Nyanyian Sahur yang Merekatkan Keberagaman di Ujung Timur Indonesia
Kelompok Pemuda Melati Raya di Kota Sorong, Papua Barat, menyambut bulan Ramadhan dengan melaksanakan kegiatan bertajuk ”Gendang Sahur”. Kegiatan ini melibatkan 60 pemuda tanpa memandang perbedaan agama.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·4 menit baca
Di Kota Sorong, Papua Barat Daya, sekelompok pemuda berkreasi dengan alunan lagu untuk membangunkan umat Muslim untuk bangun sahur. Pesertanya beragam, baik usia maupun agama. Gendang Sahur, nama kegiatan pemuda ini, berusaha merajut dan menguatkan tali silahturahmi dari ujung timur Indonesia.
Waktu menunjukkan pukul 02.45 WIT di kompleks Melati Raya, Kelurahan Klasabi, Distrik (Kecamatan) Sorong Manoi, pada Kamis (6/4/2023). Tampak puluhan pemuda mulai berkumpul di depan salah satu kios di kompleks tersebut.
Total ada 25 pemuda yang berkumpul pada kamis dini hari yang dingin itu. Sebagian dari mereka membawa ala musik, yakni gitar, gendang, dan tamborin. Mereka adalah anggota Kelompok Pemuda Melati Raya. Muhammad Saman Bugis, salah satu pembina kelompok, telah menanti mereka di depan kios itu sejak pukul 02.00 WIT.
Mereka akan melaksanakan kegiatan yang dikenal dengan sebutan Gendang Sahur. Dalam kegiatan ini, para pemuda ini menyanyikan lagu kasidah dengan beberapa alat musik untuk membangunkan umat Muslim menjelang sahur.
Tepat pukul 03.00 WIT, bunyi tamborin disertai gendang memulai Gendang Sahur yang ditampilkan Kelompok Pemuda Melati Raya. Mereka bernyanyi sambil bertepuk tangan dan melakukan gerakan berjalan satu langkah ke kiri dan satu langkah ke kanan.
”Assalamu'alaikum kami ucapkan. Maafkan jika kami mengganggu. Kami ini Gendang Sahur Remaja Al Fatah. Datang membangunkan kaum muslimin.” begitu penggalan lirik dari salah satu lagu kasidah yang dinyanyikan Kelompok Pemuda Melati Raya.
Para pemuda ini tampil sekitar 15 menit di lokasi tersebut. Mereka menyanyikan empat lagu kasidah yang berjudul ”Nabi Yusuf”, ”Siti Fatimah”, ”Bulan Ramadhan”, dan ”Selamat Berpisah”.
Marciano Kadubun, salah seorang anggota Kelompok Pemuda Melati Raya, bernyanyi dengan lantang. Ia tampil begitu bersemangat di tengah para anggota Pemuda Melati Raya. Pria asal Maluku berusia 30-an ini turut bergoyang bersama pemuda Melati Raya.
Ia mengikuti Gendang Sahur di dua lokasi hingga kegiatan tersebut berakhir. Tahun lalu, Marciano ikut ambil bagian dalam Gendang Sahur Pemuda Melati Raya.
”Melalui Gendang Sahur terlihat persatuan kami untuk menjaga kerukunan beragama di Kota Sorong melalui kompleks Melati Raya,” ucap Marciano, yang beragama Nasrani.
Setelah tampil di lokasi pertama, Marciano bersama puluhan pemuda lainnya pun bergeser ke lokasi kedua yang masih berada di dalam kompleks tersebut. Lokasi tersebut yang berjarak sekitar 50 meter dari tempat penampilan mereka yang pertama.
Marciano bersama rekan-rekannya kembali menyanyikan empat lagu kasidah tersebut. Warga setempat tak hanya umat Muslim menyambut kegiatan Gendang Sahur dengan antusias. Mereka pun mendokumentasikan kegiatan tersebut melalui telepon selulernya.
Ajang silahturahmi
Kelompok Pemuda Melati Raya telah melaksanakan kegiatan Gendang Sahur sejak tahun 2019 lalu. Kegiatan ini sempat terhenti karena pandemi Covid-19 pada tahun 2020 lalu.
Total 60 pemuda tergabung dalam kelompok ini. Pada mulanya mereka menggunakan alat musik yang lengkap, seperti gitar hingga drum beserta peralatan sound system dalam kegiatan Gendang Sahur.
Biasanya dalam pelaksanaan Gendang Sahur terlaksana di dua lokasi dalam sehari. Kegiatan ini berjalan durasi maksimal 30 menit.
”Kami terkendala biaya sewa kendaraan untuk mengangkut alat musik tersebut . Akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan alat musik yang mudah dibawa, seperti gendang, gitar, dan tamborin,” ungkap Muhammad Saman Bugis, salah satu pembina Kelompok Pemuda Melati Raya.
Saman menuturkan, kegiatan Gendang Sahur dengan menyanyikan lagu kasidah merupakan satu-satunya di Kota Sorong. Pada Lebaran tahun ini, Kelompok Pemuda Melati Raya telah menampilkan Gendang sejak 23 Maret lalu.
”Melalui kegiatan ini kami ingin menjalin silaturahmi dengan sesama umat Muslim. Dalam Lebaran tahun ini, Kelompok Pemuda Melati Raya juga tampil dengan sukarela di sejumlah kelurahan, seperti Malabutor, Remu Selatan, Malawei, Kladufu, dan Rufei,” papar pria berusia 46 tahun ini.
Sementara itu, Fadlan Sanusi Rahaningmas, salah satu anggota Kelompok Pemuda Melati Raya, mengatakan, mereka telah berlatih dalam beberapa minggu terakhir jelang memasuki bulan Ramadhan. Meskipun cukup menguras tenaga, latihan ini demi menciptakan penampilan Gendang Sahur yang kompak.
”Kami sangat puas bisa menampilkan Gendang Sahur dengan begitu kompak dan penuh dengan suasana kekeluargaan. Sikap ini tecermin dalam kehidupan sehari-hari kami sangat kompak dalam berbagai kegiatan yang positif,” tutur Fadlan.