Lagi, Kejuaraan Dunia Balap Sepeda Gunung Bakal Digelar di Palangkaraya
Untuk kedua kalinya, Kota Palangkaraya dipilih menjadi tuan rumah perhelatan kejuaraan dunia balap sepeda gunung kota. Setidaknya 33 negara bakal ikut serta dalam kejuaraan terbesar balap sepeda dunia tersebut.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Indonesia terpilih lagi menjadi tuan rumah Balap Sepeda Gunung Kota atau City Mountain Bike (MTB) yang digelar Union Cycliste Internationale (UCI) seri ke-9. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini balap sepeda yang digelar merupakan kategori kejuaraan dunia. Kota Palangkaraya dipilih lagi menjadi tempat pelaksanaan kejuaraan dunia sepeda gunung tersebut.
Hal itu terungkap dalam kegiatan penandatanganan kerja sama antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Union Cycliste Internationale (UCI) pada Senin (6/3/2023). Hadir dalam kegiatan tersebut CEO City Mountain Bike Kristof Bruyneel dan Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo.
Sebelumnya, Kota Palangkaraya terpilih sebagai tuan rumah Kejuaraan Dunia Balap Sepeda Gunung Kota kategori eliminator atau kualifikasi yang diselenggarakan pada 28 Agustus 2022. Setidaknya, 29 peserta laki-laki dan 29 peserta perempuan dari seluruh dunia, termasuk Indonesia berpartisipasi dalam balap sepeda tersebut.
”Kami bakal menggelar lagi di sini (Palangkaraya), responsnya sangat baik. Kami menyukai semuanya, orang-orangnya, antusiasme mereka, juga sirkuit yang dibangun. Kami tidak ragu untuk datang dan menggelar kejuaraan dunia di sini,” kata Kristof.
Kristof mengungkapkan, setelah kerja sama dan segala kesepakatan sudah ditandatangani, pihaknya bakal menyiapkan tahapan-tahapan berikutnya. Semua pihak sepakat, kejuaraan dunia kali ini bakal digelar pada 15 Oktober 2023, di Palangkaraya, atau kota yang sama pada tahun sebelumnya di kategori eliminator.
“Mungkin dinilai masih lama, tapi waktu akan begitu cepat. Ini kejuaraan dunia dan kejuaraan terbesar untuk sepeda gunung kota, kami sangat bersemangat untuk kembali lagi ke sini,” kata Kristof.
Dipilihnya Kota Palangkaraya, lanjut Kristof, menjadi tuan rumah karena Palangkaraya dinilai paling siap menyelenggarakan kejuaraan balap sepeda. Selain itu, antusiasme warga untuk menyaksikan kejuaraan dunia balap sepeda sangat tinggi. ”Mereka (para peserta) menyukai tempat ini,” ujarnya.
Dengan dipilihnya Palangkaraya sebagai tuan rumah, Indonesia menjadi tuan rumah berturut-turut selama dua tahun. Stadion Tuah Pahoe akan menjadi sirkuit digelarnya kejuaraan balap sepeda kelas dunia ini. Sirkuit tersebut merupakan lintasan yang sama yang sudah dibangun Pemerintah Provinsi Kalteng di kejuaraan sebelumnya.
Ajang ini perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan masyarakat di Kalteng, tentunya menjadi daya tarik bagi turis asing untuk datang ke Kalimantan Tengah.
Sirkuit di kawasan Stadion Tuah Pahoe itu memiliki panjang lintasan mencapai 520 meter yang terdiri dari 11 tikungan dan trek lurus sepanjang 80 meter. Lintasan ini cukup unik. Ajang UCI untuk kategori balap sepeda gunung kota yang digelar di tengah kota biasanya menggunakan lanskap atau bentang tata kota setempat, seperti eliminator sebelumnya yang diselenggarakan di Abu Dhabi.
Saat di Abu Dhabi, para pebalap melintas di tengah kota Al Hudayriyat. Mereka melintas di antara toko, menuruni dan menaiki tangga di lintasan aspal, hingga lintasan keramik.
Di Palangkaraya, sirkuit hanya ada di kawasan parkir Stadion Tuah Pahoe yang sudah disiapkan begitu rupa. ”Kali ini pengeluarannya tentu tidak sebanyak dulu karena lintasannya sudah ada,” ungkap Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo.
Edy menjelaskan, pemerintah begitu bersemangat untuk bisa menjadikan balap sepeda sebagai agenda tahunan dengan dimasukkan dalam agenda wisata olah raga. Ajang kejuaraan dunia yang digelar tiap tahun kali ini menjadi magnet bagi wisata daerah juga magnet usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
”Ajang ini perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan masyarakat di Kalteng, tentunya menjadi daya tarik bagi turis asing untuk datang ke Kalimantan Tengah,” ungkap Edy.
Edy menambahkan, setidaknya ada perwakilan dari 33 negara yang datang ke Palangkaraya pada Oktober nanti. Seperti gelaran kejuaraan balap sepeda sebelumnya, UCI MTB selalu mampu mendongkrak wisata di Kalteng, khususnya Kota Cantik, Palangkaraya.
”Kami harap pesertanya bisa ditambah dan kami sambut dengan meriah. Tentunya nanti akan ada kegiatan-kegiatan atau event lokal juga,” ungkap Edy.