Eksotika Taman Wisata Alam 17 Pulau di Riung, Flores
Taman wisata alam laut 17 Pulau di Riung sangat eksotik. Di tempat ini ada komodo, kelelawar, dan gugusan pulau-pulau indah.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·5 menit baca
Taman wisata alam laut 17 Pulau di Riung terletak di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Memiliki hewan purba mbou atau komodo, koloni kelelawar, dan sejumlah flora menarik, gugusan pulau besar dan kecil ini begitu memesona yang diyakini bakal memikat wisatawan.
Taman wisata alam (TWA) 17 Pulau di Riung merupakan penyangga Taman Nasional Komodo di Manggarai Barat. Luas kawasan ini 9.900 hektar. Beberapa dari 17 Pulau itu, antara lain, Pulau Pau, Borong, Ontoloe, Dua, Kalong, Lainjawa, Patta, Nani, Rutong, Meja, dan Pulau Tembaga.
Pulau-pulau ini memiliki keindahan dan keunikan tersendiri dengan aneka fauna dan flora di dalamnya. Namun, taman wisata alam laut ini membutuh sentuhan penataan agar lebih menarik pengunjung.
Jenis fauna yang terkenal di daerah ini, yakni mbou aliasVaranus komodoensis. Ada puluhan bahkan ratusan komodo yang hidup liar di Pulau Ontoloe, sebagian di semenanjung Torong Padang, dan sebagian di dalam Cagar Alam Bolotadho, dan kawasan Cagar Alam Riung.
Selain komodo, ada ratusan kelelawar yang bergelantungan di pohon-pohon di pinggir pantai di Pulau Ontoloe. Ada pula kera, musang, biawak timor, buaya, dan kuskus. Berbagai jenis burung juga bersarang di sana, seperti elang, bangau putih, bangau hitam, perkici dada kuning, nuri, terkukur, dan burung gosong.
Lautan di antara pulau dipenuhi berjenis-jenis terumbu karang dan kekayaan ekosistem. Terdapat 27 jenis karang, di antaranya Montipora sp, Atropos sp, Lobophyla sp, Stylopora sp, dan Pavites sp. Ada pula duyung, lumba-lumba, paus, dan aneka ikan hias yang hidup di karang.
Adapun jenis flora, antara lain, ketapang, cendana, waru, kusambi, kayu manis, johar, ampupu, kepuh, dan bakau.
Panorama
Taman wisata alam (TWA) laut ini ditetapkan pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 589/Kpts-11/1996 tanggal 16 September 1996. TWA 17 Pulau ini memiliki kekayaan sumber daya alam hayati, baik yang hidup di darat maupun di laut.
Memiliki panorama dan fenomena alam yang indah menjadikan TWA 17 Pulau ini secara keseluruhan sangat cocok untuk kegiatan rekreasi dan pariwisata alam.
Tiket masuk untuk wisatawan Nusantara Rp 5.000 pada hari biasa, serta Rp 7.500 pada hari libur. Sementara harga tiket untuk wisatawan asing Rp 100.000 untuk hari biasa dan Rp 150.000 pada hari libur.
Namun, sebagai penyangga pariwisata TN Komodo, di TWA 17 Pulau di Riung belum banyak fasilitas pariwisata yang tersedia. Di 17 pulau yang dikelilingi laut itu belum ada satu penginapan pun yang dibangun di sana. Begitu pun Pulau Rutong yang sering dikunjungi wisatawan karena hamparan pasir putih dan memiliki sebuah bukit yang indah. Dari bukit itu, pengunjung bisa memantau sejumlah pulau di sekitarnya dengan laut yang teduh dan bening.
Laut di TWA 17 Pulau selalu tenang, teduh, dan aman untuk lalu lintas kapal motor. Hal itu tidak seperti kondisi laut di TN Komodo dan sekitarnya yang sering terjadi gelombang tinggi dan menyebabkan sejumlah kapal motor terbalik atau tenggelam.
Saat ini terdapat sekitar 20 kapal motor yang siap mengantar wisatawan keliling ke 17 pulau itu. Kapasitas penumpang 30-40 orang per kapal. Perjalanan dari Bajawa, Ngada, sekitar 70 kilometer (km) dan dari Mbay sekitar 25 km. Bagi yang ingin menginap tersedia penginapan di Riung, ibu kota kecamatan.
Selain keindahan alam, TWA 17 Pulau juga menawarkan wisata budaya. Pengunjung dapat mengikuti proses pembuatan tenun ikat dan proses pembuatan periuk dari tanah liat secara manual atau tradisional. Selain itu, ada pula tarian daerah serta ritual adat tertentu. Wisata budaya itu bisa ditemukan di kampung Golo Riung.
Jumlah wisatawan ke TWA Riung termasuk tinggi. Sebelum pandemi Covid-19, jumlahnya sekitar 9 juta sampai 10 juta wisatawan per tahun. Saat ini, jumlah pengunjung berkisar 3 juta–5 juta wisatawan.
Wisatawan lokal diizinkan bermalam di pulau-pulau. Namun, wisatawan mancanegara dilarang. Pulau-pulau itu tidak berpenduduk dan tidak ada aparat keamanan yang berjaga di sana.
Keindahan TWA 17 Pulau di Riung ini memang tidak diragukan lagi. Akan tetapi, masih diperlukan berbagai sentuhan penataan serta penambahan fasilitas atau sarana prasarana agar makin siap menerima wisatawan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur Zeth Sony Libing mengatakan, Pemda Ngada sudah melakukan kerja sama dengan beberapa pelaku usaha wisata. Mereka mengelola TWA laut 17 Pulau di Riung tetapi belum optimal.
Sony mengakui, masih banyak hal yang perlu dibenahi untuk menarik kunjungan wisatawan ke sana. Jika lebih tertata rapi dan indah, dipastikan banyak wisatawan dari dalam dan luar negeri bakal berkunjung ke sana.
“Kalau ada pihak ketiga dengan modal yang cukup, bisa bekerja sama dengan Pemda Ngada. Mereka bisa membangun semacam tempat penginapan yang lebih memadai di pulau-pulau itu. Tentu ini atas kesepakatan dengan Pemda Ngada. Pulau mana yang boleh ditata dan mana yang tidak boleh, dari 17 pulau itu,” kata Sony, Sabtu (11/3/2023).
Untuk itu, perlu keterlibatan pengusaha dan pengelola TWA, bekerja sama dengan pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam NTT juga warga setempat. Perlu dibangun pemondokan atau biasa disebut lopo dalam bahasa setempat, di pulau tertentu.
Sarana transportasi laut diharapkan lebih diperbanyak dan dilengkapi fasilitas lebih memadai. Perlu juga dimunculkan pusat-pusat kuliner, restoran, dan perhotelan yang lebih memadai. Dengan demikian, makin banyak wisatawan yang berkunjung dan masyarakat setempat turut terangkat kesejahteraannya.