Desa di Kalbar Didorong Memperkuat Mitigasi Bencana
Desa-desa di Kalimantan Barat terutama yang rawan bencana banjir didorong memperkuat mitigasi bencana. Hal itu penting dilakukan mengingat potensi bencana masih ada.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Desa-desa di Kalimantan Barat terutama yang rawan bencana banjir didorong memperkuat mitigasi bencana. Hal itu penting dilakukan mengingat potensi bencana masih ada.
Ketua Satgas Informasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Barat Daniel, Kamis (2/3/2023), menyatakan telah mengimbau masyarakat yang berada di daerah berpotensi banjir agar memastikan drainase, parit, dan sungai tidak tersumbat. Pihaknya juga meminta kepada pemerintah desa agar memfasilitasi dan mengoordinasikan masyarakat untuk gotong royong.
Desa juga diminta menginventarisasi tempat-tempat aman untuk dijadikan lokasi pengungsian apabila permukiman masyarakat sudah terendam banjir. Masyarakat yang rentan dipetakan, misalnya warga lansia, orang sakit, disabilitas, anak, dan ibu hamil.
”Mereka menjadi prioritas ketika ada evakuasi,” kata Daniel.
Desa juga diminta memiliki rencana penanggulangan bencana. Rencana itu menjadi salah satu dasar rencana operasi saat terjadi situasi tanggap darurat bencana.
”BPBD kabupaten/kota telah melaksanakan imbauan ini melalui camat. Dalam langkah pencegahan, juga mitigasi bencana, sudah disampaikan. Di Kalbar secara umum terdapat 447 desa rawan banjir,” ujarnya.
Hal-hal tersebut disampaikan mengingat daerah masih rawan banjir dan longsor. Berdasarkan data BPBD Provinsi Kalbar per 1 Maret, terdapat 11 desa di lima kecamatan di Kabupaten Bengkayang yang terdampak bencana tersebut. Setidaknya terdapat 252 unit rumah terdampak banjir 100-150 cm. Sementara longsor mengakibatkan pagar sekolah roboh dan menimpa dinding rumah warga.
Bencana dampak dari beragam aktivitas manusia yang mengeksploitasi sumber daya alam berbasis lahan sehingga mengubah kondisi lingkungan. Beragam aktivitas itu mengakibatkan menurunnya daya dukung lingkungan. (Nikodemus Ale)
Potensi hujan juga masih perlu diwaspadai. Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandara Supadio Pontianak Debi menjelaskan, dalam tiga hari, yakni 1-3 Maret, di Kalbar masih berpotensi hujan merata dengan intensitas ringan hingga lebat.
Ada sejumlah daerah di Kalbar yang berpotensi hujan dengan intensitas lebat, yaitu Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kota Singkawang, Kabupaten Ketapang, dan Kabupaten Landak. Kemudian, Kabupaten Sintang dan Kabupaten Kapuas Hulu. Selain itu, sebagian di Kabupaten Mempawah dan Kabupaten Kubu Raya.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalbar Nikodemus Ale menuturkan, bencana dampak akibat dari beragam aktivitas manusia yang mengeksploitasi sumber daya alam berbasis lahan sehingga mengubah kondisi lingkungan. Beragam aktivitas itu mengakibatkan penurunan daya dukung lingkungan.
Mitigasi yang bisa dilakukan di tingkat desa, menurut dia, warga desa harus bisa menjaga wilayahnya agar tidak terjadi praktik eksploitasi lingkungan sehingga sungai tidak semakin dangkal. Jika masyarakat mampu menjaga hutan dan sungai, itu pun salah satu bagian dari upaya mencegah terjadinya bencana.