Sebanyak 39.541 kendaraan dan 165.860 penumpang menyeberang dari Jawa ke Sumatera sejak Kamis malam hingga Jumat pagi.
Oleh
Ayu Nurfaizah
·3 menit baca
CILEGON, KOMPAS — Penyeberangan Jawa-Sumatera masih dipadati pemudik hingga Jumat (21/4/2023) pagi. Meskipun begitu, di Pelabuhan Merak, kepadatan tidak sampai menimbulkan kemacetan di luar pelabuhan.
Berdasarkan data Posko Merak per Jumat (21/4/2023) pukul 08.00, sebanyak 39.541 kendaraan dan 165.860 penumpang telah menyeberang dari Jawa ke Sumatera dalam 24 jam terakhir. Di Pelabuhan Merak, jumlah kendaraan roda empat yang menyeberang 18.756 unit, naik sedikit dari malam hari sebelumnya, yaitu 18.542 unit.
Sementara itu di Pelabuhan Ciwandan yang digunakan untuk melayani penyeberangan sepeda motor dan truk tahun ini juga masih ramai hingga H-2 Lebaran. Total sebanyak 18.521 kendaraan roda dua menyeberang sejak Kamis malam hingga Jumat pagi. Jumlah ini turun dari malam sebelumnya, yaitu 18.753 unit.
Adapun total jumlah truk yang menyebrang di Pelabuhan Ciwandan dan Bandar Bakau Jaya naik dari 1.064 unit pada hari sebelumnya menjadi 1.456 unit hingga Jumat pagi. Mengantisipasi masih tingginya jumlah kendaraan yang menyeberang, PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry mengoperasikan 48 kapal.
”Total penumpang yang menyeberang dari Jawa ke Sumatera sejak H-10 hingga H-2 Lebaran mencapai 801.049 orang. Jumlah ini naik 5 persen pada periode yang sama tahun lalu, yaitu 760.911 orang,” ujar Shelvy Arifin, Corporate Secretary ASDP, Jumat (21/4/2023).
Sempat terjadi kepadatan di luar Pelabuhan Merak pada sekitar pukul 23.30, hal ini disebabkan karena kendaraan mengantre masuk ke pelabuhan. Periode paling ramai di Merak, yaitu pada tengah malam hingga pulul 01.30, meskipun begitu kepadatan tidak sampai menimbulkan kemacetan di Jalan Raya Merak. Sementara, kepadatan kendaraan dan penumpang pejalan kaki mulai berkurang sejak pukul 02.00.
Adapun sekitar pukul 03.00 hingga subuh, seluruh area Merak tampak lengang. Mobil masih silih berdatangan di area pelabuhan eksekutif, tetapi antreannya masih di area ruang tunggu sebelum masuk ke dermaga. Berbeda dari tengah malam hingga subuh hari sebelumnya yang antreannya mencapai 300-400 meter di area tunggu setelah masuk gerbang.
Sementara itu, di pelabuhan reguler khususnya dermaga 1, 2, 3, juga lengang hingga subuh. Antrean kendaraan roda empat cepat terurai dengan mencukupinya satu gelombang antrean masuk ke dalam kapal. Bahkan pada pukul 04.30 hanya dermaga 2 yang ada antrean kendaraan yang hendak memasuki kapal. Sementara itu, pada Jumat pagi hingga siang seluruh area Merak tampak lengang walaupun masih ada penumpang.
Salah satu penumpang pejalan kaki di Merak, Iwanata Defrianto (22), menuju Lampung Tengah dari Semarang, Jawa Tengah. Mahasiswa Universitas Diponegoro ini naik kereta api sampai Stasiun Cilegon kemudian lanjut menggunakan ojek hingga Merak.
Ia merasa kesulitan mencari kendaraan dari Stasiun Cilegon menuju Merak. ”Angkot susah, begitu pula ojek daring,” tuturnya.
Untuk mencapai rumahnya di Lampung Tengah, total Iwanata menempuh 16 jam, baik perjalanan darat maupun laut. Ia memilih keberangkatan menggunakan kereta api H-2 Lebaran sore hari agar sampai di Merak dini hari. Hal ini dilakukan untuk menghindari keramaian, selain ia juga baru bisa pulang saat itu karena ada urusan.
Sebelumnya, Direktur Komersial dan Pelayanan ASDP Yusuf Hadi mengatakan, pada periode Lebaran kali ini Stasiun Merak tidak dioperasikan. Kereta api berhenti di Stasiun Cilegon yang berjarak sekitar 13 kilometer dari Merak. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemacetan jalan saat kereta melintas.
”Kami menyediakan bus Damri dan angkutan gratis bagi penumpang dari Stasiun Cilegon. Total ada 4 bus dan 20 angkutan yang disediakan,” ujarnya.