Cycling de Jabar 2023, Mengayuh Rezeki untuk Jalur Selatan Jawa Barat
Cycling de Jabar bakal kembali digelar Juli 2023. Mengambil tema "Nyambungkeun Sumanget", Cycling De Jabar 2023 bakal menjadi simpul semangat berkolaborasi berbagai kalangan.
Jalur selatan Jawa Barat bakal kembali diramaikan ratusan pesepeda dari berbagai tempat dan komunitas tahun ini. Dalam bingkai ajang Cycling de Jabar 2023, mereka akan ikut menjemput rezeki untuk masa depan jalur selatan lebih baik lagi.
Cycling de Jabar adalah ajang balap sepeda jarak jauh, sepanjang 319 kilometer, dari Ciletuh di Kabupaten Sukabumi hingga Pantai Panglapang di Kabupaten Pangandaran. Acara ini digelar perdana Pemerintah Provinsi Jabar, Bank bjb, dan harian Kompas pada tahun 2022.
Saat itu, tema yang diambil adalah Nyebarkeun Sumanget (Menyebarkan Semangat). Pesertanya 69 pesepeda. Tidak hanya dalam negeri, ikut serta juga pesepeda dari Rusia. Sembari berkompetisi, mereka ikut mempromosikan wisata, potensi ekonomi, dan budaya daerah.
Salah satu hal penting yang diperjuangkan saat itu adalah implementasi Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jabar Bagian Selatan. Dalam perpres, ada 170 program senilai Rp 392 triliun. Sebanyak 89 proyek senilai Rp 157 triliun terdapat di Jabar selatan.
Artinya, sekitar 52 persen program dalam Perpres No 87/2021 disiapkan untuk Jabar selatan. Dari semua proyek, sekitar 75 persen merupakan infrastruktur, termasuk energi terbarukan. Selebihnya pariwisata (10 persen), kelautan dan perikanan (9 persen), dan agrobisnis (6 persen).
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, semua program itu bakal diperkuat digitalisasi, pemanfaatan energi terbarukan, anak muda, dan pembangunan berkelanjutan. Semuanya akan dilibatkan untuk meringankan warga keluar dari krisis pangan, energi, dan finansial.
”Bila konsep Rebana melompatkan ekonomi, Jabar selatan ini menyetarakan ekonomi,” kata Gubernur yang akrab dipanggil Emil ini. Rebana merupakan kawasan ekonomi di Cirebon, Majalengka, Subang, Indramayu, dan Kuningan.
Baca Juga: Harapan Kemandirian Energi Terbarukan dari Jabar Selatan
Simpul kolaborasi
Tahun ini, selain terus meningkatkan potensi di kedua kawasan, upaya memicu kolaborasi ikut dipromosikan. Mengambil tema "Nyambungkeun Sumanget," Cycling De Jabar 2023 bakal menjadi simpul semangat berkolaborasi berbagai kalangan.
Direncanakan digelar awal Juli 2023, kolaborasi dilakukan lewat acara Coffee Ride Cycling De Jabar di Kota Bandung, Minggu (9/4/2023). Seminggu sebelumnya, acara digelar di Jakarta.
Di Bandung, lebih dari 80 pesepeda berkumpul di Kafe Yumaju Coffee. Bersama-sama, mereka menempuh rute berjarak sekitar 15 km, melintasi Gedung Sate, Kebun Binatang Bandung, hingga Jalan Ir H Juanda atau Dago.
Para peserta berbaur dengan pengguna lalu lintas lainnya. Mereka berkonsentrasi dan sesekali memacu sepedanya saat lalu lintas mulai renggang. Namun, saat kendaraan mulai padat dan rapat, mereka pun mengikuti antrean kendaraan dengan hati-hati.
Road Captain Coffee Ride Cycling De Jabar, Fika M Farisi, menyebut, pesepeda menempuh perjalanan sekitar 45 menit dengan santai dan berkelompok. Jalur yang dilewati termasuk landai. Namun, jalan mulai menanjak saat melintasi Dago hingga memutar balik kembali ke lokasi awal.
Meskipun melintasi jalur yang menanjak, Fika mengatakan, rute yang dijalani di Bandung ini belum seberapa dibandingkan Cycling De Jabar. Ajang balap sepeda ini tidak hanya menawarkan tantangan di antara tanjakan ekstrem dan jalur lurus, tetapi juga menyajikan kekayaan alam di Jabar selatan.
”Ini untuk menunjukkan ajang Cycling De Jabar 2023 akan segera digelar. Untuk jalur, jelas Cycling De Jabar jelas lebih menantang daripada di sini. Namun, di Selatan lebih banyak pemandangan indah,” ujarnya.
Baca Juga: Menjemput Masa Depan Pendidikan di Jabar Selatan
Fika tidak keliru. Jabar selatan punya beragam kebaikan. Kawasan itu bahkan berpotensi memegang masa depan dalam berbagai hal.
Di Ciletuh, misalnya, beragam potensi wisata sudah ada dan menunggu dikembangkan. Beberapa di antaranya seperti wisata konservasi penyu, olahraga air, kawasan sejarah dan prasejarah, hingga desa wisata.
Contoh lain adalah bidang pemanfaatan ekonomi dari sektor bahari yang tersebar di Sukabumi, Tasikmalaya. hingga Pangandaran. Sidat laut, misalnya, menyimpan potensi terbesar. Permintaan dunia tinggi. Sukabumi bahkan menjadi percontohan sidat dunia
Pembesaran lobster juga menunggu dikembangkan. Selama ini, keberadaannya masih terbelit penyeludupan ke luar negeri.
Udang juga tidak ketinggalan. Budidaya udang di Tasikmalaya dan Pangandaran sudah melebihi budidaya konvensional. Saatnya lebih dalam melihat potensi dari berbagai kandang bulat yang diperkuat dengan berbagai teknologi.
Potensi itu jelas membanggakan. Namun, ikhtiar menggali potensi Jabar selatan tidak boleh berhenti. Sejauh ini, tidak ada satu pun daerah di Jabar selatan masuk 10 besar dengan upah minimum regional terbesar.
Sebagai pembanding, UMR tertinggi dipegang Kabupaten Karawang dengan Rp 5,1 juta. Jumlahnya jauh lebih besar ketimbang Kabupaten Sukabumi, daerah dengan UMR tertinggi di selatan, Rp 3,3 juta.
Jalan di Sukabumi, Cianjur, hingga Pangandaran, misalnya, belum selebar Karawang hingga Cirebon. Akibatnya, jarak tempuh antarkecamatan di satu kabupaten bisa menelan waktu berjam-jam. Layanan kesehatan dan pendidikan terkendala, terutama di pelosok.
Baca Juga: Masa Depan Jabar Ada di Jalur Selatan
Padahal, dengan luas wilayah 10.059 km persegi, Jabar selatan dihuni lebih dari 11,3 juta jiwa. Jumlah itu setara 23,4 persen dari jumlah penduduk Jabar tahun 2021, mencapai 48 juta jiwa.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Erwin Hutapea mengatakan, konektivitas kawasan utara dan selatan masih harus terus diperbaiki. Apabila terjalin dengan baik, hal itu sangat berpotensi mendorong pertumbuhan dan menjaga stabilitas perekonomian.
”Strategi mendorong investasi itu dengan menjemput bola. Kami akan melakukan beberapa forum. Jabar sudah punya West Java Investment Summit dan akan kami lanjutkan dengan tema-tema sejalan. Kami lihat, lebih banyak kepada transportasi dan pergudangan, otomotif, dan elektronik,” ujarnya.
Revitalisasi
Emil menyambut baik rencana-rencana itu. Kolaborasi dibutuhkan. Sejumlah perbaikan yang disebut juga sudah dilakukan.
Setelah dua tahun tertunda akibat Covid-19, pembangunan infrastruktur, misalnya, kembali dikebut. Emil mengatakan, 71 ruas jalan dalam 69 paket bakal segera diperbaiki tahun 2023. Dengan total panjang 353,822 km, semua terbagi dalam tiga klasifikasi, yaitu pemeliharaan berkala, rekonstruksi, dan peningkatan jalan. Sebagian titiknya ada di selatan Jabar.
Emil melanjutkan, dari 69 paket pekerjaan penanganan jalan, 62 di antaranya adalah pemeliharaan berkala yang pemilihan penyedianya melalui e-katalog. Total panjangnya mencapai 337,342 km.
Beberapa paket pekerjaan akan dilakukan di minggu kedua Maret dan selesai akhir Juli. Namun, untuk sebagian jalan berlubang akan rampung menjelang Lebaran.
”Selain jalan, ada tiga jembatan yang diperbaiki di Kabupaten Bogor, Garut, dan Kabupaten Pangandaran,” katanya.
Baca Juga: Pariwisata Jadi Jalan Kebangkitan Ekonomi Jabar Selatan
Pembangunan pasar tradisional sebagai pusat pertemuan ekonomi warga juga dilakukan. Dari target perbaikan 25 pasar hingga tahun 2023, 21 pasar sudah direvitalisasi. Selain perbaikan infrastruktur, dilakukan juga penerapan digitalisasi lewat pembayaran elektronik. Perbaikan pasar di antaranya dilakukan di Sukabumi, Cianjur, Garut, hingga Tasikmalaya.
Ke depan, dengan perbaikan sektor ekonomi lainnya, revitalisasi jalan hingga pasar itu diharapkan terus ikut mendongkrak investasi di Jabar. Emil menyebut, dalam lima tahun terakhir, total investasi yang masuk ke Jabar Rp 685 triliun.
Dengan jumlah sebanyak itu, setidaknya bisa memicu 600.000 lapangan pekerjaan. Tahun 2022, misalnya, Jabar menjadi daerah dengan investasi tertinggi di Indonesia dengan Rp 175 triliun.
”Rezeki itu harus dijemput bukan ditunggu,” kata Emil.
Cycling de Jabar menjadi satu dari banyak hal yang bisa menjemput itu dan harian Kompas ingin terlibat dalam perjalanan itu. Wakil Pemimpin Redaksi Kompas Tri Agung Kristanto mengapresiasi kerja sama berbagai pihak dalam Cycling de Jabar.
”Ini bagian dari langkah Kompas menampilkan potensi daerah. Kami berharap, program ini berkelanjutan,” ujarnya.
Redaktur Pelaksana Kompas Adi Prinantyo mengatakan, ajang ini tidak lepas dari semboyan Jabar Juara, yang mewujud dalam banyak prestasi. Salah satunya, keberhasilan kontingen Jabar menjadi juara umum dalam PON Jabar 2016 dan PON Papua 2021.
Dia berharap, lewat ajang ini akan muncul bibit pebalap sepeda dari Jabar berkaliber nasional, bahkan internasional. ”Ayo kita nikmati keindahan Ciletuh hingga Pangandaran. Posisi start di sini menunjukkan makna ’ciletuh’, cinta yang buleud (bulat) dan utuh,” katanya.
Kilau permata Jabar selatan belum akan berhenti bersinar. Butuh kolaborasi semua pihak untuk membuat sinarnya menjadi rezeki yang bisa dinikmati semua kalangan. Cycling de Jabar ingin terlibat mengayuh itu semua.
Baca Juga: Cycling de Jabar Bawa Jalur Selatan Mendunia