Pemkot Surabaya Turut Menunggu Keputusan FIFA Terkait Piala Dunia U-20
Pemkot Surabaya turut menunggu keputusan FIFA terkait penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Jika ajang itu jadi dilaksanakan di Indonesia, Pemkot Surabaya berencana mengadakan acara Road To World Cup U-20.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO, I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, turut menunggu keputusan FIFA terkait penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Jika ajang itu jadi dilaksanakan di Indonesia, Pemkot Surabaya berencana mengadakan acara Road To World Cup U-20 berupa laga sepak bola di kampung atau rukun warga.
”Acara (Road To World Cup U-20) akan diadakan jika Stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya diputuskan sebagai salah satu tempat penyelenggaraan pertandingan Piala Dunia U-20,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Selasa (28/3/2023) petang.
Sampai saat ini, FIFA belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang kelanjutan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Polemik muncul karena Indonesia dianggap mengingkari komitmen sebagai tuan rumah.
Pengundian grup peserta Piala Dunia U-20 yang direncanakan diadakan di Bali pada akhir bulan ini telah dibatalkan. Selain itu, sejumlah pihak di Indonesia juga menyatakan menolak kehadiran tim Israel U-20 yang lolos ke Piala Dunia U-20 dari zona kualifikasi Eropa.
Selain itu, FIFA juga menghapus artikel dan soundtrack Piala Dunia U-20 di laman resmi. Meski begitu, FIFA belum membuat pernyataan resmi terkait penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Sebelumnya, enam kota di Indonesia direncanakan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, yakni Palembang, Jakarta, Bandung, Surakarta, Surabaya, dan Gianyar.
Menurut Eri, Pemkot Surabaya sudah menyiapkan sejumlah acara untuk memeriahkan Piala Dunia U-20 jika ajang itu jadi digelar di Surabaya. Selain mengadakan laga sepak bola di tingkat kampung, akan diadakan acara nonton bareng di sejumlah lokasi.
“Sementara itu, penyempurnaan sarana dan prasarana pendukung tetap dilaksanakan,“ kata Eri.
Berdasarkan pantauan Kompas, pada Selasa pagi hingga siang, penyempurnaan sarana dan prasarana di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, tetap berlangsung. Penyiapan itu, antara lain, berupa pemeliharaan rumput serta penyempurnaan ruang-ruang pendukung, tribune penonton, dan lapangan latihan.
Menurut rencana awal, Piala Dunia U-20 akan diadakan pada 20 Mei-11 Juni 2023 atau kurang dari dua bulan lagi. Namun, dengan masalah yang muncul, pelaksanaan ajang itu belum bisa dipastikan.
Meski begitu, pada Minggu (26/3/2023), tim FIFA tetap melaksanakan inspeksi terakhir di Stadion Gelora Bung Tomo untuk kepentingan turnamen. Inspeksi itu menjadi salah satu dasar bagi FIFA untuk menetapkan apakah Surabaya termasuk dalam kota penyelenggara turnamen atau tidak. Selama inspeksi, FIFA didampingi pejabat PSSI dan pemerintah.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata Kota Surabaya Wiwiek Widayati, inspeksi juga dilaksanakan ke Stadion Gelora 10 Nopember dan Lapangan THOR yang diusulkan untuk lapangan latihan.
Dalam inspeksi itu, kata Wiwiek, ada sejumlah hal yang dibicarakan, misalnya, penjualan tiket, pergerakan kendaraan parkir, percepatan penyelesaian sebagian area parkir, dan mobilitas penonton.
Wiwiek juga menyebut, Pemkot Surabaya dan pemangku kepentingan lain terus berupaya memenuhi catatan penyempurnaan bagi kelancaran dan kesuksesan Piala Dunia U-20.
Sekretaris Asosiasi Provinsi PSSI Jatim Dyan Puspito Rini menyatakan mendukung penuh pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Indonesia, termasuk di Surabaya. Hal ini karena turnamen itu diyakini dapat mendorong kemajuan sepak bola nasional.
Meskipun bukan turnamen yang melibatkan tim nasional senior, Piala Dunia U-20 tetap menjadi harapan bagi pemain muda yang memelihara impian ke panggung internasional.
Pemkot Surabaya sudah menyiapkan sejumlah acara untuk memeriahkan Piala Dunia U-20 jika ajang itu jadi digelar di Surabaya.
“Kami meyakini banyak aspek positif dalam event internasional ini, misalnya terus memberi inspirasi dan mimpi bagi para pemain muda dalam meraih cita-cita besar di sepak bola dunia,“ kata Dyan.
Terkait dengan polemik yang muncul, Dyan berpandangan, sepak bola harus dipisahkan dengan politik. Apalagi, Piala Dunia U-20 menjadi ajang pembuktian bahwa Indonesia bisa menjadi tuan rumah yang baik dan sukses. Jika hal itu terwujud, mimpi yang lebih besar, yakni menggelar Piala Dunia, bisa dirintis untuk diwujudkan.