Sejumlah masjid di Purwokerto menggelar shalat gerhana matahari. Jemaah diajak semakin dekat dengan Allah SWT.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Jemaah Masjid Baitul Arqam di Kelurahan Sumampir, Kecamatan Purwokerto Utara, dan Masjid Agung Baitussalam di Sokanegara, Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggelar shalat gerhana matahari. Atas fenomena alam yang luar biasa tersebut, jemaah diajak untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT, Sang Pencipta Kehidupan.
”Tujuannya untuk mengamalkan sunah Nabi, yang dianjurkan Nabi, maka ketika ada gerhana matahari disunahkan kepada kita untuk menjalankan shalat sebagai salah satu bentuk syukur dan tobat kita kepada Allah SWT,” kata Ketua Takmir Masjid Baitul Arqam Nasruddin di Purwokerto, Kamis (20/4/2023).
Menurut Nasruddin, puncak gerhana matahari di wilayah Banyumas yang tampak sebagian terjadi pada pukul 10.40. Oleh karena itu, shalat mulai digelar pukul 10.35. ”Alhamdulillah di masjid kami setiap ada gerhana, baik gerhana matahari maupun bulan, diadakan shalat gerhana,” ujarnya.
Lewat shalat gerhana, kata Nasruddin, jemaah diajak semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. ”Dianjurkan dalam shalat gerhana ini, dimulai dengan banyak berzikir, banyak takbir, mengagungkan Allah SWT, banyak beristigfar, minta ampunan dari Allah SWT,” katanya.
Nasruddin juga menyampaikan, dalam shalat gerhana, jemaah diajak kian mengagumi Allah sebagai pencipta alam semesta. ”Allah SWT ini Mahakuasa atas segalanya, menciptakan segalanya, mengubah segalanya dan termasuk kejadian gerhana ini,” ujarnya.
Selain di Sumampir, shalat gerhana juga digelar di Masjid Agung Baitussalam, Purwokerto. Alief Einstein dari Humas Masjid Agung Baitussalam Purwokerto menyampaikan, sikap ajaran Islam terhadap peristiwa gerhana yakni banyaklah berdoa kepada Allah SWT, bertakbirlah, dirikan shalat, dan bersedekahlah.
Jemaah diajak kian mengagumi Allah SWT sebagai pencipta alam semesta. (Nasruddin)
”Gerhana matahari hibrida bisa dibilang sebagai gerhana yang langka dan menakjubkan karena tidak terjadi setiap tahun. Semoga kita semua bisa belajar dari peristiwa gerhana ini,” tutur Einstein.
Seperti diberitakan Kompas.id, Minggu (16/4/2023), setelah tujuh tahun, gerhana matahari total kembali bisa disaksikan di Indonesia. Gerhana akan berlangsung pada Kamis (20/4/2023). Namun, gerhana kali ini hanya bisa disaksikan di wilayah timur Indonesia. Sisanya, seluruh wilayah Indonesia, kecuali ujung barat Sumatera, akan bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian.
Gerhana matahari total (GMT) yang bisa disaksikan di Indonesia itu merupakan bagian dari gerhana matahari hibrida (GMH) 20 April 2023. GMH adalah tipe gerhana matahari yang merupakan gabungan dari GMT dan gerhana matahari cincin (GMC) dengan satu tempat hanya bisa menyaksikan satu jenis gerhana. Kedua ujung lintasan GMH akan mengalami GMC, sedangkan daerah di tengahnya akan mengalami GMT.
Lintasan GMH ini memiliki lebar maksimum 49 kilometer dan terentang sejauh ribuan kilometer. Gerhana dimulai saat matahari terbit di sekitar kepulauan vulkanik daratan selatan dan Antarktika Perancis di selatan Samudra Hindia dan tenggara Afrika. Kemudian, jalur gerhana menyusuri Samudra Hindia hingga akhirnya tiba di Tanjung Exmouth dan Pulau Barrow, Australia Barat, dan menyapu sisi timur Timor Leste (Kompas.id, 16/4/2023).