Permintaan Tinggi Jelang Puasa, Warga Cirebon Minta Operasi Beras Murah Berlanjut
Harga beras di tingkat konsumen di Kota Cirebon, Jawa Barat, masih tinggi. Masyarakat pun berharap pemerintah daerah terus menggelar operasi pasar murah untuk menekan lonjakan harga beras jelang bulan puasa.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Harga beras di tingkat konsumen di Kota Cirebon, Jawa Barat, masih tinggi. Masyarakat pun berharap pemerintah daerah terus menggelar operasi pasar murah untuk menekan lonjakan harga beras. Terlebih lagi, kebutuhan warga bakal meningkat memasuki bulan puasa.
Tingginya permintaan akan beras murah, antara lain, tampak dalam Gerakan Pangan Murah di Lapangan Kebon Pelok, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Selasa (14/3/2023). Operasi pasar murah itu juga berlangsung di empat kecamatan lain di Cirebon. Warga harus mengantre untuk membeli beras murah.
Di Kebon Pelok, warga menghabiskan 10 ton beras dari Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon hanya dalam waktu 1,5 jam. Itu pun masih ada puluhan warga yang belum kebagian meski sempat mengantre. ”Saya sudah datang sejak pukul delapan pagi, tapi masih enggak dapat beras,” ucap Rohima (42).
Padahal, harga beras medium Bulog murah, yakni Rp 9.400 per kilogram (kg) atau Rp 47.000 per kemasan 5 kg. ”Di pasaran, harga beras yang kualitas sedang paling murah Rp 11.500. Saya juga sudah cari beras harga promo di minimarket, tetapi enggak dapat. Makanya, ke sini,” ujarnya.
Menurut dia, membeli beras Bulog kemasan 5 kg dapat menghemat minimal Rp 10.000. Apalagi, suaminya hanya pekerja lepas dengan upah tak menentu. ”Beras 5 kg itu bisa untuk memenuhi kebutuhan makan enam hari,” ujar Rohimah yang tinggal bersama tiga anggota keluarganya.
Rohima berharap pemerintah daerah dapat melanjutkan operasi pasar murah dengan pasokan beras lebih banyak. Apalagi, kebutuhan masyarakat diprediksi meningkat menjelang bulan puasa pada akhir Maret ini. Di sisi lain, harga beras masih di atas harga eceran, yakni Rp 9.450 per kg.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Yati Rohayati mengatakan, Gerakan Pangan Murah yang digelar serentak di lima kecamatan hari ini bertujuan menstabilkan harga sejumlah bahan pangan, terutama beras. Bulan lalu, pihaknya juga menggelar kegiatan serupa.
”Sampai sekarang sudah 100 ton beras dijual di operasi pasar murah sejak bulan lalu,” ucap Yati. Setiap kegiatan, pihaknya juga membatasi pembelian hanya dua kemasan beras 5 kg untuk setiap keluarga. Kondisi ini, lanjutnya, menunjukkan kebutuhan akan beras murah masih tinggi.
”Kalau minat masyarakat mengharapkan kami mengadakan lagi Gerakan Pangan Murah, kami siap menggelontorkan lagi beras,” ujar Yati. Pihaknya belum bisa memastikan waktu operasi pasar murah. Namun, ia memastikan kegiatan itu berlangsung sebelum Lebaran bulan depan.
Sampai sekarang, sudah 100 ton beras dijual di operasi pasar murah sejak bulan lalu.
Wakil Pimpinan Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon Rizki Abdullah mengatakan, sejak awal tahun hingga kini, pihaknya telah menyalurkan sekitar 1.000 ton untuk operasi pasar di wilayah Cirebon dan sekitarnya. Pihaknya memastikan mendistribusikan beras sesuai permintaan dinas terkait.
”Saat ini, stok beras di gudang kami sekitar 4.200 ton. Jumlah ini cukup sampai Lebaran. Kami juga mulai menyerap hasil panen petani meskipun masih sedikit,” kata Rizki. Pihaknya memperkirakan harga beras akan turun seiring panen raya di wilayah Cirebon akhir Maret ini.