Penyerangan Pascakerusuhan Wamena, Dua Pedagang Luka Berat
Situasi di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, belum sepenuhnya kondusif pascakerusuhan pada Kamis pekan lalu. Terjadi penyerangan yang menyebabkan dua korban luka berat.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
DOKUMENTASI WARGA REVAN YUDHI
Tampak situasi di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, yang tampak lengang pascakerusuhan pada Sabtu (25/2/2023).
JAYAPURA, KOMPAS — Sejumlah orang tak dikenal menyerang dua warga menggunakan senjata tajam hingga korban mengalami luka berat di Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan, Minggu (26/2/2023) malam. Peristiwa ini terjadi tiga hari pascakerusuhan di Wamena yang menewaskan 12 orang.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo saat dihubungi dari Jayapura, Papua, Senin (27/2/2023), membenarkan terjadinya peristiwa tersebut. Adapun korban yang diserang orang tak dikenal itu adalah Laude Deti (42), penjual buah pinang, dan Esra Surbakti (39) yang merupakan pedagang sembako.
Benny memaparkan, penyerangan terhadap Laude terjadi pada Minggu pukul 18.27 WIT di Jalan Suci. Adapun pelaku lainnya menyerang Esra di kiosnya di Jalan Sanger pada pukul 19.15 WIT.
”Kedua korban telah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Wamena untuk mendapatkan perawatan. Laude mengalami luka di bagian leher, sedangkan Esra Surbakti terluka di wajah dan tangan kanannya akibat terkena sabetan senjata tajam,” papar Benny.
DOKUMENTASI HUMAS POLDA PAPUA
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo
Ia menuturkan, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara oleh penyidik Polres Jayawijaya terungkap bahwa pelaku yang menyerang Laude hanya satu orang, sedangkan pelaku yang menyerang Esra sebanyak dua orang.
Penyidik Polres Jayawijaya telah menyita sejumlah barang bukti yang ditinggalkan pelaku seusai beraksi, antara lain satu sepeda motor dan sebilah parang.
”Aparat kepolisian setempat masih melakukan penyelidikan untuk menangkap para pelaku yang terlibat aksi penganiayaan itu. Kami akan meningkatkan kegiatan patroli untuk mencegah adanya peristiwa seperti demikian,” tutur Benny.
Benny menambahkan, situasi di Wamena berangsur kondusif. Sebanyak 100 personel Brimob Polda Papua telah diterjunkan untuk membantu Polres Jayawijaya mengamankan Wamena, tidak hanya ibu kota Kabupaten Jayawijaya, tetapi juga Provinsi Papua Pegunungan.
DOKUMENTASI POLRES JAYAWIJAYA
Tim pemadam kebakaran berupaya memadamkan api akibat aksi pembakaran sejumlah kios milik warga oleh sekelompok massa yang terpengaruh isu penculikan anak di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Kamis (23/2/2023).
Sebelumnya, kerusuhan di Wamena pada Kamis (23/2/2023) terjadi di daerah Sinakma pada pukul 12.30 WIT. Kerusuhan dipicu hoaks penculikan anak. Isu tersebut memengaruhi sekelompok orang menahan seorang pengendara mobil yang dicurigai sebagai penculik anak.
Kami akan meningkatkan kegiatan patroli untuk mencegah adanya peristiwa seperti demikian.
Kapolres Jayawijaya Ajun Komisaris Besar Hesman Napitupulu bersama jajarannya kemudian mendatangi lokasi tersebut untuk menghentikan aksi main hakim warga atas sopir mobil tersebut. Akan tetapi, warga yang jumlahnya terus bertambah banyak tidak menerima imbauan tersebut dan menyerang pihak kepolisian dengan batu serta panah.
Upaya pihak keamanan demi menyelamatkan sopir tersebut justru memicu amarah massa. Pertikaian dengan aparat keamanan tak terelakkan. Massa membakar 13 rumah serta dua kios. Pascakerusuhan diketahui 12 orang tewas serta 23 warga dan 18 aparat keamanan mengalami luka-luka.
”Aparat keamanan masih bersiaga dan melaksanakan patroli di seluruh wilayah Wamena hingga kini. Aparat kepolisian setempat juga bersinergi dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk mengimbau warga tidak terpengaruh isu yang tidak benar dan terprovokasi untuk melakukan aksi anarkistis,” tutur Benny.
DOKUMENTASI YAYASAN KEADILAN DAN KEUTUHAN MANUSIA PAPUA
Tampak ambulans yang membawa salah satu korban tewas dalam kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Sabtu (25/2/2023).
Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua Theo Hesegem mengatakan, situasi di Wamena masih mencekam, terutama pada malam hari. Ia mengungkapkan, banyak warga yang masih ketakutan dan belum berani beraktivitas di luar rumah.
”Banyak pedagang yang belum berani membuka kiosnya. Belum diketahui apakah peristiwa penyerangan kedua warga pada Minggu kemarin itu merupakan aksi balasan yang terkait dengan korban dalam kerusuhan,” kata Theo.
Theo pun menyatakan keluarga korban tewas dalam kerusuhan meminta adanya penyelesaian secara adat dan hukum. ”Mereka juga menuntut pihak kepolisian segera mengumumkan hasil visum kondisi jenazah para korban yang diduga tewas akibat terkena tembakan,” ucap Theo.