Pemprov NTT Berjanji Akomodasi 1.345 Guru Honorer Lulus "Passing Grade"
Pemprov NTT akhirnya berjanji mengakomodasi 1.345 orang guru honorer yang lulus "passing grade" dalam seleksi PPPK tahun 2021. Nama-nama guru tingkat SMA/SMK itu akan diajukan ke pemerintah pusat sebelum 10 Maret 2023.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KORNELIS KEWA AMA
Foto bersama perwakilan para guru honorer lulus passing grade tahun 2021 dengan anggota Komisi X DPR, Anita Gah, di Kupang, Sabtu (25/2/2023.
KUPANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur akhirnya berjanji mengakomodasi 1.345 guru honorer yang lulus nilai ambang batas atau passing grade dalam seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) tahun 2021. Nama-nama guru tingkat SMA/SMK itu akan diajukan kepada pemerintah pusat sebelum 10 Maret 2023.
Koordinator Guru Honorer Lulus PassingGrade2021 NTT Dina Nomleni, Minggu (5/3/2023), di Kupang, mengatakan, setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya ada titik terang bagi 1.345 guru honor yang lulus passing grade tahun 2021. Titik terang itu muncul setelah para guru difasilitasi oleh anggota Komisi X DPR, Anita Gah.
Pada Jumat (2/3/2023), perwakilan guru itu didampingi Anita Gah bertemu dengan Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah NTT, Kepala Biro Keuangan NTT, Kepala Badan Kepegawaian NTT, serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT. Awalnya, mereka hendak ditemui langsung Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. Namun, Viktor berhalangan hadir.
Dalam pertemuan itu, perwakilan guru meminta Pemprov NTT segera mengajukan formasi bagi 1.345 guru honorer sebelum 10 Maret 2023. Tanggal tersebut merupakan batas akhir pengumuman dari pemerintah pusat mengenai formasi calon guru PPPK 2023.
Dina memaparkan, jika sebelum tanggal itu Pemprov NTT tidak mengajukan formasi bagi para guru yang sudah lulus passing grade 2021, para guru akan melaporkan kasus ini kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Anita Gah (baju putih panjang) berbicara dalam pertemuan dengan perwakilan para guru honorer di Kupang, Sabtu (25/2/2023).
Menurut Dina, dalam pertemuan itu, Pemprov NTT berjanji segera mengajukan formasi bagi para guru honorer yang lulus passing grade 2021. Namun, dia menambahkan, janji tersebut baru disampaikan secara lisan sehingga harus terus dikawal realisasinya.
”Kami tunggu sampai batas waktu 10 Maret 2023. Apakah nama-nama 1.345 guru yang lulus passing grade 2021 itu sudah diajukan atau tidak,” ujar Dina.
Saat ini, kekurangan guru SMA/SMK di NTT mencapai sekitar 6.500 orang. Oleh karena itu, jika sebanyak 1.345 guru honorer tersebut diangkat seluruhnya, kekurangan guru di NTT belum bisa teratasi.
Dina menuturkan, pemerintah pusat sebenarnya sudah mengalokasikan dana untuk penggajian para guru honorer. Formasi untuk para guru itu pun seharusnya sudah diajukan sejak Januari 2022. Namun, entah kenapa, pengajuan itu belum dilakukan hingga sekarang.
KOMPAS/KORNELIS KEWA AMA
Koordinator Guru Honorer Lulus Passing Grade 2021 NTT, Dina Nomleni, menyampaikan aspirasi kepada anggota Komisi X DPR Anita Gah di Kupang, Sabtu (19/11/2022).
Apabila sudah diangkat sebagai PPPK, para guru itu akan ditempatkan kembali ke sekolah asal. Dengan demikian, sebagian besar guru tersebut akan mengajar di sekolah-sekolah di wilayah perdesaan. Selama ini, sekolah di desa-desa di NTT memang masih kekurangan guru.
Tomas Arakian (45), guru honorer SMA Negeri Adonara Tengah, Flores Timur, mengucapkan terima kasih kepada Anita Gah yang telah membantu memperjuangkan nasib para guru honorer. Namun, Tomas menilai, perjuangan para guru itu belum selesai karena nama-nama mereka belum diajukan ke pemerintah pusat.
Kami tunggu sampai batas waktu 10 Maret 2023. Apakah nama-nama 1.345 guru yang lulus passing grade 2021 itu sudah diajukan atau tidak (Dina Nomleni)
Tomas menuturkan, masalah ini sebenarnya tidak akan berkepanjangan jika Pemprov NTT mengajukan formasi bagi para guru tersebut sejak Januari 2022. Apalagi, pengangkatan para guru itu sebagai PPPK juga tidak membebani Pemprov NTT karena anggaran untuk gaji mereka sudah ditransfer dari pemerintah pusat.
”Kami ini dibiayai pusat, bukan pemprov. Saat kami lulus passing grade tahun 2021, pusat langsung menstranfer anggaran ke kas daerah untuk penggajian kami yang sudah lulus itu. Jumlahnya sekitar Rp 157 miliar, sesuai informasi dari Ibu Anita Gah,” kata Tomas.
Pertemuan perwakilan dari 1.345 guru honorer Nusa Tenggara Timur yang lulus passing grade tahun 2021 dengan anggota Komisi X DPR Anita Gah di Kupang, Sabtu (25/2/2023).
Tomas memaparkan, jika para guru honorer itu sudah diangkat menjadi guru PPPK, mereka akan lebih fokus dan bersemangat dalam mengajar. Hal ini karena mereka tidak perlu lagi mencari tambahan penghasilan di luar sekolah, seperti menjadi tukang ojek, bekerja di kebun, atau menjadi buruh bangunan.
Selama ini, para guru honorer itu mendapat gaji Rp 200.000 hingga Rp 1,5 juta per bulan. Besaran honor itu tergantung besarnya dana bantuan operasional sekolah, kemampuan yayasan, atau komite sekolah. Meski demikian, beban kerja mereka di sekolah hampir sama dengan guru yang berstatus pegawai negeri sipil.
Di sisi lain, sebagian besar guru honorer yang lulus passing grade tahun 2021 itu juga sudah berkeluarga. Usia mereka pun rata-rata sudah di atas 40 tahun. ”Istri dan anak kami pun butuh makan dan minum serta perumahan yang layak. Kami juga butuh dihargai,” ungkap Tomas.
Dalam pertemuan dengan perwakilan guru, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi mengaku belum mengetahui secara persis masalah yang dihadapi para guru honor itu. Setelah pertemuan itu, Linus berjanji segera mengajukan formasi bagi para guru tersebut. ”Kami segera proses, sebelum 10 Maret 2023,” katanya.