Sirkuit Mandalika Mau Dibawa ke Mana?
Sirkuit Mandalika kini disebut sebagai magnet baru pariwisata Lombok, NTB. Namun, magnet baru itu harus dijaga dan benar-benar dipastikan akan dibawa ke mana agar tidak kehilangan daya tarik.

Pebalap Aruba.it Ducati, Micahel Ruben Rinaldi (kanan) dan Alvaro Bautista, memacu motornya saat balapan kedua WSBK Mandalika 2023 di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika di Kuta, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/3/3023).
Minggu (5/3/2023), area festival kawasan Sirkuit Mandalika penuh oleh ribuan penonton menyaksikan konser band Jamrud. Selama dua jam sejak pukul 22.00 Wita, lagu-lagu andalan band lawas itu mengobati rindu penggemarnya di Lombok. Semua larut dan ikut bernyanyi.
Pada saat yang sama, di area paddock sirkuit, kesibukan luar biasa juga terjadi. Forklift atau truk garpu lalu lalang membawa kargo dari garasi setiap tim ke ujung timur paddock. Dari Mandalika, kargo-kargo itu akan diterbangkan menuju Bandara Heydar Aliyev, Azerbaijan, baru ke Sirkuit Assen untuk Kejuaraan Dunia Superbike (WSBK) seri Belanda.
Baca juga : Mandalika Bangun Peradaban
Seiring lagu terakhir Jamrud dan selesainya pengangkutan kargo di paddock, ”pesta” di Mandalika dalam rangkaian WSBK Mandalika 2023 seperti usai. Tetapi, nyatanya tidak.
Seminggu kemudian, tepatnya 11-12 Maret 2023, Sirkuit Mandalika kembali ”hidup” oleh raung sepeda motor. Selama dua hari, berlangsung Kejuaraan Drag Bike dan Drag Race Piala Kepala Kepolisian Daerah NTB.

Band Jamrud menghibur penonton seusai Kejuaraan Dunia Superbike di Sirkuit Mandalika, Kuta, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/3/2023) malam.
Mandalika memang harus tetap hidup. Apalagi, ia membawa beban besar mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat. Sejak gelaran WSBK dan MotoGP benar-benar bisa diselenggarakan di sana, optimisme terhadap akselerasi pertumbuhan ekonomi itu kian menguat.
Penyelenggaraan MotoGP 2022 di Mandalika, menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, Minggu (5/3/2023), berdampak pada perputaran uang yang signifikan, yakni hingga Rp 5 triliun. Dampak itu tidak hanya dirasakan di NTB, tetapi juga hingga Bali.
Baca juga : Ekonomi Musiman Mandalika
Dampak gelaran itu menyentuh sejumlah sektor, mulai dari akomodasi, transportasi, kuliner, hingga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Survei Kompas menunjukkan, rata-rata tingkat hunian melonjak dari sekitar 50 persen menjadi lebih dari 75 persen, bahkan bisa mencapai angka maksimal 100 persen untuk Lombok Tengah.
Aktivitas pengeluaran penonton selama MotoGP salah satunya tecermin dalam data uang yang keluar dari Bank Indonesia NTB. Uang keluar neto (netoutflow) mencapai Rp 326,9 miliar selama 1-18 Maret 2022. Tren netoutflow sudah terlihat sejak sebulan sebelum ajang MotoGP, yakni Rp 66,6 miliar pada Februari 2022 (Kompas, 21/3/2022).

Pebalap Aruba.it Ducati, Alvaro Bautista, diapit Toprak Razgatlioglu (Pata Yamaha Prometeon WorldSBK) dan Xavi Vierge (HRC), saat penyerahan penghargaan pemenang balapan kedua WSBK Mandalika 2023 di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika di Kuta, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/3/3023). Bautista menjadi yang tercepat, disusul Toprak dan Vierge.
Wisata olahraga
Dampak MotoGP memang terasa, tetapi tidak cukup jika hanya mengandalkan WSBK dan MotoGP. Apalagi, masing-masing hanya digelar sekali setahun. Kegiatan lain memang harus diselenggarakan di sirkuit sepanjang 4,31 kilometer itu, baik kegiatan otomotif maupun non-otomotif.
Pengelola kawasan Mandalika, dalam hal ini PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau ITDC, menyadari hal itu.
Baca juga : Langkah Besar Mandalika
”Mengutip Pak Luhut (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan) di F1 Powerboat Lake Toba 2023, Mandalika adalah penggerak sport tourism. Kalau mau mengembangkan sport tourism, di sinilah tempatnya. Apakah Lombok akan berkembang menjadi Bali kedua? Mungkin saja asalkan ada kerja sama semua pihak,” kata Direktur Operasi PT Pengembangan Pariwisata Indonesia Troy Reza Warokka, Rabu (1/3/2023).
Menurut Troy, sebagai destinasi sport tourism atau wisata olahraga, tentu tidak cukup jika Mandalika mengandalkan MotoGP dan WSBK saja. Maka, pengelola kawasan tersebut, yakni ITDC, juga membuka Mandalika untuk berbagai kegiatan berbasis sport tourism lainnya.

Penumpang menunggu keberangkatan pesawat di terminal penumpang Bandara Lombok, Praya, Nusa Tenggara Barat, Senin (6/3/2023). Kejuaraan Dunia Superbike (WSBK) di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika berdampak pada meningkatnya volume penumpang di Bandara Lombok mencapai 15,4 persen.
”Hal yang paling utama dari kami di ITDC adalah mengembangkan potensi Sirkuit Mandalika. Ke depan, tidak hanya MotoGP dan WSBK, kami juga akan menyelenggarakan berbagai kegiatan,” katanya.
Troy mencontohkan, pada 2023, selain WSBK 2023, Mandalika juga menjadi tuan rumah Kejuaraan Nasional Mandalika Racing Series dan Asian Road Race pada Agustus 2023.
Baca juga : Empat Hari BMW di Mandalika
Keberadaan sport tourism mendapat atensi yang luar biasa. Tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga masyarakat. Bahkan, banyak permintaan untuk menyelenggarakan kegiatan olahraga di luar otomotif. Oleh karena itu, lanjutnya, dalam waktu dekat Mandalika juga akan menjadi tuan rumah lomba lari maraton.
Kalau mau mengembangkan sport tourism, di sinilah tempatnya. Apakah Lombok akan berkembang menjadi Bali kedua? Mungkin saja asalkan ada kerja sama semua pihak.
Di luar kegiatan di sirkuit, sebenarnya telah ada banyak agenda berbasis sport tourism yang digelar di Mandalika sejak 2021 hingga 2023. Sebut saja Mandalika 100 berupa lari lintas alam di kawasan Mandalika pada 2021 dan 2022, juga World Muscle Tour and Sport 2022.

Tarian kolosal bertajuk Inem Gumi dibawakan pada hari terakhir Kejuaraan Dunia Superbike (WSBK) di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/3/2023). Penampilan 250 penari ini merupakan upaya memperkenalkan ragam budaya Nusa Tenggara Barat ke dunia internasional.
Kesiapan masyarakat
Setelah berbagai agenda, hal lain yang tak kalah penting adalah menyiapkan masyarakat, baik di dalam kawasan maupun luar kawasan Mandalika. Menurut Troy, pihaknya senantiasa melibatkan masyarakat agar merasa memiliki dan menjadi bagian dari pengembangan sport tourism di Mandalika.
Pelibatan itu mulai dari memberikan tiket gratis saat ajang berlangsung hingga pelatihan bagi para pemuda untuk mempersiapkan sumber daya manusia pada sektor terkait pariwisata. Misalnya, pelatihan bahasa Inggris untuk kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di perhotelan yang dipastikan akan terus tumbuh.
Baca juga : MotoGP Mandalika Bangkitkan Perekonomian
Selain itu, kata Direktur Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Priandhi Satria, SDM dari luar negeri yang terlibat dalam WSBK dan MotoGP mulai dikurangi. Untuk perhelatan selanjutnya, dimaksimalkan peran anak NTB. Bahkan, karena sudah terlibat dalam beberapa kali kejuaraan dunia, mereka tidak lagi hanya berperan sebagai anggota, tetapi sudah memimpin tim dengan ratusan orang.
Setelah semua siap, pekerjaan rumah lainnya adalah bagaimana mendatangkan penonton ke Mandalika. Berkaca dari dua penyelenggaraan terakhir WSBK, penonton ramai oleh warga lokal NTB. Akan tetapi, hal itu tidak lepas dari banyaknya tiket gratis dan tiket diskon besar-besaran.

Petugas mengevakuasi motor pebalap Kawasaki Racing Team WorldBSK, Alex Lowes, setelah kecelakaan pada sesi balapan superpool WSBK Mandalika 2023 di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika di Kuta, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/3/3023).
”Kalau mengandalkan penonton lokal terus, lama-lama akan jenuh dan ditinggal,” kata Pahrul Azim, Direktur Desa Wisata Hijau Bilebante.
Padahal, yang diharapkan adalah penonton dari luar NTB, laiknya saat gelaran MotoGP. Dengan demikian, sektor terkait mulai dari akomodasi, transportasi, restoran, hingga UMKM bisa ikut terdampak.

Sektor-sektor itu pun tidak boleh aji mumpung, misalnya dengan menaikkan harga yang justru membuat penonton dari luar kapok untuk datang ke Lombok. Justru mereka harus menjaga atau meningkatkan standar kualitas.
Sejalan dengan itu, promosi juga harus terus dilakukan. Tidak hanya pengelola kawasan, tetapi semua pihak terkait. Dengan berbagai upaya itu, Mandalika mau dibawa ke mana pun akan memberi dampak seperti yang diharapkan semua pihak.