Jalur Alternatif Beroperasi, Mobilitas Timor Raya Lancar
Akses Jalan Timor Raya kini sudah lancar. Kendati demikian, ancaman longsor masih membayangi pengguna jalan.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
FRANSISKUS PATI HERIN
Kendaraan melaju kencang setelah melewati lokasi longsor di Kelurahan Takari, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Senin (20/2/2023).
OELAMASI, KOMPAS — Satu bulan setelah terjadi longsor di Jalan Timor Raya, Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur, pemerintah membuka jalan darurat untuk jalur alternatif. Tak ada lagi antrean dan pemberlakuan sistem buka tutup di lokasi tersebut. Mobilitas pada jalur paling ramai di NTT, sekaligus akses darat ke negara Timor Leste, itu kini sudah lancar.
Jalur pertama yang sudah dibuka lebih dahulu diperuntukkan bagi kendaraan roda dua hingga roda empat, sedangkan jalur yang satu lagi untuk kendaraan di atas roda empat. Pengoperasian jalur darurat kedua itu satu bulan setelah terjadi longsor pada Jumat (17/2/2023) malam.
Lokasi longsor tepatnya di Kelurahan Takari, Kabupaten Kupang. Dari Kota Kupang, ibu kota NTT, lokasi itu berjarak 85 kilometer. Kala itu, longsor menghentikan mobilitas di Jalan Timor Raya lantaran tak ada jalan alternatif. Akses Timor Raya seakan berhenti berdenyut.
Emanuel Manek (33), sopir mobil rental, menuturkan, pada Minggu (19/3/2023), tidak ada lagi antrean serta pemberlakuan sistem buka tutup di tempat itu. ”Kendaraan dari dua arah sudah bisa lewat tanpa harus berhenti. Sudah lancar,” ujarnya.
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Setelah lumpuh total selama tiga hari akibat longsor di Kelurahan Takari, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, mobilitas kendaraan mulai berlangsung pada Senin (20/2/2023). Lokasi tersebut merupakan jalur transportasi darat paling ramai di NTT.
Menurut dia, jalur itu kembali pulih. Pengendara dan penumpang tak lagi kerepotan dengan sistem estafet penumpang yang datang dari dua arah. Kini, waktu perjalanan lebih singkat dan tak ada lagi biaya yang dikeluarkan untuk membayar buruh panggul khusus bagi penumpang yang membawa barang.
Jalan Timor Raya merupakan jalur paling ramai di NTT. Setiap hari, ribuan kendaraan melewati jalur itu dengan mengangkut hingga ratusan ribu orang serta ribuan ton barang. Mobilitas dari Kota Kupang ke empat kabupaten harus melewati area longsor itu mengingat tidak ada jalan alternatif.
Empat kabupaten dimaksud adalah Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Malaka, dan Belu. Selain itu, sebagian kecil wilayah Kabupaten Kupang ikut terisolasi. Jalur tersebut juga merupakan jalur darat dari Kota Kupang ke Dili, ibu kota negara Timor Leste. Kota Kupang dan Dili terpaut sekitar 400 kilometer.
Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi mengatakan, pembukaan jalan alternatif tersebut berkat kerja keras dari Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah NTT. Ia memberi apresiasi kepada petugas lapangan yang bekerja nyaris tanpa henti siang malam untuk membuka jalur sepanjang 580 meter itu.
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Ekskavator terus membersihkan material longsoran di ruas Jalan Timor Raya, tepatnya di Kelurahan Takari, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Minggu (19/2/2022). Diperkirakan paling cepat satu minggu jalur itu sudah bisa dilewati.
Josef juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang merelakan lahan mereka untuk dijadikan jalan alternatif sementara. Mereka antara lain warga masyarakat Kelurahan Takari serta Gereja Katolik Paroki Bunda Orang Miskin Noelmina. ”Mudah-mudahan perekonomian dan lalu lintas kita tambah lancar,” ujarnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kupang Teldy Sanam menambahkan, longsor yang terjadi di Takari itu menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah untuk segera mencari jalur alternatif permanen. ”Ada satu jalur alternatif, tapi itu harus berputar sekitar 20 kilometer,” katanya.
Solusi lain adalah membuat parmanen salah satu jalur darurat yang ada saat ini. Jalur dimaksud adalah yang dilalui kendaraan roda empat ke atas. Jika setujui oleh pemerintah pusat selaku penanggung jawab pembangunan Jalan Timor Raya, pemerintah daerah akan bergerak untuk melakukan pembebasan lahan.
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Warga berjalan kaki melewati jalan setapak yang terjal lantaran terjadi longsor di ruas Jalan Timor Raya, tepatnya di Kelurahan Takari, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Minggu (19/2/2022). Longsor terjadi sejak Jumat (18/2/2023) malam.
Di sisi lain, Elfrid V Saneh, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Kupang, kembali mengingatkan akan potensi longsor yang terjadi di jalur tersebut. Material longsor yang diperkirakan lebih kurang 500.000 meter kubik terus bergerak dan kian labil pada musim hujan.
Selain di Takari, ada juga wilayah rawan longsor lain yang menghantui di sepanjang Jalan Timor Raya mulai dari Kabupaten Kupang hingga Timor Tengah Selatan. ”Sebaiknya dilakukan upaya pencegahan mengingat sewaktu-waktu longsor terjadi dan menimbulkan korban jiwa serta gangguan mobilitas,” ujarnya.
Berkaca pada longsor Takari, sebuah truk tronton yang melintas dalam sekejap langsung terkubur material. Sopir dan seorang penumpang di kabin bagian depan berhasil selamat. Beruntung longsor terjadi malam hari sehingga tidak banyak kendaraan yang melintas kala itu.