Warga Magelang Diduga Kerabat Korban Dukun Slamet Tohari Masih Menunggu Hasil Tes DNA
Warga Magelang kerabat korban pembunuhan dukun Slamet Tohari masih menunggu hasil tes DNA. Hal itu dilakukan guna memastikan identitas korban.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Warga Magelang, Jawa Tengah, yang diduga kerabat korban pembunuhan dukun Slamet Tohari masih menunggu hasil uji tes DNA. Masyarakat yang kehilangan kerabat dan diduga terkait kasus penggandaan uang ini diminta segera melapor ke Kepolisian Resor Banjarnegara.
Sebelumnya, ditemukan dua jenazah diduga bernama Theresia Dewi dan Okta Ali Abrianto. Ibu dan anak itu dilaporkan hilang sejak 2021.
Yusuf Edi Gunawan (64), kerabat Theresia dan Okta, mengatakan, tes DNA dilakukan karena keluarga belum yakin dengan salah satu jasad diduga Theresia.
”Jenazah tinggal tulang belulang sehingga sulit dikenali,” ujar Yusuf saat ditemui di Desa Bulurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Minggu (9/4/2023).
Khusus jenazah diduga Okta, Yusuf mengatakan lebih yakin. Di sekitar temuan tulang belulang, polisi menemukan jaket sebuah organisasi. Ada nama lengkap Okta terjahit di bagian depan jaket.
Yusuf mengatakan sudah dilakukan pengambilan sampel DNA, Jumat lalu. Sampel DNA juga telah diambil dari Usman, ayah Okta, dan putri bungsu Theresia, Claudia.
Berdasarkan keterangan polisi, hasil tes DNA baru bisa diketahui sekitar 10 hari setelah pengambilan sampel. ”Bila benar, jenazah akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Giriloyo, Kota Magelang,” katanya.
Theresia dan Okta disebut pergi dari Magelang ke Salatiga pada Oktober 2021. Ketika itu, mereka mengajak Vina, istri Okta.
Akan tetapi, Theresia dan Okta lantas pergi berdua dengan alasan hendak mengambil uang di Banjarnegara. Vina dan anaknya ditinggal di sebuah hotel di Salatiga.
Hingga Jumat (21/10/2021) pukul 18.00, Theresia dan Okta masih bisa dihubungi. Namun, setelah itu komunikasi terputus.
Sekitar seminggu tidak ada kabar, Vina kemudian melaporkan kondisi itu kepada Yusuf. ”Selain kebingungan, Vina resah karena uangnya mulai menipis,” ujarnya.
Tidak kunjung mendapat kabar, titik terang muncul Rabu (5/4/2023). Yusuf mendapat informasi temuan jenazah diduga Theresia dan Okta di Banjarnegara.
Kesulitan keuangan
Theresia adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara. Dia orangtua tunggal setelah sebelumnya dua kali menikah. Dia kontraktor proyek pembangunan dari pemerintah.
Sebelumnya, Kepala Polda Jateng Inspektur Jenderal Ahmad Luthfi mengatakan, sembilan dari 12 jenazah sudah terdentifikasi. Mereka adalah enam pria dan tiga perempuan dengan rentang usia 25 tahun hingga 50 tahun.
”Semua yang merasa kehilangan diminta segera menghubungi Polres Banjarnegara. Selanjutnya dilakukan (pemeriksaan) antemortem untuk memastikan jenazah itu adalah keluarganya,” ujar Luthfi.