komunikasi dengannya untuk mempercepat pencarian.
Peneliti Sosial dari Universitas Nurdin Hamzah di Jambi, Wenny Ira, mengatakan lambannya penanganan aparat penegak hukum terhadap masalah yang dihadapi Orang Rimba menunjukkan masih adanya diskriminasi. Diskriminasi itu didapatinya tidak hanya soal hukum, tetapi merata pada hampir segala aspek kehidupan Orang Rimba.
Hasil riset yang dilakukan dalam proyek riset Estungkara bersama Pundi Sumatera, timnya mendapati minimnya akses dan dukungan negara pada Orang Rimba, Riset itu berlangsung pada Juli hingga Agustus 2022 pada dua kelompok komunitas Orang Rimba di wilayah Bungo.
Hasilnya, akses pendidikan dan kesehatan rendah. Apalagi akses literasi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan kehidupan sosial. ”Dampaknya, kemampuan membaca dan menulis sangat rendah. Pada kalangan perempuan, bahkan hanya 0,1 persen yang memiliki kemampuan membaca dan menulis,” ujarnya.
IRMA TAMBUNAN
Menteri Sosial Tri Rismaharini menemui komunitas Orang Rimba di wilayah Bukit Duabelas, Kabupaten Batanghari. Jambi, Rabu (10/3/2021). Selain membari sejumlah bantuan ekonomi dan sosial, Risma menawarkan bantuan lahan kelola untuk pangan serta layanan internet untuk mendukung pendidikan bagi anak-anak rimba.
Ia mendorong agar negara memaksimalkan akses bagi Orang Rimba, setidak-tidaknya pada layanan-layanan dasar. Sejauh ini, ia melihat belum ada upaya kolaboratif untuk meningkatkan literasi terhadap komunitas pedalaman tersebut.
”Padahal, dukungan ini penting agar mendorong mereka memiliki pemahaman pengetahuan sebagai bekal menjalani kehidupan di tengah masyarakat,” tambahnya.