Imbas ”One Way” di Jalan Tol, Pantura Cirebon Padat Saat Mudik
Penerapan sistem satu arah atau ”one way” untuk arus mudik di jalan tol berimbas pada jalur pantai utara Cirebon, Jawa Barat. Jalan arteri tersebut padat dengan kendaraan yang menuju Jakarta.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS – Penerapan sistem satu arah atau one way untuk arus mudik di jalan tol berimbas pada jalur pantai utara Cirebon, Jawa Barat. Jalan arteri tersebut padat dengan kendaraan menuju Jakarta. Polisi pun mengalihkan kendaraan menuju jalur alternatif.
Hingga Selasa (18/4/2023) petang, antrean kendaraan lebih dari satu kilometer menuju ke Jakarta masih terpantau dari pertigaan Kalijaga hingga Jalan Jenderal Ahmad Yani, Cirebon. Kecepatan kendaraan, seperti mobil, bus, dan truk pun hanya sekitar 10 kilometer per jam.
Kepadatan itu mulai terjadi sekitar pukul 14.30, setelah pemerintah dan kepolisian menerapkan sistem one way dari Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama Kilometer 72 ke GT Kalikangkung KM 414. Akibatnya, kendaraan yang ingin menuju Jakarta tidak bisa melalui jalur tol tersebut.
”Hari ini, penerapan one way pertama. Imbasnya, (kendaraan) ke jalur arteri sehingga terjadi kepadatan atau penumpukan,” kata Kepala Pos Pengamanan Kalijaga Polres Cirebon Kota Inspektur Satu Polisi Wawan Hermawan, Selasa.
Akibatnya, kendaraan memadati jalur arteri di Cirebon yang mengarah ke Jakarta. Tidak hanya pemudik, warga setempat juga turut melintas. Bahkan, lanjutnya, antrean kendaraan sempat memanjang hingga 5 km dari Plered hingga Cideng. Sebuah truk juga mogok di daerah itu.
Untuk mengurai kepadatan di jalur arteri, pihaknya mengalihkan kendaraan menuju jalur alternatif dari Pertigaan Karanganom ke Jalan Sisingamangaraja-Kapetakan-Krangkeng-Indramayu-Lohbener dan menuju ke Jakarta. ”Jalur di sana masih lengang. Jalannya juga besar,” ucapnya.
Meski demikian, sejumlah pengendara sempat berdebat dengan polisi karena ingin tetap melewati jalur arteri Cirebon. Kondisi ini sempat memicu antrean kendaraan. Petugas pun meminta pengendara roda empat agar melalui jalur alternatif, sedangkan roda dua diizinkan melintas.
Wawan mengatakan, rekayasa lalu lintas dengan pengalihan arus melihat situasi di lapangan. Jika daerah Kedawung yang mengarah ke Jakarta padat hingga perempatan Pemuda sekitar 2 km, maka polisi akan menutup sementara arus menuju Jakarta dan mengalihkan ke jalur alternatif.
”Sampai sekarang, baru dua kali pengalihan arus. Tapi, ini masih bisa berlanjut. Apalagi, puncaknya (arus mudik) itu besok (Rabu, 19/4/2023),” ungkapnya. Pihaknya pun terus berkoordinasi dengan petugas di wilayah Kedawung dan Polres Indramayu untuk memperlancar pengalihan arus mudik.
Kepala Bidang Pengembangan dan Keselamatan Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon Erwin Nurintan mengatakan, di tengah padatnya arus ke Jakarta, kendaraan yang mengarah ke Jawa Tengah juga meningkat. ”Data kami pada Selasa pukul 00.00-15.00, ada 41.699 kendaraan ke Jateng,” katanya.
Jumlah ini melonjak dibandingkan kendaraan yang mengarah ke Jateng pada Senin (17/4/2023) pukul 00.00-15.00, yakni 28.241 unit. Sebagian besar kendaraan adalah sepeda motor. Untuk memperlancar arus mudik, pihaknya bersama polisi mengantisipasi titik rawan kemacetan.
Kepala Polresta Cirebon Komisaris Besar Arif Budiman mengatakan, 1.660 petugas gabungan bersiaga di jalur tol dan arteri Cirebon. Mereka akan mengurai titik kepadatan di sejumlah pasar tumpah sepanjang pantura, seperti di Tegalgubug, Palimanan, Kanci, hingga Gebang.
”Kami juga telah menyiagakan tim urai untuk mencegah kepadatan arus kendaraan akibat dampak dari sistem one way di jalur tol. Sejauh ini, arus lalu lintas dari Jateng menuju Jakarta masih terpantau lancar,” ungkapnya.