Operasional angkutan pengumpan atau ”feeder” Wirawiri diintegrasikan dengan Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Suroboyo agar memperkuat layanan dan masyarakat kian berminat memanfaatkan transportasi umum.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
PEMERINTAH KOTA SURABAYA
Angkutan pengumpan (feeder) Wirawiri Suroboyo yang akan terintegrasi dengan layanan Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Suroboyo. Pengoperasian angkutan pengumpan diharapkan memperkuat layanan bus untuk menarik minat masyarakat memakai transportasi umum daripada kendaraan pribadi.
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya berencana menguji coba operasional feeder atau angkutan pengumpan Wirawiri Suroboyo yang terintegrasi Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Suroboyo, Rabu (1/3/2023).
”Sudah siap dioperasikan 52 feeder,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tundjung Iswandaru, Selasa (28/2/2023).
Angkutan ini terdiri dari 14 Toyota Hiace dan 38 Daihatsu Gran Max. Hiace berkapasitas 14 penumpang, sedangkan Gran Max bisa mengangkut 10 orang.
Tundjung melanjutkan, angkutan ini melayani naik-turun penumpang yang mencakup 315 halte atau bus stop di lima trayek.
Rute itu adalah FD01 Terminal Benowo-Tunjungan sebanyak 14 unit dan FD02 Park and Ride Mayjend Sungkono-Embong Wungu (9 unit). Selain itu, ada juga FD03 Terminal Intermoda Joyoboyo-Kedung Asem (10 unit), FD04 Penjaringan Sari-Gunung Anyar (10 unit), serta FD05 Puspa Raya-HR Muhammad (9 unit).
Angkutan pengumpan (feeder) Wirawiri Suroboyo yang akan terintegrasi dengan layanan Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Suroboyo. Pengoperasian angkutan pengumpan diharapkan memperkuat layanan bus untuk menarik minat masyarakat memakai transportasi umum daripada kendaraan pribadi.
”Operasional setiap feeder direncanakan 20 hari dalam satu bulan,” kata Tundjung. Angkutan beroperasi pukul 05.30-21.30. Untuk pengoperasian 52 pengumpan memerlukan 320 pramudi dan kondektur (driver dan helper) dari pemilik atau sopir mobil penumpang umum (lyn) yang terdampak operasional angkutan ini.
Menurut Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, angkutan pengumpan diharapkan memperkuat Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Suroboyo.
”Untuk tarif masih perlu waktu apakah bisa diintegrasikan atau tidak,” kata Eri.
Suroboyo Bus melintasi Jalan Jalan Raya Darmo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (4/11/2021). Suroboyo Bus itu melayani rute Purabaya-Rajawali yang merupakan trayek perdana sejak 7 April 2018. Dengan pembayaran sampah (botol plastik) dan uang elektronik, Suroboyo Bus diharapkan menjadi angkutan umum pilihan warga ibu kota Jatim.
Secara terpisah, Ketua DPRD Kota Surabaya Dominikus Adi Sutarwijono mengatakan, pemerintah perlu mempertimbangkan agar tarif Wirawiri Suroboyo bisa terintegrasi dengan setidaknya Suroboyo Bus yang berada dalam pengelolaan daerah. Tarif Suroboyo Bus ialah Rp 5.000 per penumpang umum dan Rp 2.500 per penumpang pelajar.
Untuk tarif masih perlu waktu apakah bisa diintegrasikan atau tidak. (Eri Cahyadi)
”Setidaknya, penumpang feeder tidak membayar ganda dalam waktu tertentu, misalnya, dua jam perjalanan termasuk dengan Suroboyo Bus,” kata Adi.
Trans Semanggi Suroboyo bertarif Rp 6.200 per penumpang. Angkutan ini dioperasikan pihak ketiga atau swasta melalui skema pembelian layanan dari Kementerian Perhubungan.
PT Seduluran Bus Suroboyo melayani koridor Lidah Wetan-Kejawan Putih Tambak sejak 1 Februari 2022. Sementara Perum Damri melayani koridor Terminal Purabaya-Kenjeran Pak lewat MERR (Jalan Ir Soekarno).
Bus Trans Semanggi Suroboyo yang resmi diluncurkan di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (29/12/2021). Trans Semanggi Suroboyo merupakan program pengadaan transportasi umum Teman Bus melalui skema pembelian layanan (buy the service) Kementerian Perhubungan. Di Surabaya, mulai 1 Januari 2022 dioperasikan satu koridor, yakni Raya Lidah Wetan-Karang Menjangan-ITS di mana lima koridor lainnya menyusul.
Djoko Setijowarno, pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia, mengatakan, pengoperasian Wirawiri Suroboyo dapat meningkatkan kualitas layanan Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Suroboyo.
”Karena rutenya ke perkampungan dan permukiman sehingga diharapkan menarik minat masyarakat umum,” katanya.
Djoko melanjutkan, pengoperasian angkutan umum, termasuk pengumpan, dapat mengurangi beban masyarakat menghadapi inflasi atau kenaikan harga dan jasa.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi pada Januari 2023 yang tertinggi disumbang dari kelompok transportasi yang 13,91 persen. Indeks kenaikannya dari 104,66 pada Januari 2022 menjadi 119,22 pada Januari 2023.
”Kenaikan indeks tertinggi disumbang oleh subkelompok pengoperasian transportasi pribadi yang 18 persen,” ujarnya.
KOMPAS/AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
Sebagian lyn atau mobil penumpang umum, angkutan perkotaan dari dan ke Surabaya yang masih beroperasi dengan salah satu trayek melintasi Jalan Raya Darmo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (4/11/2021).
Djoko mengingatkan, data inflasi itu memperlihatkan kesalahan sistemik transportasi di perkotaan. Metropolitan, termasuk Surabaya dengan populasi 3 juta jiwa, berkarakter padat dan ruang terbatas. Dampak makin banyaknya kendaraan pribadi jelas memicu kepadatan dan kemacetan lalu lintas.
”Harga BBM (bahan bakar minyak) tetap tinggi sehingga masyarakat menanggung kerugian eksponensial (berlipat) dari biaya itu dan kemacetan serta psikologis,” katanya.
Selain itu, Djoko melanjutkan, cakupan layanan Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Suroboyo diperluas sesuai target menjadi 16 koridor seluruhnya.
”Perlu segera dipertimbangkan koridor yang melewati prasarana lebar seperti Jalan Ahmad Yani atau MERR diberikan lajur khusus bus,” ujarnya.