Palembang Siapkan Lapangan Standar FIFA, tetapi Tolak Timnas Israel Bertanding
Pemerintah Kota Palembang berharap agar tim nasional Israel tidak bertanding di Palembang, Sumatera Selatan, dalam pergelaran Piala Dunia U-20. Hal ini dikhawatirkan dapat memicu gejolak dari warga.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Palembang berharap agar tim nasional Israel tidak bertanding di Kota Palembang, Sumatera Selatan, dalam pergelaran Piala Dunia U-20. Hal ini dikhawatirkan dapat memicu gejolak dari warga. Namun, persiapan terus dilakukan untuk menyambut perhelatan olahraga internasional tersebut.
Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda, Rabu (29/3/2023), di Palembang, mengatakan, polemik yang terjadi saat ini disebabkan oleh adanya tim nasional Israel yang menjadi salah satu peserta dalam Piala Dunia U-20. ”Kami masih menunggu keputusan dari pemerintah pusat,” ucapnya.
Hanya saja, ia berharap tim nasional Israel tidak bermain di Palembang. ”Kalau (Israel) tetap bermain, silakan bermain di luar (Palembang),” ujarnya.
Palembang akan menjadi salah satu tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20 dan para peserta akan bermain di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring. Selain lapangan utama, juga telah disiapkan empat lapangan latihan.
Fitrianti khawatir jika Israel tetap dipaksakan bermain di Palembang akan menyulut pertentangan dari warga sekitar. ”Saya ingin kondisi keamanan di Palembang tetap aman,” ucapnya.
Di sisi lain, pemkot akan tetap melakukan persiapan menyambut Piala Dunia termasuk sarana dan prasarana terutama penguatan di sektor pariwisata. ”Palembang dikenal dengan wisata kuliner dan wisata religinya. Inilah yang akan digaungkan kepada para wisatawan,” ucapnya.
Tidak hanya itu, hotel dan fasilitas penginapan lain juga sudah dipersiapkan jauh-jauh hari untuk mempermudah wisatawan tinggal selama berkunjung di Palembang. Sebanyak 100 acara pariwisata juga telah disiapkan. Menurut Fitrianti, ketika Piala Dunia berlangsung, Palembang akan menjadi sorotan dunia.
Namun, ia tetap menolak kedatangan Israel ke Palembang. ”Bagi saya, keamanan kota adalah yang terpenting,” ucapnya.
Pendapat berbeda disampaikan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru. Ia mengatakan masih menunggu keputusan pusat. ”Saya berharap Piala Dunia tetap berlangsung karena dapat menstimulasi perekonomian daerah tumbuh lebih cepat,” ujarnya.
Hanya saja, Sumsel tidak bisa berbuat banyak karena kepastian penyelenggaraan Piala Dunia adalah hasil kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dalam hal ini Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia dengan FIFA. ”Pemda hanya sebatas memberikan usulan,” ucap Herman.
Menurut Herman, Indonesia masih berpeluang menjadi tuan rumah Piala Dunia karena FIFA hanya membatalkan drawing (pengundian) di Bali. Pemerintah Kota Solo pun sudah mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah. ”Jika Solo tidak sanggup juga, Palembang akan mengajukan diri sebagai tuan rumah drawing,” kata Herman menegaskan.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Sumsel Basyaruddin Akhmad mengatakan, kalaupun Piala Dunia tidak jadi digelar di Palembang, setidaknya Palembang sudah memiliki stadion berstandar FIFA. ”Stadion ini bisa digunakan untuk pengembangan sepak bola daerah ataupun nasional,” katanya.
Momen Piala Dunia U-20 ini menjadi alasan pemprov terus melakukan pengembangan stadion Gelora Sriwijaya. ”Kami terus melakukan pembenahan sejak tiga tahun terakhir dengan anggaran mencapai Rp 30 miliar,” tuturnya.
Namun, sejak tiga bulan terakhir, proses pembenahan dilakukan oleh Kementerian PUPR dengan pagu anggaran Rp 155,1 miliar. Pembenahan yang dimaksud adalah dengan meningkatkan kapasitas lampu, memperbaiki rumput lapangan, serta pemasangan papan skor raksasa agar sesuai dengan standar FIFA.