Industri pariwisata di Nusa Dua, Bali, diupayakan lebih ramah lingkungan. ITDC Nusa Dua bermitra dengan Recoolit Bumi Lestari menginisiasi pengelolaan limbah refrigeran atau freon agar mengurangi polusi.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
ITDC Nusa Dua sebagai pengelola destinasi dan kawasan The Nusa Dua, Bali, menjalin kemitraan dengan PT Recoolit Bumi Lestari untuk menginisiasi pengelolaan limbah refrigeran (freon) di fasilitas akomodasi pariwisata di kawasan Nusa Dua dan sekitarnya, Selasa (7/3/2023).
BADUNG, KOMPAS — Pengelola destinasi dan kawasan The Nusa Dua, PT Pembangunan Pariwisata Indonesia (Indonesia Tourism Development Corporation/ITDC), menjalin kemitraan dengan PT Recoolit Bumi Lestari untuk menginisiasi pengelolaan limbah refrigeran (freon) di fasilitas hotel dan akomodasi pariwisata di kawasan Nusa Dua dan sekitarnya. Kemitraan itu menjadi bentuk upaya bersama mengurangi dampak emisi dari limbah refrigeran terhadap pemanasan global.
Nota kesepahaman kerja sama itu ditandatangani Direktur Utama PT ITDC Nusantara Utilitas Anak Agung Istri Ratna Dewi dan Head of Business Operations and Human Resources PT Recoolit Bumi Lestari Ni Luh Putu Yuniari di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Selasa (7/3/2023). Penandatanganan itu disaksikan pula oleh Direktur Operasi dan Pengembangan Bisnis PT ITDC Nusantara Utilitas Hari Wibisono, VP Operation ITDC The Nusa Dua Putu Trisna Wijaya, Komisaris PT Recoolit Bumi Lestari Kenia Khairunnisa Mahendra, sertabeberapa perwakilan pengelola hotel di kawasan ITDC Nusa Dua.
Refrigeran atau freon dipergunakan pada perangkat mesin pendingin, baik air conditioned maupun chillers. Meski freon yang ramah lingkungan sudah banyak digunakan, tetapi freon masih menghasilkan emisi dari limbah.
Emisi yang dikeluarkan dari penggunaan atau penggantian freon berpengaruh terhadap pemanasan global. Sementara itu, peralatan pendingin menjadi fasilitas yang disediakan akomodasi pariwisata, termasuk hotel maupun restoran dan perkantoran.
”Di ITDC Nusa Dua terdapat 12 hotel bintang lima internasional. Total kamar hotel mencapai 5.000 unit. ITDC sebagai proyek percontohan pengembangan pariwisata berupaya dan berkomitmen agar pariwisata tidak sampai menurunkan kualitas lingkungan,” ujar Ratna.
Menurut dia, ITDC Nusa Dua sudah mengelola dan mengolah air limbah di kawasan yang kemudian digunakan kembali untuk menyirami tanaman. ITDC Nusa Dua juga sedang mengombinasikan pemakaian listrik, yang bersumber dari PLN, dengan listrik yang dihasilkan dari perangkat panel surya di atap (rooftop).
”Jikalau proyek pengurangan emisi freon ini berhasil, hotel-hotel di kawasan Nusa Dua akan memiliki nilai plus karena sudah melakukan banyak hal, yang bertujuan menjaga kualitas lingkungan,” ujar Ratna.
Dia menambahkan, apabila inisiatif hijau yang dimulai di kawasan ITDC Nusa Dua berhasil, hal serupa dapat diimplementasikan dalam pengembangan kawasan lainnya di Indonesia.
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Suasana acara penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antara ITDC Nusa Dua dan PT Recoolit Bumi Lestari di Gedung Wantilan Kantor ITDC Nusa Dua, Bali, Selasa (7/3/2023).
Direktur Keteknikan (Engineering) Nusa Dua Beach Hotel and Spa Agra Komara mengungkapkan, inisiatif ITDC bersama Recoolit Bumi Lestari merupakan langkah menarik. Agra menyatakan tertarik dan mendukung inisiatif pengelolaan limbah freon tersebut. ”Apalagi ini menyangkut isu lingkungan dan pemanasan global yang merupakan tanggung jawab bersama,” katanya.
Komisaris PT Recoolit Bumi Lestari Kenia Khairunnisa Mahendra mengatakan, pihak Recoolit akan mengambil dan mengelola limbah freon yang dihasilkan saat penggantian refrigeran di hotel-hotel yang nantinya bermitra dengan Recoolit. Recoolit akan menyediakan peralatan dan mengambil sendiri limbah freon tersebut. ”Kami juga akan memberikan sertifikat hijau ramah lingkungan bagi hotel tersebut,” katanya.
Yuniari mengatakan, limbah refrigeran atau freon termasuk kontributor terbesar terhadap pemanasan global dan berpengaruh terhadap perubahan iklim. Emisi freon atau refrigeran dinyatakan lebih besar dan lebih tinggi dibandingkan emisi lainnya disetarakan karbon dioksida.
Dia menyebut, emisi dari penggunaan 12 kilogram freon dapat disetarakan dengan pembakaran 13.000 liter bensin. ”Saat ini, praktik secara umum saat mengganti freon adalah freonnya hanya dilepaskan saja ke udara,” kata Yuniari.
Dia pun menyatakan, Recoolit mengambil limbah freon dari mitra di kawasan ITDC Nusa Dua dan sekitarnya tanpa membebani biaya. Recoolit menerapkan model bisnis dengan skema carbon off set (pengimbangan karbon) dalam pengelolaan limbah refrigeran itu.