Menkopolhukam Mahfud MD akan segera meninjau kawasan rawan penenggelaman kapal pengangkut pekerja migran. Penegakan hukum menjadi hal paling penting dilakukan.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD
YOGYAKARTA, KOMPAS — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD buka suara soal dugaan kesengajaan penenggelaman kapal pengangkut pekerja migran. Pemerintah berkomitmen menegakkan hukum atas dugaan tindak pidana tersebut.
”Banyak terjadi seperti itu. Oleh sebab itu, Rabu (5/4/2023), saya akan ke tempat-tempat tertentu yang diduga banyak pelanggaran seperti itu,” kata Mahfud, saat ditemui seusai mengisi kajian Ramadhan, di Masjid Sunan Kalijaga, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (1/4/2023) petang.
Mahfud menilai, indikasi dugaan penenggelaman mesti ditelisik lebih lanjut. Lebih-lebih, jumlah kasusnya tidak sedikit di berbagai belahan dunia.
Modusnya bermacam-macam. Orang diperjualbelikan untuk dijadikan budak. Pihaknya ingin memastikan kasus-kasus semacam itu ditindak tegas.
Perahu petugas Bea dan Cukai serta perahu Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai menyergap perahu penyelundup pekerja migran dalam simulasi yang digelar di perairan Batam, Kepulauan Riau, Rabu (19/1/2022).
”Itu perbuatan jahat. Orang dikirim ke luar negeri lalu dijadikan budak. Lalu, kalau sakit ditenggelamkan atau dilempar ke laut. Kasus semacam itu terjadi banyak di dunia. Indonesia mulai terjerat atau terjebak hal-hal seperti itu. Kejahatan perdagangan orang sudah dimulai,” kata Mahfud.
Menurut Mahfud, bentuk pencegahan yang bisa dilakukan ialah menjamin jalannya penegakan hukum. Di sisi lain, pengawasan juga harus ditingkatkan demi mengantisipasi berulangnya perbuatan serupa.
Diberitakan Kompas (1/4/2023), sindikat perdagangan orang diduga sengaja menenggelamkan perahu pekerja migran guna mengelabui aparat. Dugaan itu didapatkan tim dari Badan Pelindungan Pekerja Mingran Indonesia (BP2MI) yang menginvestigasi kasus tewasnya 22 pekerja migran di Indonesia di perairan Johor, Malaysia, akhir tahun 2021.
Kepala BP2MI Benny Rhamdani menduga, perahu pengangkut pekerja migran sengaja dikorbankan sindikat perdagangan orang untuk menarik perhatian aparat. Lewat cara tersebut, mereka bisa meloloskan perahu lain yang membawa lebih banyak pekerja migran tanpa dokumen.
”Kalau indikasi tersebut terbukti, itu merupakan kejahatan yang sangat biadab,” kata Benny saat diwawancarai, Kamis (30/3/2023).
Lokasi penyelundupan pekerja migran melalui pelabuhan tikus di Kelurahan Tanjung Uncang, Kecamatan Batu Aji, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (19/1/2022).
Tenggelamnya perahu ilegal pengangkut pekerja migran sudah terjadi beberapa kali di perairan timur Sumatera. Sejak Desember 2021, tercatat tujuh peristiwa.
Sedikitnya 44 pekerja migran tewas dan 76 hilang. Peristiwa terakhir terjadi di perairan Batam pada 14 November 2022. Tujuh tewas pada peristiwa tersebut.
Menurut data BP2MI, jumlah pekerja migran Indonesia di luar negeri mencapai 4,2 juta orang. Jumlah itu berbeda dengan data Bank Dunia, mencapai 9 juta orang.
Terkait itu, Benny menduga, ada 4,4 juta pekerja migran yang tidak tercatat. Kemungkinan besar, mereka merupakan korban penempatan ilegal oleh sindikat. Ia juga menduga ada oknum aparat bersekongkol dengan mafia perdagangan orang.