Perjuangan Pemuda Orang Rimba di Jambi Menempuh Pendidikan Tinggi Menjadi Inspirasi
Film ”Pulang Rimba” mengangkat kisah perjuangan pemuda rimba di Jambi meraih pendidikan hingga ke jenjang kuliah. Pendidikan menjadi jalan komunitas pedalaman ini berdaya di tengah perubahan zaman.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
DOKUMENTASI KREASI PRASASTI PERDAMAIAN
Acara Inklusi Goes to Campus di Universitas Jambi, Jambi, menayangkan film Pulang Rimba yang mengangkat kisah perjuangan anak-anak rimba meraih pendidikan tinggi, Senin (6/3/2023).
Sebagian generasi muda komunitas adat Orang Rimba di Jambi menjadikan pendidikan sebagai sarana untuk memberdayakan diri dan komunitasnya. Namun, banyak jalan terjal harus ditempuh bersama banyak pihak untuk benar-benar mewujudkan keinginan itu.
Salah satu inspirasi datang dari Pauzan. Umurnya 24 tahun dan kini dia menjadi satu dari segelintir pemuda rimba dari Bukit Duabelas, Jambi, yang dengan berani menimba ilmu hingga pendidikan tinggi.
Tiga tahun silam, ia menerima tawaran beasiswa dari sebuah perusahaan perkebunan untuk kuliah di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor. Sekolah setinggi-tingginya sudah lama menjadi mimpinya.
Tujuan akhirnya mulia. Dia ingin menjadi contoh bagi generasi muda Orang Rimba lainnya. Pendidikan adalah modal penting mengembangkan diri di tengah perkembangan zaman yang semakin kencang.
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN
Acara Inklusi Goes to Campus di Universitas Jambi, Jambi, Senin (6/3/2023).
Belakangan, kisah Pauzan diangkat dalam sebuah film pendek berdurasi 15 menit. Judulnya, Pulang Rimba. Setelah tiga bulan riset, film diproduksi Kreasi Prasasti Perdamaian/ruangobrol.id pada September 2022 hingga Januari 2023.
Mengambil lokasi shooting di Kabupaten Sarolangun, film ini mengisahkan pergulatan dalam komunitas dan keluarga saat Pauzan memutuskan mengenyam bangku kuliah. Sutradara Rahmat Triguna mengatakan, film itu adalah potret realitas di komunitas.
Selama ini, pendidikan formal belum dipandang penting. Hanya segelintir Orang Rimba yang menempuh pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi.
Ke depan, Rahmat mengatakan, tidak hanya kisah Pauzan yang akan diangkat dalam sinema. Judulnya, Pulang Rimba II. Kisahnya tentang tiga anak Orang Rimba, Bejujung, Besiar, dan Juliana, yang menempuh pendidikan tinggi.
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN
Bejujung dan Besiar, dua pemuda dari Komunitas Orang Rimba yang mengenyam pendidikan hingga bangku kuliah. Keduanya hadir dalam acara Inklusi Goes to Campus di Universitas Jambi, Jambi, Senin (6/3/2023).
Juliana, perempuan Orang Rimba pertama yang meraih pendidikan tinggi, kuliah di Jurusan Kehutanan, Universitas Muhammadiyah Jambi. Adapun Bejujung dan Besiar kini kuliah di Jurusan Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi.
Bejujung mengatakan, perjalanan pendidikannya dimulai saat belajar baca tulis dari sukarelawan di sebuah lembaga nirlaba. Bekal itu digunakan untuk bersekolah formal di sekolah dasar hingga SMP. Lulus SMP, ia ditawari melanjutkan pendidikan di sebuah SMK di Yogyakarta.
”Sekarang sudah masuk tahun ketiga (kuliah). Sangat senang. Bisa dapat teman dan pengetahuan baru,” kata Bejujung.
Direktur Pundi Sumatera Dewi Yunita, yang mendampingi Orang Rimba di wilayah Bungo, mengatakan, kesempatan warga mengenyam pendidikan tinggi masih terbatas. Dari lebih kurang 3.600 warga di Taman Nasional Bukit Duabelas dan sekitarnya, baru sedikitnya 300 anak mengenyam pendidikan formal dan informal dalam 15 tahun terakhir.
Oleh karena itu, lanjut Dewi, masih terbentang jalan panjang mengawal Orang Rimba mendapatkan pendidikan. Untuk mewujudkannya, peran dan kolaborasi antarpihak sangat dibutuhkan.