Aplikasi ”Dagangan” Dorong Pemilik Warung Naik Kelas
Lewat aplikasi "Dagangan", pemilik warung dipermudah mendapatkan barang. Tinggal pesan dari rumah, barang diantar dan pembayaran dilakukan setelah barang datang.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Startup rural ecommerce ”Dagangan” meresmikan Komunitas Sobat Dagangan sebagai wadah untuk berkoneksi antarpelaku UMKM khususnya pemilik warung atau toko sembako pengguna aplikasi Dagangan di Kabupaten Banyumas, Jawa. Lewat komunitas dan aplikasi Dagangan, pemilik warung didorong untuk naik kelas.
”Dalam mendukung perkembangan UMKM di Banyumas, Dagangan berkontribusi melalui efisiensi distribusi bahan-bahan sehari-hari bagi UMKM dengan menawarkan kemudahan untuk melengkapi kebutuhan harian dengan harga produk yang lebih murah dan gratis ongkir terutama pemilik warung dan sembako,” kata President & Co-Founder Dagangan Wilson Yanaprsetya di Heterospace Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (14/4/2023).
Wilson menyampaikan, lewat komunitas Sobat Dagangan, para pelaku UMKM khususnya pemilik warung dapat saling berinteraksi dan meningkatkan keterampilan berdagang.
”Harapan kami dengan adanya komunitas ini, Dagangan dapat memberi dampak positif bagi anggota. Lewat komunitas ini, pemilik warung bisa berkoneksi dengan pebisnis bisnis lain, mendapatkan wawasan baru dalam mengelola bisnis yang benar,” tuturnya.
Menurut Wilson, total pengguna Dagangan di Jawa Tengah sudah mencapai 10.000 dan total transaksi mencapai 600.000. Sejak 2019, layanan Dagangan telah menjangkau lebih dari 20.000 desa di wilayah Jawa. ”Kami total mempunyai 22 gudang mikro yang tersebar di sejumlah wilayah di Jawa Tengah,” ujarnya.
Wilson menyebutkan, Dagangan tidak hanya menjual barang dari luar Banyumas, tetapi juga membeli barang dari wilayah Banyumas, seperti gula dan beras, untuk dijualkan ke daerah atau kota lainnya.
Bupati Banyumas Achmad Husein yang meresmikan Komunitas Sobat Dagangan menyambut baik inovasi dan upaya Dagangan untuk mendorong UMKM naik kelas. ”Ini adalah terobosan. Dengan terobosan ini, harga barang-barang lebih murah daripada harga pasar. Sekarang tinggal bagaimana menginformasikan ini kepada masyarakat. Kalau harga lebih murah, bisa menurunkan inflasi,” papar Husein.
Salah satu mitra Sobat Dagangan, Tri Ogeti (38), yang juga pemilik Toko Hartono di Arcawinangun, Purwokerto, menyampaikan, dirinya sudah bergabung menjadi Sobat Dagangan sejak setahun yang lalu. Ogeti yang disapa Geti ini melanjutkan usaha toko sembako dari kedua orangtuanya yang memiliki warung itu selama 38 tahun.
Menurut Geti, sebelum bergabung dengan Sobat Dagangan, dirinya selalu belanja ke pasar untuk membeli barang-barang, tetapi kini lewat aplikasi Dagangan, sekitar 90 persen barang dagangannya sudah bisa dipesan dari rumah dan langsung diantar 1-2 hari ke tokonya.
”Bayarnya langsung kalau barang sudah sampai. Lumayan ada selisih harga sampai Rp 1.000. Harganya sangat bersaing,” tutur Geti, yang per bulan bisa belanja barang dagangan, seperti sabun, kecap, aneka makanan ringan atau kopi, sampai Rp 10 juta.
Geti juga bersyukur bisa bergabung dengan komunitas ini karena selain mempermudah mendapatkan barang dagangan, dia juga bisa menghemat ongkos kirim dalam berbelanja. Selain itu, penggunaan aplikasi juga sering membuatnya mendapatkan sejumlah voucher dan hadiah bagi Sobat Dagangan.