Setelah dibangun selama enam tahun, Gereja Katedral Santa Maria Palembang, Sumsel, akhirnya diresmikan, Sabtu (25/3/2023). Dengan gaya arsitektur neogotik, katedral ini menjadi yang terindah di Sumatera.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Umat Katolik meninggalkan Gereja Katedral Santa Maria setelah peresmian di Kota Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (25/3/2023).
PALEMBANG, KOMPAS – Setelah dibangun selama enam tahun, Gereja Katedral Santa Maria Palembang, Sumatera Selatan, akhirnya diresmikan, Sabtu (25/3/2023). Dengan gaya arsitektur neogotik, katedral ini menjadi yang terindah di Sumatera. Pembangunan gereja ini juga menjadi bukti kuatnya toleransi antarumat beragama di Sumsel.
”Dengan selesainya pembangunan katedral ini, diharapkan dapat menumbuhkan dan memperkuat keimanan umat,” ujar Uskup Keuskupan Agung Palembang Mgr Yohanes Harun Yuwono dalam Pentahbisan Gereja Katedral Santa Maria Palembang.
Hadir dalam acara tersebut Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Piero Pioppo, Gubernur Sumsel Herman Deru, dan perwakilan umat gereja. Sebelum acara peresmian berlangsung, ratusan orang umat melakukan ibadah syukur.
Mgr Yohanes mengatakan, tujuan pembangunan Gereja Katedral Santa Maria ini untuk menampung jumlah umat Katolik di Palembang yang terus berkembang. Bangunan lama gereja yang diresmikan pada 8 Desember 1954 itu dinilai tidak lagi memadai untuk menampung kegiatan pelayanan dan berliturgi gereja. Karena itu, gereja ini dibangun ulang, yang pengerjaannya dimulai pada 16 Februari 2017.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Warga mengabadikan peresmian Gereja Katedral Santa Maria di Kota Palembang, Sumsel, Sabtu (25/3/2023).
Dengan gaya arsitektur neogotik bergaya khas Eropa, Mgr Yohanes mengatakan, gereja ini menjadi katedral terindah se-Sumatera. Dibangun dari ornamen eksterior dan interior yang sangat detail membuat Gereja Katedral Santa Maria Palembang artistik.
Keindahan gereja juga tergambar dari 20 kaca patri berwarna-warni yang menceritakan kisah dalam Kitab Suci. Di bagian eksterior juga disematkan sejumlah unsur lokal, seperti songket motif lepus merah, miniatur Jembatan Ampera, dan tiang motif ulir tali.
Mgr Yohanes berharap keindahan gereja ini juga bisa berdampak pada kian kuatnya keimanan dalam menjalankan kegiatan pelayanan di dalam dan di sekitar gereja, termasuk dalam bermasyarakat. ”Saya berharap dengan bangunan gereja yang indah dan megah ini, kehidupan umat terus didorong untuk semakin bersyukur atas penyelenggaraan Ilahi,” ujarnya.
Emeritus Uskup Agung Palembang Mgr Aloysius Sudarso mengatakan, pada mulanya gereja ini dibangun sebagai tempat peribadahan para misionaris sehingga kapasitasnya sangat kecil. Seiring pertumbuhan umat, gereja ini akhirnya dibangun ulang.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Larikan kaca patri mengelilingi dinding Gereja Katedral Santa Maria di Kota Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (25/3/2023).
Ia menyadari begitu banyak memori rohani yang tercipta dari katedral yang lama. Namun, untuk menciptakan ruang ibadah yang memadai, pembangunan harus terus berlanjut. Kendati demikian, nuansa katedral yang lama masih hadir melalui jendela-jendela kecil berkaca, kaca patri berwarna indah di belakang altar, dan pintu utama yang bahannya berasal dari gereja lama.
Herman Deru menuturkan, gereja ini sangat berkesan baginya karena sejak kecil dirinya kerap berlalu-lalang di depan gereja. Menurut dia, bukanlah hal asing lagi ketika mendengar nyanyian jemaat yang beribadah di dalamnya. Dari pengalaman itulah, menjaga kerukunan sudah menjadi nilai hidup yang tidak pernah hilang.
”Sejak kecil saya diajarkan untuk saling menghargai sesama umat beragama dan nilai inilah yang terus saya bawa sampai sekarang,” ucapnya. Dia menambahkan, sikap saling menghargai merupakan dasar dari pembangunan daerah, baik di sektor ekonomi maupun pembangunan infrastruktur.
Herman berharap agar gereja tidak hanya indah dipandang secara fisik, tetapi juga harus dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan peribadahan, pelayanan, bahkan berkesenian umat. ”Jangan sampai gereja ini hanya digunakan untuk ibadah hari Minggu atau perayaan Natal, tetapi digunakan juga untuk kegiatan yang membangun kerohanian umat," ucapnya.
Ketua DPRD Sumsel Anita Noeringhati berharap pembangunan gereja ini menjadi bukti toleransi antarumat beragama di Sumsel yang terus terjaga. ”Sumsel dikenal dengan moto zero conflict. Semangat inilah yang harus terus dijaga," ujarnya.
Anita pun mengajak masyarakat di Sumsel untuk bersama-sama mengokohkan bahwa kerukunan adalah hal yang harus dijunjung tinggi sehingga keadaan di Sumsel tetap aman, damai, dan kondusif.