Sektor UMKM berperan penting dalam perekonomian daerah. Kementerian Keuangan turut mendorong UMKM agar naik kelas, baik dari sisi kapasitas maupun produksi berorientasi ekspor.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM berperan strategis dalam menopang dan menggerakkan perekonomian daerah, termasuk di Bali. UMKM didorong mampu meningkatkan kapasitas agar produknya dapat menembus pasar ekspor.
Dukungan bagi UMKM turut diberikan jajaran Kementerian Keuangan di Bali. Serangkaian Hari Bakti Perbendaharaan ke-19, jajaran Kementerian Keuangan di Provinsi Bali menggelar bazar UMKM di sekitar kompleks Gedung Keuangan Negara Denpasar, Minggu (5/3/2023), di Kota Denpasar.
Kegiatan yang diikuti sekitar 20 pelaku UMKM itu juga dirangkaikan dengan konsultasi dan informasi Kemenkeu. Selain itu, juga digelar kegiatan lelang logam mulia dan pemeriksaan kesehatan secara gratis bagi warga, yang berkunjung ke area bazar UMKM.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Bali, yang juga Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Bali, Teguh Dwi Nugroho mengatakan, bazar UMKM itu menjadi aksi nyata dukungan Kemenkeu untuk UMKM. Kemenkeu melalui program Kemenkeu Satu juga mendorong UMKM agar mampu naik kelas dan menghasilkan produk berorientasi ekspor.
”Kegiatan bazar UMKM dalam rangkaian Hari Bakti Perbendaharaan ini dilaksanakan secara masif di Indonesia,” kata Teguh ketika memberikan sambutan di pembukaan acara tersebut.
Kegiatan Hari Bakti Perbendaharaan ke-19 di Kota Denpasar melibatkan Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali, Kanwil Ditjen Kekayaan Negara Bali dan Nusa Tenggara, Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Denpasar, Kanwil Ditjen Pajak Bali, dan Kanwil Ditjen Bea Cukai Bali dan Nusa Tenggara. Adapun UMKM yang dilibatkan dalam bazar tersebut, di antaranya, usaha makanan, minuman, dan usaha kerajinan.
Pemilik usaha Sehat Segar, produsen produk herbal dari Nusa Dua, Kabupaten Badung, Hermien Sri Rejeki mengungkapkan, UMKM membutuhkan dukungan untuk meningkatkan kapasitas produk dan kesempatan untuk memasarkan produk. Pengembangan produk diakuinya masih terbatas karena kapasitas usaha masih berskala rumah tangga.
Produk herbal Sehat Segar, di antaranya, serbuk jahe, serbuk kunyit, dan permen jahe, menurut Hermien, sudah diekspor ke Kanada dan Malaysia. ”Kami bersyukur karena juga didukung Bank Indonesia dan Kementerian Perdagangan,” katanya.
Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai Kanwil Ditjen Bea Cukai Bali dan Nusa Tenggara (Nusra) Iskandar mengatakan, Bea Cukai mendukung peningkatan UMKM, di antaranya melalui fasilitasi bahan baku impor dan proses ekspor. UMKM, yang sudah menembus pasar ekspor, menurut dia, juga didukung agar dapat meningkatkan volume ekspor.
”Perhatian dan fasilitasi bagi UMKM ini diberikan karena UMKM menjadi salah satu sektor usaha ekonomi yang tangguh menggerakkan ekonomi ketika menghadapi kondisi pandemi Covid-19,” kata Iskandar.
Sejumlah 10 besar komoditas ekspor asal Bali, di antaranya, daging ikan, pakaian perempuan, dan ikan hidup serta barang dari kulit, rata-rata mengalami peningkatan. Data Kanwil Ditjen Bea Cukai Bali dan Nusra menunjukkan, nilai devisa dari ekspor asal Bali pada Januari 2023 mencapai 14,257 juta dollar AS. Ini meningkat sekitar dua kali lipat dibandingkan nilai pada Januari 2022, yang sebesar 7,431 juta dollar AS.
Dukungan bagi UMKM juga diberikan Ditjen Pajak melalui pembebasan pengenaan Pajak Penghasilan (PPh) bagi usaha dengan omzet di bawah Rp 500 juta per tahun. Usaha yang sudah memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) juga dapat mengakses kredit usaha. Adapun Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) memiliki program keringanan utang bagi debitur UMKM dan pemasaran produk UMKM secara di dalam jaringan (daring).