Gajah Jantan Lahir di Pusat Latihan Gajah Way Kambas
Kelahiran anak gajah itu membuat populasi gajah yang dipelihara di pusat latihan gajah Way Kambas bertambah menjadi 34 ekor.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Populasi gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus)di Lampung bertambah setelah seekor gajah lahir di Taman Nasional Way Kambas akhir pekan lalu. Dengan demikian, jumlah gajah yang dipelihara di Pusat Latihan Gajah Way Kambas menjadi 34 ekor.
Bayi gajah berjenis kelamin jantan itu dilahirkan Suli, gajah betina berusia 34 tahun pada Sabtu (8/4/2023) pukul 01.30 WIB. Gajah jinak yang dipelihara di Pusat Latihan Gajah (PLG) Way Kambas itu melahirkan dengan bantuan tim dokter dari Taman Nasional Way Kambas (TNWK).
Bayi gajah yang diberi nama Yongki itu lahir dalam kondisi normal. Beratnya 55 kilogram, lingkar dada 90 sentimeter, dan tinggi bahu 68 sentimeter. Saat ini, bayi gajah terus didampingi induknya.
"Semoga kelahiran ini akan memberi semangat baru dalam pelestarian gajah sumatera," kata Kepala Balai Taman Nasional Way Kambas Kuswandono saat dihubungi dari Bandar Lampung, Rabu (12/4/2023).
Sesaat setelah melahirkan, tim dokter Balai TNWK melakukan pemantauan intensif terhadap anak dan induk gajah untuk memastikan keadaannya sehat. Dari hasil pantauan tim dokter, beberapa jam setelah lahir, anak gajah langsung bisa menyusu kepada induknya. Tim medis juga memberikan vitamin dan pakan tambahan kepada Suli untuk memulihkan kondisi dan menambah kualitas air susunya.
Kepala LPG Way Kambas Catur Marsudi mengatakan, gajah Yongki merupakan anak gajah pertama yang dilahirkan di PLG Way Kambas pada tahun 2023. Kelahiran anak gajah itu membuat populasi gajah yang dipelihara di pusat latihan gajah Way Kambas bertambah menjadi 34 ekor.
Siti sekaligus memberikan nama Yongki pada bayi gajah itu.
Berdasarkan data TNWK, saat ini, total populasi gajah yang dipelihara di Taman Nasional Way Kambas 61 ekor. Dari jumlah itu, 34 gajah dipelihara di Pusat Latihan Gajah di TNWK.
Sementara itu, 27 gajah lainnya dipelihara di empat camp Elephant Response Unit yang ada di Taman Nasional Way Kambas. Sebanyak 8 gajah dipelihara di Camp Eru Tegal Yoso, 7 gajah di Camp Eru Bungur, 6 ekor di Camp Eru Margahayu, dan 6 ekor di Camp Eru Braja Harjosari.
Dalam keterangan resminya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengapresiasi kabar kelahiran anak gajah jantan itu. Siti sekaligus memberikan nama Yongki pada bayi gajah itu. Pengelolaan PLG di TN Way Kambas diharapkan terus dilakukan secara intensif dan berkualitas dengan mengedepankan wisata edukasi dan konservasi berbasis gajah.
Nama Yongki mengingatkan publik kepada gajah jinak dewasa 30 tahun bernama Yongki yang ditemukan tewas 200 meter dari posko pemantauan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Wilayah Pemerihan, Lampung Barat, Jumat (18/9/2015). Saat ditemukan, kedua gadingnya hilang. Gajah andalan yang aktif melerai konflik antara gajah dan masyarakat itu ditemukan tergeletak dengan belalai terpotong hingga pangkal gading. Sepasang gading yang panjangnya 1,5 meter hilang (Kompas, Sabtu, 19 Sep 2015).
Sebelumnya, pada 7 Agustus 2022, seekor bayi gajah sumatera lahir di Lembaga Konservasi Taman Satwa Lembah Hijau, Bandar Lampung. Bayi gajah jantan ini merupakan gajah pertama yang lahir secara eksitu. Bayi gajah yang lahir di luar habitat aslinya itu lahir dengan berat badan 103 kilogram dan panjang 98 sentimeter.
Komisaris Utama Lembah Hijau Lampung M Irwan Nasution mengatakan, kelahiran gajah ini menjadi bukti keberhasilan upaya pelestarian satwa liar di lembaga konservasi. Sebelumnya, Gajah Mega yang merupakan indukan gajah betina telah menghuni lembaga konservasi tersebut selama enam tahun. Upaya perkawinan indukan gajah betina dengan gajah jantan itu akhirnya membuahkan hasil.