Punya kenangan surat-menyurat lewat pos? Kini dengan prangko bergambar foto diri, PT Pos Indonesia siap menghidupkan lagi sensasi bersurat dengan lebih personal.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·4 menit baca
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Prangko bergambar foto diri Anak-anak TK Santo Yosep siap ditempel di amplop saat mereka berkunjung ke Kantor Pos Purwokerto di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (2/3/2023).
Mata puluhan anak TK Santo Yosep tampak berbinar ketika melihat foto dirinya menjadi prangko. Dengan bersemangat, tetapi juga hati-hati, mereka mengoleskan lem, lalu menempelkannya ke amplop yang sudah dibawa dari sekolah. Aktivitas di Kantor Pos Purwokerto itu jadi bagian pengenalan proses pengiriman surat melalui pos, di saat banyak orang sudah lebih terbiasa berkirim kabar melalui gawai.
”Ini foto di mana? Cantik sekali,” kata Account Executive Pemasaran Jasa Keuangan PT Pos Indonesia (Persero) Purwokerto Annis Zulaecha kepada salah satu anak sembari membantunya mengelem prangko Prisma, singkatan dari prangko identitas milik anda. di Kantor Pos Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (2/3/2023).
”Ini foto di taman,” jawab si anak perempuan sambil tersenyum memandang foto dirinya menjadi prangko.
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Anak-anak TK Santo Yosep menempel prangko bergambar foto diri mereka saat berkunjung ke Kantor Pos Purwokerto di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (2/3/2023).
Sembari menyelesaikan proses penempelan prangko, anak-anak diajak bernyanyi bersama. Sebuah video lagu berjudul ”Aku Tukang Pos” ditampilkan di dinding aula kantor pos.
”Aku tukang pos rajin sekali/ Surat kubawa naik sepeda/ Siapa saja aku datangi/ Tidak kupilih miskin dan kaya,” demikian lirik lagu itu. Anak-anak pun bernyanyi sembari bergoyang bersama.
Setelah 21 anak selesai menempelkan prangko, mereka juga diajak melihat proses pengecapan tanggal pengiriman atau cap pos. Tidak hanya melihat, anak-anak juga diperbolehkan mengecap sendiri amplopnya itu.
”Tok…, tok…,” demikian suara alat cap saat beradu dengan amplop yang diletakkan di sebuah alas yang keras.
Kemudian, mereka berkeliling ke bagian pengumpulan paket dan surat. Di sana mereka melihat timbangan digital, juga kantong-kantong besar berwarna oranye. Selanjutnya, mereka singgah ke bagian ekspedisi di mana paket dan surat siap dikirimkan baik menggunakan mobil maupun motor oleh tukang pos.
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Anak-anak TK Santo Yosep menempel prangko bergambar foto diri mereka saat berkunjung ke Kantor Pos Purwokerto di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (2/3/2023).
Setelah asyik berkeliling kantor pos, mereka kembali ke bagian loket di sisi depan kantor pos. Annis menunjukkan sebuah poster besar berwarna hitam putih dengan judul ”Kantor Pos Jaman Doeloe”.
Di sana terdapat foto tukang pos mengirimkan surat dengan berjalan kaki dan memikul surat-surat, ada juga pengiriman surat menggunakan sepeda, dokar yang ditarik kuda, sepeda, serta truk-truk lawas. Di sisi tembok lainnya tergambar kantor pos masa kini, di mana pengiriman surat dan paket bisa menggunakan motor, mobil, kapal, juga pesawat terbang.
Annis mengatakan, kantor pos terbuka menerima kunjungan dari anak-anak sekolah, termasuk TK, untuk mengenalkan kepada generasi kini tentang proses pengiriman surat dan paket di masa kini. Selain itu, prangko Prisma juga menjadi salah satu inovasi supaya generasi kini antusias berkirim surat.
”Memang, digitalisasi menggeser, terutama surat, maka kami berinovasi lewat prangko Prisma. Prangko Prisma adalah prangko bergambar diri atau identitas diri. Fotonya bebas, bisa foto kenangan saat berlibur bersama keluarga atau foto yang sedikit resmi,” papar Annis.
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Anak-anak TK Santo Yosep mengecap amplop saat berkunjung ke Kantor Pos Purwokerto di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (2/3/2023).
Pemesanan prangko Prisma ini bisa dilakukan di kantor pos dan butuh waktu dua hari untuk proses pembuatannya. Harganya bervariasi, mulai dari Rp 20.000, Rp 30.000, hingga Rp 36.000. Masing-masing berisi 4-6-8 prangko.
”Ini resmi atau legal dari PT Pos Indonesia. Pemesanannya tinggal mengirimkan file saja H-2, lalu nanti ditunjuk PIC-nya di bagian pemasaran jasa keuangan,” katanya.
Wali Kelas TK B Santo Yosep Purwokerto Kristina Widaninggar mengatakan, acara kunjungan ke kantor pos ini jadi bagian dari mengenal tempat umum. ”Anak-anak datang untuk melihat langsung apa itu kantor pos, jadi tidak hanya lewat video di kelas. Ternyata banyak yang belum pernah ke kantor pos dan belum tahu mengirim pesan dengan surat karena anak-anak terbiasa sejak kecil tahu HP dan WA. Jadi, mengirim surat adalah pengalaman baru buat mereka,” kata Wida.
Wida juga menyampaikan, kegiatan ini juga jadi sarana bagi anak untuk belajar menulis surat untuk orangtuanya. ”Kemarin anak-anak latihan menulis surat untuk orangtua dan hari ini dikirimkan,” katanya.
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Anak-anak TK Santo Yosep berkunjung ke Kantor Pos Purwokerto di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (2/3/2023).
Mengutip profil perusahaan dalam Annual Report 2021 PT Pos Indonesia, Pos Indonesia bermula ketika kantor pos pertama didirikan di Batavia (Jakarta) oleh Gubernur Jenderal GW Baron van Imhoff pada 26 Agustus 1746. Tujuannya adalah menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa serta bagi mereka yang datang serta pergi ke Belanda.
Kini, Pos Indonesia menjangkau sekitar 24.000 titik layanan. Pos Indonesia juga memiliki 4.272 Kantor Pos Online serta dilengkapi 24 e-mobile pos di beberapa kota besar, 261 loket extension, 9.145 agenpos kurir, 101.324 agenpos jasa keuangan, serta 5.306 oranger atau mitra Pos Indonesia.
Dengan beragam inovasi dan keterbukaannya kepada generasi masa kini, perusahaan BUMN berlogo burung merpati ini mencoba terus berupaya menyesuaikan zaman. Selain meluncurkan prangko Prisma, layanan loket di Kantor Pos Purwokerto pun berlangsung setiap hari, yaitu Senin-Sabtu pukul 07.00-22.00 dan Minggu pukul 08.00-19.00.
Generasi lawas mungkin pernah punya kenangan manis lewat surat-menyurat atau menanti tukang pos berhenti di depan rumah. Jika ingin kembali merasakan sensasi berkirim surat sekaligus memiliki prangko bergambar foto diri, Kantor Pos Indonesia siap kembali menghidupkan lagi kenangan manis itu.
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Anak-anak TK Santo Yosep melihat gambar kantor pos lama saat berkunjung ke Kantor Pos Purwokerto di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (2/3/2023).