Gelombang Peziarah Semana Santa Berdatangan ke Larantuka
Ribuan orang sudah tiba di Larantuka untuk mengikuti Semana Santa. Tradisi Kerajaan Larantuka bernuansa Katolik itu terjadi dalam pekan ini, dimulai pada Rabu besok.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Hingga Selasa (4/4/2023), gelombang peziarah terus berdatangan ke tempat berlangsungnya perayaan Semana Santa di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Upacara budaya dengan nuansa Katolik itu sesuai jadwal akan dimulai pada Rabu (5/4/2023) besok malam hingga Paskah pada Minggu (9/4/2023).
Pada Selasa petang lebih dari 500 peziarah berangkat menggunakan Kapal Motor Penyebaran (KMP) Lakaan dari Pelabuhan Bolok Kupang menuju Pelabuhan Larantuka. Perjalanan kapal milik Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan itu akan singgah terlebih dahulu di dua pelabuhan sebelum tiba di Larantuka.
Dari Bolok, diperkirakan kapal berlayar lebih kurang 15 jam ke Pelabuhan Lewoleba di Pulau Lembata. Selanjutnya, kapal bertolak menuju Pelabuhan Deri di Pulau Adonara, kemudian berakhir di Pelabuhan Larantuka. Total waktu tempuh lebih kurang 20 jam.
Peziarah yang berangkat dari Pelabuhan Bolok bukan hanya warga Kota Kupang dan sekitarnya. Banyak dari mereka yang berasal dari beberapa kabupaten di Pulau Timor, dari luar NTT, dan ada juga yang datang dari Dili, Timor Leste.
Geovani (34) datang bersama dua rekannya datang dari Kota Malang, Jawa Timur. Mereka menggunakan pesawat dari Surabaya kemudian lanjut dengan kapal feri ke Larantuka. ”Biar punya pengalaman perjalanan yang lengkap. Naik mobil, naik pesawat, dan naik kapal,” ucapnya.
Geovani menuturkan, kesempatan mengikuti Semana Santa sudah direncanakan sejak tiga tahun sebelumnya. Sayangnya, rencana itu buyar setelah datang pandemi Covid-19. Selama tiga tahun, yakni 2020, 2021, dan 2022, Semana Santa ditiadakan.
Semana Santa digelar ketika umat Katolik sedunia merayakan Pekan Suci, momentum menyongsong Paskah yang diperingati sebagai kebangkitan Yesus Kristus. Dalam Pekan Suci ini, sejumlah suku di dalam Kerajaan Larantuka melaksanakan upacara yang juga senapas dengan ajaran Gereja Katolik. Mereka mengenang penderitaan, wafat, dan kebangkitan Yesus.
Bagi banyak peziarah, Semana Santa dilakoni sebagai sebuah perjalanan spiritual untuk merenungkan sengsara Yesus Kristus demi menebus dosa seluruh umat manusia. Semana Santa mereka jadikan sebagai momentum untuk refleksi diri seraya mendaraskan harapan kepada sang pemilik kehidupan.
Abad ke-16
Ritual peninggalan Portugis itu rutin digelar sejak abad ke-16. Sekitar tahun 1550, misionaris Katolik dari ordo Dominikan memulai karya penyebaran agama di daerah itu.
Semana Santa digelar ketika umat Katolik sedunia merayakan Pekan Suci, momentum menyongsong Paskah yang diperingati sebagai kebangkitan Yesus Kristus. Dalam Pekan Suci ini, sejumlah suku di dalam Kerajaan Larantuka melaksanakan upacara yang juga senapas dengan ajaran Gereja Katolik. Mereka mengenang penderitaan, wafat, dan kebangkitan Yesus.
Mengutip dari buku berjudul Panduan Prosesi Jumat Agung Larantuka, dikatakan bahwa terhitung satu minggu sebelum Paskah atau Minggu Palem, para peziarah sudah berdatangan ke Larantuka. Mereka mulai mengikuti ritual budaya bernuansa Katolik itu mulai Rabu Terewa atau Rabu Berkabung, kemudian Kamis Putih dengan memilih beribadah di banyak gereja dan kapel Katolik di Larantuka.
Puncaknya pada keesokan hari, Jumat Agung. Ketika Jumat Agung atau warga setempat menyebutnya Jumat Besar, pada pagi hari dilakukan upacara Jalan Salib. Selanjutnya pada siang harinya dilakukan prosesi laut. Dalam prosesi itu, patung bayi Yesus dibawa dari Pantai Kota menuju Pantai Uce tak jauh dari Istana Kerajaan Larantuka.
Patung yang disebut Tuan Meninu itu berada di dalam perahu dayung, berjalan di depan kemudian diarak ribuan perahu motor dan kapal. Prosesi laut melewati Selat Gonsalus yang berarus deras sepanjang waktu.
Pada Jumat malam, dilakukan prosesi dengan berjalan kaki mengelilingi pusat Kota Larantuka. Belasan ribu orang, baik tamu dari luar maupun masyarakat Flores Timur ikut dalam prosesi. Keheningan tercipta selama prosesi berlangsung. Yang terdengar hanya untaian doa dan suara ratapan di setiap titik perhentian (Kompas.id 31/3/2023).
Ketua Panitia Semana Santa Petrus Pedo Maran melaporkan, ribuan orang sudah datang di Larantuka. Persiapan Semana Santa sudah hampir rampung. Ia pun mengharapkan dukungan dari seluruh masyarakat agar Semana Santa dapat berjalan dengan lancar.
Di Larantuka, sejumlah ruas jalan akan ditutup mulai Rabu besok hingga Minggu. Hal itu dilakukan demi menjaga kenyamanan perayaan sakral itu. Sosialisasi akan penutupan jalur itu sudah dilakukan sejak pekan lalu.
Kepala Dinas Perhubungan NTT Izyak Nuka mengatakan, dari enam pelayaran ekstra dengan rute Kupang-Larantuka, empat di antaranya sudah diberangkatkan. ”Kami pastikan, pelayaran selanjutnya masih tetap sesuai dengan jadwal. Kami harap para peziarah dapat terbantu,” katanya.
Dengan penambahan pelayaran ekstra itu, tidak terjadi penumpukan penumpang. Pelayaran ekstra masih akan terus diberlakukan untuk arus balik dari Larantuka ke Kupang mulai Senin pekan depan.