Kompas Berbagi Kisah Peliputan di Universitas Airlangga
Kedatangan Kompas ke Universitas Airlangga menjadi bagian dari kampanye jurnalisme berkualitas sekaligus menumbuhkan bibit penulis muda.
Oleh
SIWI YUNITA CAHYANINGRUM
·3 menit baca
DOKUMENTASI DITSARPRAS UNIVERSITAS AIRLANGGA
Sharia Entrepreneurship and Education Center Universitas Airlangga.
SURABAYA, KOMPAS-Kompas hadir di Universitas Airlangga Surabaya untuk berbagi kisah di balik peliputan berita. Kedatangan lembaga pers seperti Kompas ke dunia pendidikan menjadi bagian dari kampanye jurnalisme berkualitas sekaligus menumbuhkan bibit penulis muda.
Kampanye jurnalisme berkualitas bertema Kompas Goes To Campus Universitas Airlangga ini diselenggarakan di Majapahit Hall gedung Sharia Entrepreneurship and Education Center Universitas Airlangga, Jumat (17/3/2023).
Hadir dalam acara ini Redaktur Pelaksana Harian Kompas dan Kompas.id Adi Prinantyo, Jurnalis senior Kompas Ambrosius Harto Manumoyoso, serta jajaran redaksi Kompas. Adapun dari Unair hadir Koordinator Bidang Sosial Media dan Branding, Pusat Komunikasi dan Informasi Publik Universitas Airlangga Gesang Manggala Nugraha Putra.
Gesang Manggala Nugraha Putra dalam sambutannya mengatakan bahwa penting bagi mahasiswa untuk belajar tentang cerita di balik pembuatan berita. Dari kisah di balik berita, tambah Gesang, para mahasiswa bisa melihat sudut pandang jurnalis yang meliput dan bagaimana perjuangan yang dilewati.
"Dari kisah di balik berita, mahasiswa bisa belajar banyak. Apa yang tampil di sebuah artikel ternyata hanya ujung dari gunung es. Di bawah permukaan ada banyak sekali hal yang terjadi. Ini diharapkan menjadi inspirasi bagi calon penulis untuk bisa menghadirkan tulisan yang tak hanya ala kadarnya tapi juga penuh dengan curahan kemampuan," kata Gesang.
Redaktur Pelaksana Harian Kompas dan Kompas.id Adi Prinantyo menyerahkan cindera mata kepada Koordinator Bidang Sosial Media dan Branding, Pusat Komunikasi dan Informasi Publik Gesang Manggala Nugraha Putra, dalam acara Kompas Goes To Campus Unair Jumat (17/3/2023).
Redpel Kompas dan Kompas.id Adi Prinanto mengatakan dalam era banjir informasi ini, Kompas diharapkan bisa menjadi penunjuk arah. Karena itu, Kompas terus memproduksi berita mencerahkan dan bertanggungjawab.
"Kami tetap turunkan wartawan kami ke berbagai hal yang dianggap penting, misalnya perang Rusia dan Ukraina, juga pendakian gunung ke Elbrus".
Dalam perang Rusia-Ukraina, walau berisiko tinggi dan berbiaya tinggi namun misi mengirim wartawan tetap dilakukan untuk memenuhi tuntutan akurat, terpercaya dan mencerahkan. "Ketika itu kami lakukan ternyata kami bisa mendapatkan wawancara eksklusif dengan Presiden RI Joko Widodo, saat beliau berkunjung ke Ukraina," kata Adi.
Dari kisah di balik berita, mahasiswa bisa belajar banyak. Apa yang tampil di sebuah artikel ternyata hanya ujung dari gunung es.
Pendakian ke Elbrus setinggi 5.642 meter juga demikian. Peliputan yang penuh tantangan itu tetap dilakukan. Ambrosius Harto sebagai pemateri menggarisbawahi bahwa hal yang penting dalam melakoni tugas jurnalistik termasuk pendakian ke Elbrus adalah prosesnya.
Ia menceritakan bahwa setelah menempuh jarak yang jauh dan tinggal 200 meter lagi dari puncak, tim tak bisa melanjutkan perjalanan karena badai salju. Hari kedua Ambro harus merelakan tak bisa mencapai puncak dan harus turun ke Barrels Hut karena kondisi fisik tak lagi mendukung.
"Saya bisa nekat ke puncak dan mungkin bisa berhasil. Tapi saya bisa celaka, Saya ingat tugas saya adalah melakukan reportase. Kalau saya tak selamat,saya tak akan bisa berbagi cerita dan pengalaman," kata Ambro.
Di Balik Berita. Suasana pendakian persiapan di Gunung Elbrus di Rusia oleh Tim Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia Wanadri. Foto diambil pada 15 Agustus 2010.
Cerita pendakian di Elbrus menjadi banyak cerita di balik berita yang disusun oleh Kompas. Kisah ini diharapkan bisa menjadi inspirasi mahasiswa atau masyarakat umum yang ingin belajar jurnalistik mendalam.
Adi menambahkan bahwa Kompas memiliki hal pembeda dari konten berita gratis lainnya karena berita disusun komprehensif, mendalam, bahkan eksklusif. Khusus mahasiswa Unair yang mengikuti Kompas Goes to Campus Unair mendapatkan akses gratis tiga bulan. Hal itu menjadi bagian dari upaya Kompas untuk memperkuat literasi sekaligus menumbuhkan penulis-penulis muda berkualitas.
Kompas Goes To Campus dilakukan selama tiga hari mulai Rabu (15/3/2023) hingga Jumat (17/3/2023). Hari pertama, Kompas mengunjungi Universitas Surabaya dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Hari kedua Universitas Islam Negeri Sunan Ampel serta Universitas Kristen Petra. Adapun hari ketiga Universitas Airlangga dan terakhir Universitas Widya Mandala.
Gerakan literasi digital di kampus ini didukung oleh SKK Migas, JOG 4.0, Pertamina EP, Pertamina PHE Tuban East Java, Pertamina PHE WMO, HCML Husky CNOOC Madura Limited, PGN Saka, dan Petronas.