Harga Melambung Tinggi, Warga NTT Pingsan Saat Antre Beras Murah
Harga beras di NTT masih terus melambung tinggi. Sejumlah warga rela berdesakan mendapatkan harga termurah. Warga yang tidak kuat mengantre pingsan dan harus dibawa ke rumah sakit.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Tingginya harga beras di Nusa Tenggara Timur hingga Rp 17.000 per kilogram membuat sebagian pihak rela antre di bawah terik matahari demi mendapatkan harga terendah. Dalam pasar murah Bulog NTT, sejumlah warga berdesak-desakan. Seorang di antaranya bahkan pingsan dan harus dibawa ke rumah sakit.
Pasar murah yang digelar Bulog NTT dilakukan di Alun-alun Kota Kupang, Senin (13/3/2023). Beras yang disediakan 2,5 ton dan diperuntukkan hanya pada 500 pembeli yang memiliki kupon belanja. Setiap pembeli mendapat 5 kg seharga Rp 45.000 atau Rp 9.000 per kg.
”Antre panas-panas juga tidak apa-apa, yang penting bisa dapat beras. Kalau beli di pasar Rp 13.000 per kg. Di kampung-kampung bahkan tembus Rp 17.000 per kg,” kata Anita Mooi (45), warga Kota Kupang.
Namun, tidak semua warga tahan antre di bawah terik matahari. Seorang warga pingsan hingga dibawa ke rumah sakit.
Manajer Bisnis Perum Bulog Kantor Wilayah NTT Melky Lakapu mengatakan, beras datang dari Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan. Salah satu penyebab kelangkaan beras adalah pengiriman lewat laut yang terhambat cuaca buruk.
”Perkiraan kami akhir bulan depan nanti sudah lancar,” ujarnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik, angka produksi beras di NTT tahun 2022 mencapai 442.842 ton dengan produksi tertinggi disumbang Kabupaten Manggarai Barat. Padahal, tingkat konsumen beras di NTT menembus setengah juta ton per tahun. Artinya, dalam kondisi normal pun NTT defisit beras.
Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan warga, operasi pasar akan terus digelar hingga Juni 2023. Setiap kali dibuka akan disediakan 2,5 ton beras. Lokasi pasar murah akan berpindah-pindah tempat berdasarkan sebaran penduduk. ”Kami akan operasi pasar setiap hari. Setiap hari satu titik,” ujarnya.
Setiap warga yang sudah membeli beras murah diwajibkan mencelupkan ujung jari pada tinta. Mereka tidak boleh belanja beras lagi ketika operasi pasar berlangsung di tempat lain.
Melky mengimbau masyarakat agar tidak panik. Sejauh ini, stok beras di gudang Bulog NTT mencukupi, sekitar 21.000 ton. Setiap bulan, Bulog mengeluarkan hingga 1.150 ton beras untuk ASN serta TNI/Polri. Selebihnya, beras cadangan yang sewaktu-waktu dibutuhkan, termasuk untuk operasi pasar.
Beras guru honorer
Problem tingginya harga beras memantik kepedulian sejumlah kalangan. Sekolah Alam Manusak berkolaborasi dengan sejumlah lembaga membagikan beras untuk guru honorer. Penerimanya 50 guru dari Kota Kupang dan 50 guru lainnya dari Kabupaten Kupang.
Para sukarelawan menyerahkan bantuan itu kepada guru di rumah, sekolah, dan di markas Sekolah Alam Manusak, Kabupaten Kupang. Setiap guru mendapat 5 kg. Program tersebut bertajuk ”Beras Salam untuk Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”.
”Kami memberi hadiah khusus bagi para guru honor. Saat sibuk mengajar di sekolah, dapur mereka tetap tersedia makanan. Kami berharap, pemberian hadiah kecil ini menambah semangat juang para guru untuk memberi diri yang terbaik bagi anak-anak,” kata Yahya Ado, pendiri Sekolah Alam Manusak.