Tiga Pemuda Tanpa Identitas Tewas Diduga Tertabrak KA di Kota Malang
Tiga pemuda diduga tertabrak KA hingga tewas di Sukun, Kota Malang, Jawa Timur. Dua di antara tiga korban mengenakan kaus dengan identitas kesebelasan sepak bola Arema.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Tiga pemuda tanpa identitas ditemukan tewas, diduga karena tertabrak kereta api di Sukun, Kota Malang, Jawa Timur, dini hari tadi. Hingga menjelang sore ini, polisi masih menyelidiki identitas ketiganya.
”Hingga kini kami masih mencari tahu identitas mereka. Sebab, saat ditanyakan kepada orang di sekitar sana, mereka mengaku tidak kenal,” kata Kepala Kepolisian Sektor Sukun Komisaris Nyoto Gelar, Senin (27/3/2023).
Menurut Nyoto, polisi menerima laporan kejadian sekitar pukul 04.00 WIB. Berikutnya, lima personel Polsek Sukun datang ke lokasi. Di sana ditemukan tiga pemuda menjadi korban tertabrak KA. Dua di antara tiga korban mengenakan kaus dengan identitas kesebelasan sepak bola Arema.
”Di lokasi tidak ditemukan kendaraan milik mereka. Hanya ditemukan sandal milik mereka. Saksi juga mengaku tidak tahu identitas mereka. Di tubuh mereka pun tidak ditemukan kartu identitas sama sekali sehingga hingga saat ini polisi masih melakukan penelusuran,” katanya.
Warga sekitar, menurut Nyoto, tidak ada yang mengetahui kronologi kecelakaan tersebut. Sebab, pada saat itu, warga diduga sedang sahur untuk ibadah puasa Ramadhan.
”Identifikasi korban akan dilakukan Polresta Malang Kota. Kami menunggu hasilnya untuk kemudian bisa kami tindak lanjuti,” kata Nyoto.
Adapun Manager Humas KAI Daop 8 Luqman Arif membenarkan terjadinya kecelakaan tersebut.
”Pada Senin (27/3/2023) pukul 03.04 WIB, perjalanan KA Kertanegara relasi Pasarsenen-Malang tertemper orang di antara Stasiun Pakisaji-Stasiun Malang Kotalama. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh awak sarana perkeretaapian dan dinyatakan aman, KA tersebut melanjutkan perjalanan ke Stasiun Malang Kotabaru,” katanya.
Luqman berharap ke depan tidak terjadi lagi kecelakaan serupa. ”Kami menyampaikan belasungkawa, dan berharap kasus serupa tidak terjadi lagi,” katanya.