Presiden Jokowi Resmikan Dimulainya Pembangunan PLTA Mentarang Induk
Konstruksi PLTA Mentarang Induk di Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, dimulai dan diharapkan selesai dalam 7 tahun. PLTA itu nantinya akan disambungkan dengan kawasan Kalimantan Industrial Park Indonesia.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
TANGKAPAN LAYAR KANAL YOUTUBE SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan dalam acara peresmian dimulainya pengerjaan konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Air Mentarang Induk di Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara. Pembangkit listrik itu nantinya akan terintegrasi dengan kawasan industri hijau Kalimantan Industrial Park Indonesia, di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.
MALINAU, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meresmikan dimulainya pengerjaan konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Air Mentarang Induk di Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara. PLTA tersebut nantinya akan terintegrasi dengan kawasan industri hijau Kalimantan Industrial Park Indonesia di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.
”Hari ini saya sangat, sangat, sangat senang sekali karena PLTA Mentarang Induk dimulai pekerjaannya, dimulai konstruksinya. Dan, saya lebih senang karena ini dikerjakan oleh konsorsium Indonesia dan Malaysia, (sesuatu yang) menunjukkan bahwa kita sebagai saudara serumpun betul-betul bisa bekerja sama dengan baik,” kata Presiden Jokowi di Malinau, Kalimantan Utara, Rabu (1/3/2023).
Pada kesempatan itu, Kepala Negara menuturkan, PLTA yang diharapkan selesai dalam tujuh tahun mendatang tersebut akan betul-betul memberikan manfaat kepada Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, dan juga seluruh rakyat Indonesia. ”Ini adalah PLTA yang terintegrasi dengan kawasan industri hijau di KIPI (Kalimantan Industrial Park Indonesia). (PLTA) ini di Malinau, KIPI ada di Kabupaten Bulungan,” ujarnya.
Produk yang akan dihasilkan di KIPI nantinya adalah produk hijau karena energi yang digunakan di KIPI tersebut juga energi hijau. Produk-produk tersebut beremisi karbon rendah, memiliki harga premium tetapi kompetitif karena energinya berasal dari energi hijau Sungai Mentarang di Kabupaten Malinau.
TANGKAPAN LAYAR KANAL YOUTUBE SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden Joko Widodo meresmikan dimulainya pengerjaan konstruksi PLTA Mentarang Induk di Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, Rabu (1/3/2023), Pembangkit listrik tersebut nantinya akan terintegrasi dengan kawasan industri hijau Kalimantan Industrial Park Indonesia, di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.
Presiden Jokowi menuturkan, mengintegrasikan atau menyambungkan PLTA di Mentarang ke KIPI di Bulungan sejauh sekitar 300 kilometer bukanlah pekerjaan mudah. Pekerjaan tersebut juga membutuhkan anggaran besar, yakni 2,6 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 40 triliun.
”Oleh sebab itu, pemerintah sangat mendukung pekerjaan besar ini, rencana besar ini, dan kita harapkan betul-betul ada transformasi ekonomi Indonesia menuju sebuah ekonomi hijau yang kita harapkan kita memiliki kekuatan besar,” katanya.
Pemerintah sangat mendukung pekerjaan besar ini, rencana besar ini, dan kita harapkan betul-betul ada transformasi ekonomi Indonesia menuju sebuah ekonomi hijau yang kita harapkan kita memiliki kekuatan besar.
Presiden Jokowi menuturkan, industri yang akan dibangun di KIPI Bulungan adalah industri baterai kendaraan listrik dan mobil listrik, industri alumunium, dan petrokimia. Tersambungnya PLTA Mentarang Induk dengan KIPI Bulungan akan menjadi masa depan Indonesia.
Mengakhiri sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan penghargaan kepada para tokoh adat dan tokoh agama di Kabupaten Malinau, terutama suku Dayak, yang mendukung penuh proyek tersebut. ”Dan, kita harapkan kita semuanya mendapat manfaat besar dari proyek integrasi ini,” ujar Presiden Jokowi.
TANGKAPAN LAYAR KANAL YOUTUBE SEKRETARIAT PRESIDEN
Suasana peresmian dimulainya pengerjaan konstruksi PLTA Mentarang Induk di Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, Rabu (1/3/2023). Pembangkit listrik tersebut nantinya akan terintegrasi dengan kawasan industri hijau Kalimantan Industrial Park Indonesia, di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.
Ketua Lembaga Adat Dayak Lundayeh Paulus Belapang menuturkan, daerah tempat pembangunan PLTA Mentarang tersebut sepenuhnya merupakan wilayah adat. ”Wilayah adat yang secara turun-temurun itu dipelihara dan dijaga oleh masyarakat adatnya. Bapak bisa melihat hutan di sekitar sini. Ini sudah ratusan tahun. Sebelum kemerdekaan ini sudah ada,” katanya.
Paulus mengatakan, dalam waktu dekat wilayah tersebut akan berubah fungsi menjadi tempat pembangunan PLTA. ”Ya, yang kita harapkan dari itu semua adalah bagaimana dengan pembangunan PLTA ini akan mengubah, akan memberikan suatu perubahan sangat besar untuk masyarakat sekitar sini,” ujarnya.
Demikian pula, Paulus Belapang menuturkan, generasi-generasi ke depan diharapkan dapat memanfaatkannya karena pembangunan PLTA tersebut akan membuka lapangan kerja yang cukup banyak. ”Bukan hanya dari PLTA-nya. Mungkin dampak PLTA itu nanti akan menyerap. Dengan harapan kita supaya anak-anak daerah di sini, mereka tidak lagi jauh-jauh mencari pekerjaan di tempat lain. Ada pekerjaan yang sudah siap di sini,” ujarnya.
TANGKAPAN LAYAR KANAL YOUTUBE SEKRETARIAT PRESIDEN
Ketua Lembaga Adat Dayak Lundayeh Paulus Belapang
Kepala Desa Pulau Sapi Otniel menuturkan, masyarakat menyambut baik program pemerintah pusat. ”Apalagi, pada hari ini Bapak Presiden sendiri yang datang untuk meletakkan batu pertama di sini. Dengan diletakkannya batu ini, itulah tanda bahwa pembangunan ini pasti berjalan sesuai dengan yang direncanakan oleh pemerintah pusat,” katanya.
Harapan kita, seluruh masyarakat yang ada di daerah terdampak, ya, boleh diperhatikanlah. Jangan sampai nanti masyarakat sendiri yang dekat PLTA ini nanti diabaikan atau ada konflik dengan masyarakat sendiri.
Menurut Otniel, harapan masyarakat ke depan adalah dampak PLTA tersebut betul-betul dirasakan oleh warga setempat. ”Tentu juga seperti dicanangkan bahwa persiapan PLTA ini untuk IKN juga. Harapan kita, seluruh masyarakat yang ada di daerah terdampak, ya, boleh diperhatikanlah. Jangan sampai nanti masyarakat sendiri yang dekat PLTA ini nanti diabaikan atau ada konflik dengan masyarakat sendiri,” tuturnya.