Warga Keluhkan Jalan Rusak, Jateng Siapkan Rp 437 Miliar untuk Perbaikan
Jalan-jalan di Jateng belum terbebas dari kerusakan. Kondisi itu mengganggu kenyamanan masyarakat dan memicu kecelakaan. Perbaikan akan digenjot.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Masyarakat di sejumlah wilayah di Jawa Tengah masih mengeluhkan adanya jalan rusak. Kondisi jalan yang tidak memadai membuat perjalanan masyarakat terganggu dan tak jarang memicu kecelakaan lalu lintas. Tahun ini, Pemerintah Provinsi Jateng menyiapkan anggaran sebesar Rp 437 Miliar untuk perbaikan kualitas jalan.
Berdasarkan data Pemprov Jateng, ada setidaknya 267 aduan masuk sepanjang Januari-Februari 2023 terkait jalan rusak. Sepanjang Jalan Parakan-Sukorejo, yang merupakan penghubung Kabupaten Kendal dan Temanggung, misalnya, jalan rusak dilaporkan sepanjang 4 kilometer. Jalanan itu mayoritas berlubang dengan kedalaman 15-30 sentimeter.
David Arya (20), warga yang setiap hari melintas sepanjang Jalan Parakan-Sukorejo pernah kecelakaan lantaran menghindari lubang di ruas jalan provinsi tersebut. David harus merelakan dua velg sepeda motornya rusak akibat kecelakaan itu. Menurutnya, ia bukan satu-satunya pengguna jalan yang kecelakaan di kawasan itu.
”Kecelakaan lalu lintas sepanjang Jalan Parakan-Sukorejo itu sudah sering kali terjadi. Mayoritas karena ingin menghindari lubang, terus bersenggolan dengan kendaraan lain kemudian jatuh,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (8/3/2023).
Jalan pantura Semarang ke timur apa kabar? ( KH Ahmad Mustofa Bisri)
David menambahkan, kerusakan jalan sudah terjadi sejak akhir tahun 2022. Kerusakan kian parah karena jalanan tergerus hujan lebat dua bulan terakhir. David berharap, jalanan segera diperbaiki agar masyarakat bisa kembali melintasi jalur Kendal-Temanggung dengan nyaman.
Keluhan mengenai jalan rusak juga disampaikan ulama asal Rembang, KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus, kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo melalui kolom komentar sebuah unggahan Ganjar di Instagram. ”Jalan pantura Semarang ke timur apa kabar?” tulisnya. Komentar itu dijawab oleh Ganjar, ”Siap, kula urusnjih (baik, saya urus).”
Sepanjang jalan pantura mulai dari Kota Semarang hingga Rembang terdapat lubang-lubang jalan. Beberapa lubang telah ditambal, tetapi tinggi tambalan tidak sejajar dengan jalan yang ada sehingga jalanan menjadi tidak rata dan kurang nyaman dilintasi.
Tahun ini, Pemprov Jateng menyiapkan anggaran sebesar Rp 437 miliar untuk peningkatan kualitas jalan. Peningkatan kualitas dibagi dalam tiga program, yakni pemeliharaan, rehabilitasi, serta rekonstruksi jalan.
Pemeliharaan jalan berupa perawatan serta perbaikan kerusakan pada ruas-ruas jalan. Sementara itu, rehabilitasi berupa pemeliharaan berkala jalan untuk mencegah meluasnya kerusakan. Adapun rekonstruksi jalan adalah peningkatan struktur jalan yang rusak berat agar bagian jalan tersebut bisa sesuai dengan umur rencana yang ditetapkan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Jateng AR Hanung Triyono mengatakan, pemeliharaan jalan rutin dilakukan setiap tahun. Tahun ini, pemeliharaan jalan akan dilakukan sepanjang 2.404,741 kilometer.
Rehabilitasi juga akan dilakukan tahun ini. Rehabilitasi jalan tersebar di sejumlah wilayah Balai Pengelolaan Jalan (BPJ), yakni Cilacap, Tegal, Pekalongan, Wonosobo, Semarang, Purwodadi, Surakarta, serta Pati.
Sementara itu, program rekonstruksi jalan dibagi menjadi dua wilayah, yakni wilayah timur dan barat. Rekonstruksi jalan wilayah timur akan dilakukan di Blora, Sragen, Wonogiri, dan Demak. Adapun wilayah barat, rekonstruksi akan dilakukan di Purworejo, Brebes, Temanggung, dan Cilacap.
”Program-program itu dibiayai menggunakan APBD Jateng. Selain itu, perbaikan jalan juga dilakukan menggunakan program hibah jalan daerah dan dana alokasi khusus,” kata Hanung.
Menurut Hanung, program peningkatan kualitas jalan pada jalan rusak sudah dimulai. Hujan deras yang masih turun disebut Hanung turut menjadi kendala untuk memperbaiki jalan rusak.