Berkah Lebaran untuk Buruh Gendong dari Presiden Jokowi
Para buruh gendong bisa sedikit semringah menyambut perayaan Idul Fitri di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Mereka menerima bantuan berupa sembako disertai “salam tempel”. Bantuan itu diberikan langsung Presiden Jokowi.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
Para buruh gendong bisa sedikit semringah menyambut perayaan Idul Fitri di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Mereka menerima bantuan berupa sembako yang disertai ”salam tempel”. Lebih istimewa lagi, bantuan diberikan langsung oleh Presiden Joko Widodo yang sedang pulang kampung. Pemberian Presiden menjadi berkah buat wong cilik.
Sekelompok ibu-ibu buruh gendong berkaus merah berbaris dan saling berdesakan di lantai tiga Pasar Legi, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (20/4/2023). Tampak selendang jarit dan tenun tersampir pada pundak mereka. Tangan mereka masing-masing membawa sebuah kupon bertuliskan angka-angka. Kupon itu diangkat tinggi di hadapan petugas keamanan berbadan tegap.
Wajah lelah mereka seketika berubah cerah sewaktu melihat kemunculan Presiden Joko Widodo dari tangga pasar. Suasana yang semula tenang mendadak riuh rendah. Sebagian ibu yang berada dalam barisan malah berusaha keluar barisan mendekati Presiden yang membawa sejumlah amplop putih. Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) meminta setiap warga yang berusaha mendekat untuk bersabar dan kembali ke barisannya.
Segera saja, Presiden menuju ke ibu-ibu yang telah berbaris sedari tadi. Satu per satu amplop putih itu diberikan. Responsnya bermacam-macam. Ada yang mencium tangan Presiden, ada juga lainnya yang langsung bergegas keluar dari barisan dengan tersenyum lebar.
Suprapti (43) termasuk salah seorang buruh gendong yang mendapatkan ”salam tempel” dari Presiden. Napasnya tampak tersengal-sengal setelah berdesak-desakan dalam rombongan tersebut. Ia menepi sejenak di sudut pasar sambil menenteng tas jinjing berwarna merah putih dengan logo Istana Kepresidenan. Tas itu berisi sejumlah bahan pokok, seperti beras, gula, dan teh.
Bagi Suprapti, bantuan itu bak durian runtuh. Penghasilannya tak pernah menentu setiap hari. Terkadang ia bisa mengantongi Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per hari. Pendapatan itu dinilainya sudah sangat baik. Sebab, di lain hari, bisa jadi ia tak memperoleh uang sepeser pun.
”Ini malah dapat bantuan ketika Lebaran sudah dekat. Jadi semacam ada tambahan uang. Isi amplopnya Rp 250.000. Ya, nanti untuk beli-beli kebutuhan Lebaran. Terima kasih, Pak Jokowi!” ucap Suprapti.
Suprapti telah menjadi buruh gendong sekitar 10 tahun lalu. Sebagai orang berpenghasilan cekak, ia merasa bersyukur dengan bantuan semacam itu. Terlebih lagi, Presiden memang dikenal sering membagikan bantuan sosial di sela-sela kunjungannya ke berbagai daerah.
”Rasa-rasanya, zaman Pak Jokowi ini, kok, ada banyak bantuan. Harapannya setiap tahun ada bantuan buat kami yang memang wong cilik ini. Senang sekali jika benar-benar setiap tahun itu terwujud,” ujar Suprapti.
Hal serupa disampaikan Surami (50), buruh gendong perempuan asal Karanganyar. Menurut dia, Presiden Jokowi tergolong sebagai sosok yang sering memberikan bantuan sosial secara mendadak. Ia menganggap hal itu sebagai rezeki. Khususnya, untuk orang-orang berpenghasilan rendah sepertinya yang belum tentu setiap hari bisa mengantongi pundi-pundi rupiah.
Mimpi apa saya orang kecil kayak gini bisa bersalaman dengan beliau. Ini jadi berkah Lebaran buat saya dan keluarga. (Surami)
Surami menyebutkan, informasi awal yang diterimanya, ia hanya akan mendapatkan bantuan berupa bahan pokok. Ia sungguh tak menyangka ketika bantuan yang akhirnya diterima juga termasuk uang tunai yang diberikan langsung oleh Presiden.
”Mimpi apa saya orang kecil kayak gini bisa bersalaman dengan beliau. Ini jadi berkah Lebaran buat saya dan keluarga,” kata Surami.
Ditemui terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi menyampaikan, agenda pembagian sembako diinformasikan kepadanya sejak beberapa hari yang lalu. Pihaknya hanya diminta menyiapkan data jumlah buruh gendong. Adapun pemberian bantuan menurut rencana dilakukan di dua pasar, yakni Pasar Legi dan Pasar Gede.
”Pak Jokowi hari ini ingin menyapa kuli panggul dan buruh gendong. Itu sekaligus mau mengucapkan Idul Fitri dengan memberikan bingkisan sembako. Di Pasar Gede, ada 170 orang, sedangkan di Pasar Legi itu ada 730 orang,” kata Heru.
Praktiknya, hari itu hanya Pasar Legi yang dikunjungi Presiden secara langsung. Meski demikian, pembagian sembako di Pasar Gede tetap dilakukan seperti yang direncanakan sebelumnya. Mekanisme pembagiannya menggunakan kupon yang telah dibagikan lebih dahulu oleh pengelola pasar.
”Para calon penerima sudah kami beri kupon. Jadi tidak ada rebutan. Mereka yang menerima itu hanya yang punya kupon,” ujar Heru.