Paskah Menjadi Momentum Menyemai Perdamaian di Tanah Papua
Uskup Jayapura berharap Paskah menjadi momentum untuk membudayakan hidup damai dan persaudaraan di tengah masyarakat. Sementara di Kabupaten Sorong, masyarakat lintas lima agama menggelar pawai obor Paskah.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
SORONG, KOMPAS — Uskup Jayapura Monsinyur Yanuarius Theofilus Matopai You menyerukan Paskah seharusnya menjadi momentum menciptakan hidup damai di tanah Papua. Yesus telah menjadi teladan dengan rela disiksa hingga wafat di salib demi menanggung dosa manusia.
Menurut Mgr Yanuarius, Minggu (9/4/2023), refleksi Paskah tahun ini mengajak umat Katolik belajar dari figur Yesus. Meski mendapatkan kekerasan hingga wafat di salib, Dia tetap menerimanya dan tidak membalas.
Bahkan, Mgr Yanuarius memaparkan, Yesus menegur salah satu muridnya, Petrus, karena menyerang prajurit yang ingin menangkap Yesus di Taman Getsemani. Momen itu menunjukkan Yesus tidak berharap kekerasan dibalas kekerasan.
”Janganlah mengotori Paskah dengan konflik yang terus terjadi di tanah Papua. Paskah harus menjadi momen untuk menumbuhkan budaya damai dan persaudaraan di tengah kehidupan bersama,” kata Mgr Yanuarius.
Oleh karena itu, Mgr Yanuarius mengimbau pihak yang bertikai, baik aparat keamanan dan kelompok kriminal bersenjata, untuk menghentikan konflik. Konflik terus memicu korban dari warga.
Berdasarkan data Kompas periode Januari-April 2023, terjadi tujuh teror KKB di Kabupaten Puncak, Puncak, Puncak Jaya, dan Yahukimo. Empat daerah ini tersebar di dua provinsi yang baru dimekarkan akhir tahun 2022, Papua Tengah dan Papua Pegunungan.
Aksi ini mengakibatkan enam warga dan empat aparat keamanan meninggal. Sementara itu, enam warga dan empat personel aparat mengalami luka berat. Adapun satu anggota KKB meninggal dalam kontak tembak dengan aparat keamanan di Puncak.
”Kedua belah pihak yang bertikai harus mengedepankan jeda kemanusiaan untuk menghentikan konflik. Marilah duduk bersama dalam sebuah dialog demi menyelesaikan konflik berkepanjangan di tanah Papua,” harap Mgr Yanuarius.
Di Kelurahan Malagusa, Kabupaten Sorong, yang dikenal sebagai Kampung Kerukunan, masyarakat setempat menggelar pawai obor Paskah, Minggu pukul 03.00 WIT. Uniknya, pawai obor tidak hanya menyambut Paskah, tetapi ikut membangunkan umat Muslim menjelang sahur.
Sedikitnya 300 warga Kampung Kerukunan mengikuti pawai obor Paskah. Mereka berjalan kaki mengitari jalan kampung sekitar 1 kilometer.
Kampung Kerukunan ini adalah wajah toleransi di tanah Papua. Di sana terdapat rumah ibadah umat Nasrani, Islam, Hindu, dan Buddha. Kampung Kerukunan ditetapkan pemerintah pusat sebagai Desa Sadar Kerukunan sejak 5 September 2022.
”Warga terlibat pawai obor Paskah berjalan kaki dari dua lokasi, Pura Jagat Sari dan Wihara Buddha Sasana. Warga dari dua lokasi ini pun bertemu di gapura pintu masuk Kampung Kerukunan,” Sekretaris Kampung Kerukunan Petrus Sugiyono.