Terduga Teroris yang Ditembak Mati Densus Sudah Satu Tahun Bersembunyi di Lampung
Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap kelompok terduga teroris yang bersembunyi di kawasan hutan Register 22, Lampung. Salah satu terduga teroris diperkirakan sudah satu tahun bersembunyi di Lampung.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
PRINGSEWU, KOMPAS — Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap kelompok terduga teroris yang bersembunyi di kawasan hutan Register 22, Lampung, Rabu (12/4/2023). Dari lima orang yang ditangkap, dua di antaranya ditembak mati. Salah satu terduga teroris yang ditembak mati diperkirakan sudah satu tahun bersembunyi di Lampung.
Kepala Desa Sendangbaru, Kecamatan Sendang Agung, Kabupaten Lampung Tengah, M. Basaruddin, yang ikut dalam penangkapan teroris, menceritakan, tim densus sudah melakukan pengintaian sejak Selasa (11/4/2023).
Penangkapan kelompok terduga teroris dilakukan di dua lokasi berbeda di kawasan hutan Register 22, yang masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Pringsewu, Lampung.
Penangkapan pertama dilakukan pada Rabu sekitar pukul 05.00 WIB, sementara penangkapan di lokasi kedua dilakukan pukul 16.00. Dari dua lokasi itu, ada lima orang yang ditangkap, dua di antaranya ditembak mati.
Basaruddin menyebut, terjadi baku tembak antara tim Densus dan terduga teroris. Bahkan, satu orang tim Densus terluka setelah tertembak di bagian perut. Dua orang terduga teroris tertembak mati saat kontak senjata dengan aparat.
Barang bukti
”Saya melihat ada barang bukti senjata laras panjang, senjata angin, dan banyak senjata tajam yang disita. Ada juga buku-buku panduan jihad,” kata Basaruddin saat dihubungi Kompas dari Bandar Lampung, Kamis (13/4/2023).
Ia mengaku hanya mengenali satu orang terduga teroris yang ditembak mati oleh tim Densus. Pria tersebut selama ini mengenalkan diri dengan nama Sambada pada warga sekitar. Meski tinggal di dalam kawasan hutan, ia sering berinteraksi dengan warga Desa Sendangbaru.
”Yang bersangkutan diperkirakan sudah satu tahun bersembunyi di dalam kawasan hutan,” katanya.
Ia mengaku terkejut adanya kelompok terduga teroris yang bersembunyi di dalam kawasan hutan Register 22, Lampung. Selama ini, Sambada yang ternyata buronan Densus dikenal warga sebagai petani kebun.
Jarak antara lokasi penangkapan pertama dan kedua sekitar 3,5 jam perjalanan dengan berjalan kaki.
Apalagi terduga teroris ini sering kali menjual hasil kebun berupa pisang kepada warga desa. Berdasarkan informasi, penangkapan kelompok teroris ini terkait dengan peristiwa bom Bali dan Poso.
Selama ini, Desa Sendangbaru menjadi akses masuk ke dalam kawasan hutan Register 22 dari Kabupaten Lampung Tengah. Sementara dari Kabupaten Pringsewu, akses masuk menuju kawasan hutan Register 22 melalui Desa Margosari, Kecamatan Pagelaran Utara.
”Jarak antara lokasi penangkapan pertama dan kedua sekitar 3,5 jam perjalanan dengan berjalan kaki,” katanya.
Menurut dia, jenazah dua terduga teroris yang ditembak mati dan satu orang tim Densus yang terluka dalam penangkapan itu langsung dibawa tim densus ke RS Bhayangkara, Bandar Lampung.
Satu jenazah dibawa keluar dari dalam hutan melalui Lampung Tengah, sementara satu jenazah terduga teroris lainnya dan anggota Densus yang terluka dibawa keluar kawasan hutan dari wilayah Kabupaten Pringsewu.
Sementara itu, Camat Pagelaran Utara Zainal Abidin menuturkan, evakuasi jenazah terduga teroris dan tim Densus yang terluka melibatkan petugas puskesmas dari Kecamatan Pagelaran Utara.
Dari dalam hutan, evakuasi tim Densus yang tertembak dilakukan dengan menggunakan tandu. Sampai di Desa Margosari, korban dibawa menggunakan ambulans milik puskesmas kecamatan.