Kirab Merah Putih di Cirebon, Habib Luthfi Ingatkan Jangan Terpecah Jelang 2024
Kirab Merah Putih digelar di Cirebon, Jawa Barat, Senin (6/3/2023). Dalam kegiatan itu, ulama Habib Muhammad Luthfi bin Yahya menyerukan pentingnya cinta Tanah Air agar rakyat tidak terpecah jelang Pemilihan Umum 2024.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Berbagai elemen bangsa memeriahkan Kirab Merah Putih di Cirebon, Jawa Barat, Senin (6/3/2023). Dalam kegiatan itu, ulama Habib Muhammad Luthfi bin Yahya menyerukan pentingnya cinta Tanah Air agar rakyat tidak terpecah jelang Pemilihan Umum 2024.
Kirab Merah Putih berlangsung dari Balai Kota Cirebon menuju Stadion Bima dengan jarak sekitar 6 kilometer. Di bawah terik matahari, lebih dari 1.000 orang berjalan kaki menuju lokasi. Polisi, TNI, hingga siswa turut membentangkan bendera Merah Putih sepanjang 500 meter.
Baca Berita Seputar Pemilu 2024
Pahami informasi seputar pemilu 2024 dari berbagai sajian berita seperti video, opini, Survei Litbang Kompas, dan konten lainnya.
Tidak hanya armada TNI, kereta wisata, dan mobil, replika Kereta Kencana Paksi Naga Liman juga membawa sejumlah peserta kirab. Kereta yang berbentuk burung, naga, dan gajah itu menyimbolkan akulturasi Islam, Hindu, dan masyarakat Tionghoa di Cirebon.
Keberagaman pun tampak dalam atraksi kesenian daerah dari sejumlah daerah di Jabar. Kabupaten Indramayu, misalnya, menampilkan seni berokan saat pawai, sedangkan Kabupaten Subang menyajikan kesenian sisingaan. Pertunjukan itu sontak menghibur masyarakat setempat.
Kebersamaan juga tecermin saat tokoh lintas iman dari Islam, Kristen, Katolik, hingga Buddha berjalan bersama dalam kirab. Kepala daerah dan pejabat lintas sektoral dari Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, hingga Purwakarta pun turut menyemarakkan kirab.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, mengatakan, Kirab Merah Putih mengingatkan beragamnya suku, bahasa, dan agama di Indonesia. Habib Luthfi pun meminta semua pihak meningkatkan rasa cinta Tanah Air untuk menjaga kekayaan tersebut.
Menurut Habib Luthfi, rasa cinta Tanah Air seharusnya menjadi prinsip setiap warga yang tidak bisa berubah, seperti warna bendera Merah Putih. Dengan begitu, lanjutnya, masyarakat tetap mengedepankan persatuan meskipun berbeda pilihan politik saat Pemilihan Umum 2024 nanti.
”Jadi (dengan cinta Tanah Air), mendekati (Pemilu) 2024, bagaimanapun, kita tidak mudah dipecah belah, digoyahkan. Karena, cinta kita kepada bangsa ini, kepada Tanah Air ini, lebih tinggi daripada cinta yang lain,” ungkap ulama asal Pekalongan, Jawa Tengah, tersebut.
Habib Luthfi mencontohkan air laut yang menjadi ujung aliran air tawar, tetapi bisa menjaga keasinannya. ”Kalau bangsa kita punya pendirian, jati diri dengan cinta Tanah Air, itu luar biasa. Meskipun kita punya agama masing-masing, jadikan itu untuk memperkuat persatuan,” ujarnya.
Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis menambahkan, kepentingan dan pilihan politik yang berbeda saat Pemilu 2024 bisa menjadi potensi perpecahan. ”Namun, kita sudah diingatkan. Jangan sampai kepentingan (berbeda) ini mengoyak Merah Putih, memecah belah Indonesia,” ujarnya.