Jatim Dorong Reaktivasi Jalur Kereta Api Pulau Madura
Reaktivasi jalur kereta api di Pulau Madura perlu didorong untuk terwujud bukan sekadar sebagai amanat Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019, melainkan memenuhi kebutuhan rakyat akan transportasi massal efektif-efisien.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
KOMPAS/PRIYOMBODO
Mahasiswa menerima minuman ringan yang dibeli di warung bel atau warbel dari balik pagar Kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta di Tangerang Selatan, Banten, Selasa (8/11/2022). Warung kelontong Madura tersebut bersiasat dengan berjualan dari balik pagar kampus.
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendorong reaktivasi jalur kereta api di Pulau Madura. Program itu termasuk dalam amanat Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik Bangkalan Mojokerto Surabaya Sidoarjo Lamongan atau Gerbangkertosusila, Kawasan Bromo Tengger Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.
Jaringan rel KA di Pulau Madura merupakan peninggalan masa Hindia-Belanda yang dibangun oleh Madoera Stoomtram Maatschappij sejak 1897. Rel membentang sepanjang 225 kilometer dari Pelabuhan Kamal di ujung barat Madura di Kabupaten Bangkalan sampai Pelabuhan Kalianget di ujung timur di Kabupaten Sumenep. Prasarana ini tidak lagi digunakan sejak pendudukan Jepang kurun 1942-1945 karena pembongkaran sebagian jaringan rel untuk kebutuhan perang.
Meski demikian, tinggalan masih ada dan saat ini berada dalam pengawasan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 8 Surabaya, antara lain bekas 14 stasiun dan 97 jembatan KA. ”Reaktivasi ini bisa diwujudkan karena bisa berdampak positif yang luas bagi rakyat Madura, terutama pertumbuhan ekonomi ditunjang transportasi massal efektif dan efisien,” kata Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak dalam focus group discussion (diskusi kelompok terpumpun) oleh Kelompok Kerja Wartawan Grahadi di Surabaya, Jatim, Selasa (21/3/2023).
Warga yang bekerja sebagai empu atau perajin keris Desa Aengtongtong, Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur, Senin (25/7/2022). Aengtongtong merupakan sentra utama keris di Pulau Madura yang kian dikenal dengan hasil pembuatan keris bermutu. Di Aengtongtong terdapat 495 perajin keris. Setiap bulan dikirim minimal 1.000 keris dari Aengtongtong untuk konsumen di Nusantara dan mancanegara, terutama Malaysia dan Thailand.
Emil melanjutkan, 50 persen kekuatan ekonomi Jatim berada di megakawasan Gerbangkertosusila. Satu-satunya wilayah Madura di megakawasan itu ialah Bangkalan yang telah terhubung dengan Surabaya (ibu kota Jatim) melalui Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura). Sebelum ada jembatan yang diresmikan pada Juni 2009 itu, hubungan Jawa-Madura melalui Surabaya mengandalkan pelayaran feri Ujung-Kamal.
Dengan demikian, dorongan untuk memacu pertumbuhan ekonomi Madura dalam konteks Jatim bisa dengan mengaktifkan kembali rel KA. Bangkalan sebagai pintu masuk Madura bisa menjadi pendorong pertumbuhan pembangunan Nusa Garam. Simpul pertumbuhan berikutnya bisa berada di Kabupaten Pamekasan yang terletak di tengah-timur Madura.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa telah menerbitkan surat untuk menindaklanjuti Perpres No 80/2019, terutama kajian kelayakan reaktivasi jaringan rel KA Kamal-Sumenep. Kendala besar yang akan dihadapi ialah okupansi aset-aset negara oleh masyarakat. ”Program ini jangan sampai berhenti, tetapi bagaimana kompensasi jika ada penguasaan aset berupa bangunan permanen,” ujar Emil.
Konsumen batik yang datang dari Yogyakarta memilih batik tulis dengan pewarna alam di rumah produksi Mahkota, Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur, Sabtu (23/7/2022). Batik tulis dengan pewarna alam menjadi salah satu produk budaya warga Pulau Madura yang kian dikenal dan digemari. Penjualan batik dan produk budaya warga Nusa Garam meningkat, terutama dengan keberadaan Jembatan Suramadu yang resmi beroperasi sejak 10 Juni 2009.
Jatim mendorong program reaktivasi itu masuk dalam salah satu prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2024-2029. Reaktivasi memerlukan biaya besar, terutama dari pusat. Provinsi dan kabupaten/kota di Madura juga perlu berkontribusi nyata, termasuk menggandeng pihak ketiga atau penanam modal dari swasta.
Ketua Komisi B DPRD Jatim Aliyadi Mustofa mengatakan, secara regulasi, reaktivasi rel KA Madura merupakan amanat Perpres No 80/2019. Percepatan program bisa ditempuh, tetapi harus kuat dalam sosialisasi ke masyarakat Madura yang memiliki kultur khas.
”Perpres itu terutama reaktivasi KA tidak semata-mata kemauan rakyat Madura. Namun, regulasi itu perlu dikawal dan diwujudkan sehingga sosialisasi dan pemahaman kepada masyarakat menjadi penting,” kata Aliyadi.
Anak-anak nelayan bersepeda sepulang sekolah di Jalan Raya Pamekasan-Sumenep, Pulau Madura, Jawa Timur, Senin (20/6/2022). Pemerataan pembangunan prasarana dan sarana transportasi serta utilitas, termasuk telekomunikasi, mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia pesisir. Anak-anak nelayan dapat menikmati pendidikan berkualitas setara dengan masyarakat perkotaan.
Ketua Madura Asli (Madas) Raya Ashadi berpendapat, reaktivasi itu merupakan program yang amat bagus. ”Jangan dilihat apakah itu dibutuhkan rakyat atau tidak. Bagi orang Madura, program yang dapat membuat mereka maju, ya, pasti akan dibutuhkan,” katanya.
Program besar juga perlu melihat aspek suasana batin dan sosiologis masyarakat sehingga perubahan sebagai dampaknya berlangsung dengan baik.
Raya melanjutkan, selain reaktivasi rel KA, masyarakat di Madura juga menginginkan adanya jaringan jalan tol. Keberadaan rel KA dan jalan tol diyakini akan meningkatkan mobilitas dan produktivitas rakyat yang akan berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi di kawasan dengan wilayah Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep itu.
”Program besar juga perlu melihat aspek suasana batin dan sosiologis masyarakat sehingga perubahan sebagai dampaknya berlangsung dengan baik,” kata Raya.
Peneliti senior Laboratorium Perhubungan dan Bahan Konstruksi Jalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Hera Widyastuti, mengatakan, reaktivasi rel KA dapat meningkatkan mobilitas di Madura. Program ini sekaligus dapat dimanfaatkan untuk memberikan transportasi massal yang efektif dan efisien seperti di kawasan Jabodetabek. Selama ini, jaringan transportasi di Madura hanya mengandalkan jalan raya sehingga tetap ada risiko kemacetan atau gangguan kelancaran mobilitas.
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
Deretan kapal milik nelayan yang menunda ke laut karena La Nina dan anomali cuaca yang memicu gelombang tinggi. Nelayan menunggu cuaca membaik, seperti terlihat di pesisir selatan Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, Senin (20/6/2022). Kehidupan nelayan tradisional amat bergantung pada kondisi perairan dan cuaca yang memengaruhi tangkapan.
Dalam catatan ITS, keberadaan rel KA di Madura dimanfaatkan untuk mobilitas kepentingan Hindia-Belanda sesuai potensi daerah saat itu, terutama garam, tembakau, jagung, dan hasil laut. Hasil bumi kemudian dibawa ke Jawa melalui Surabaya untuk diolah atau selanjutnya dibawa ke pasar dunia. ”Dari Kamal, hasil bumi ditransfer melalui kapal feri. Terkadang ada juga gerbong dinaikkan ke kapal, kemudian lanjut beroperasi ketika sandar di Ujung, Surabaya,” kata Hera.
Hera melanjutkan, keberadaan Jembatan Suramadu mungkin bisa dimaksimalkan untuk mendukung operasionalisasi kereta Jawa-Madura. Namun, sejauh ini belum ada evaluasi kekuatan Jembatan Suramadu sehingga gagasan mengadakan kereta ringan di sana belum dapat ditindaklanjuti. ”Setidaknya, reaktivasi rel menjadi jawaban untuk menghadirkan transportasi massal di Madura yang saat ini belum ada,” ujarnya.