Banjir Tak Kunjung Surut, Dua Kabupaten di Kalteng Tetapkan Status Tanggap Darurat
Dua kabupaten di Kalteng menetapkan status tanggap darurat banjir setelah hampir seminggu banjir tak kunjung surut. Banjir di Kalteng berdampak pada setidaknya 48.586 warga.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Dua kabupaten di Kalimantan Tengah menetapkan status tanggap darurat banjir setelah hampir seminggu banjir tak kunjung surut. Setidaknya 48.586 warga terdampak banjir yang terus berulang di Kalteng. Warga masih bertahan di rumah masing-masing meski pemerintah sudah mendirikan posko pengungsian.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng Alpius Patanan mengatakan, dua kabupaten yang sudah menetapkan status tanggap darurat banjir adalah Kabupaten Kapuas dan Barito Utara.
Alpius menjelaskan, banjir di Kalteng terjadi karena berbagai macam faktor. Salah satunya adalah intensitas hujan yang tinggi sejak akhir Maret hingga awal April ini. Intensitas hujan yang tinggi membuat sungai-sungai di daerah tersebut tak mampu menampung air. Akibatnya, air dari sungai pun meluap ke permukiman warga.
BPBPK Kalimantan Tengah menyebut banjir melanda empat kabupaten, yakni Kabupaten Kapuas, Barito Utara, Barito Selatan, dan Kabupaten Pulang Pisau. Walakin, dari hasil pemantauan di lapangan, kenaikan tinggi muka air sungai juga terjadi di beberapa daerah lain, seperti Kabupaten Katingan, Murung Raya, dan Kabupaten Gunung Mas.
Setidaknya terdapat 99 desa di 16 kecamatan pada empat kabupaten di Kalteng terendam banjir. Sebanyak 48.586 warga terdampak banjir. Selain itu, 13 fasilitas kesehatan, 72 fasilitas pendidikan, 58 tempat ibadah, 6 gedung pemerintahan, 103 titik ruas jalan dan jembatan, serta belasan ribu rumah terdampak banjir.
”Kami sudah siapkan tenda pengungsi dan dapur umum, tetapi warga masih bertahan di rumah masing-masing. Dari laporan di lapangan, tidak ada pengungsi di tenda yang sudah disiapkan,” ungkap Alpius, di Palangkaraya, Senin (3/4/2023).
Warga biasanya menyiasati banjir dengan mendirikan panggung buatan dari kayu di tengah ruangan rumah. Di panggung itu, warga biasanya menyimpan barang elektronik dan barang berharga. Mereka juga biasanya tidur di panggung buatan tersebut dan mencoba bertahan di tengah banjir yang terjadi setiap tahun.
”Ada yang dievakuasi karena kesehatan, tetapi langsung dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat,” ujar Alpius.
Dari pantauan lapangan, kata Alpius, wilayah Kapuas Tengah di Kabupaten Kapuas serta beberapa desa di Barito Utara menjadi wilayah yang paling terdampak banjir. ”Kami sudah sampaikan kepada pemerintah desa dan kecamatan untuk mewaspadai banjir kiriman, khususnya Kecamatan Timpah dan Kecamatan Mantangai di Kabupaten Kapuas,” tutur Alpius.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas Panahatan Sinaga mengungkapkan, pihaknya terus memantau kondisi di lapangan. Petugas juga memeriksa rumah-rumah yang terdampak banjir untuk memberikan bantuan dan memeriksa kesehatan warga.
”Warga sudah mulai terserang berbagai penyakit. Kami berupaya untuk terus melakukan pemeriksaan dari rumah ke rumah bersama dengan tenaga kesehatan,” kata Panahatan.
Intensitas hujan yang tinggi membuat sungai-sungai di daerah tersebut tak mampu menampung air.
Dari data sementara yang dikumpulkan BPBD Kapuas, setidaknya 39 warga terdampak banjir terserang berbagai penyakit. Satu di antara 39 warga itu harus dirawat di posko kesehatan karena mengalami diare dan muntah-muntah.
”Semua yang mengeluh sakit itu mendapatkan perawatan oleh petugas kesehatan dibantu tim gabungan. Keluhannya rata-rata gatal-gatal kulit, tapi sudah mendapatkan tindakan medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas,” kata Panahatan.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng Nuryakin mengungkapkan, pihaknya membentuk tim gabungan untuk melakukan evakuasi dan distribusi logistik. Tim tersebut terdiri dari BPBPK Provinsi Kalteng, BPBD di masing-masing daerah, TNI, Polri, dinas sosial, dinas kesehatan, hingga sukarelawan masyarakat.
”Tim gabungan tersebut telah mendirikan posko dan dapur umum. Kami juga sudah mulai menyiapkan makanan yang akan dibagikan kepada masyarakat terdampak banjir,” ujar Nuryakin.