Bidik Pasar Ekspor, Kepri Dorong UMKM Manfaatkan Pabrik Pengalengan
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mendorong pelaku UMKM di Batam agar menembus pasar ekspor. Salah satu produk yang diunggulkan adalah makanan kaleng berbahan dasar ikan.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau memberikan bantuan Rp 1 miliar kepada koperasi usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM untuk mendirikan pabrik sterilisasi makanan. Fasilitas itu diharapkan mampu mendorong pelaku UMKM menembus pasar ekspor.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad, Senin (27/2/2023), mengatakan, pabrik sterilisasi atau pengalengan makanan tersebut merupakan yang pertama di Kepri. Pabrik pengalengan itu dikelola Koperasi UMKM Rumah Bungkus Radja Isha di Batam.
”UMKM di kota/kabupaten lain juga didorong bergabung dengan catatan produk makanannya harus beragam. Yang tak kalah penting, rasa dan mutu produknya juga harus dijaga karena ini untuk pasar ekspor,” kata Ansar.
Menurut rencana, pabrik pengalengan tersebut akan memproduksi lima jenis makanan kaleng, yakni ikan daun kari, ikan asam pedas, sambal teri tanak, ayam pecak, dan rendang jamur. Produk-produk tersebut akan diekspor ke Singapura.
Ketua Koperasi UMKM Rumah Bungkus Radja Isha, Rachmayanti Dewi, mengatakan, kelima produk makanan kaleng itu baru dapat diproduksi setelah nomor izin edar (NIE) diberikan Badan Pengawas Obat dan Makanan. Untuk tahap awal, makanan tersebut akan dipasarkan di Batam dan Kepri.
”Untuk pasar ekspor, kami masih membutuhkan sejumlah dokumen lain, seperti Standar Nasional Indonesia (SNI) dan ISO 22000. Ekspor mulai dilakukan pada Oktober 2023,” ujar Dewi.
Ia menuturkan, Koperasi UMKM Rumah Bungkus Radja Isha memiliki anggota 20 kelompok UMKM. Sejak 2017, mereka telah berpengalaman memasarkan produk makanan, antara lain sambal pecel dan berbagai jenis keripik, ke Singapura.
”Untuk produk makanan kaleng, nantinya kami akan berproduksi tiga kali dalam satu minggu. Satu kali produksi kami bisa menghasilkan 400 kaleng makanan,” katanya.
Menurut Dewi, Koperasi UMKM Rumah Bungkus Radja Isha sudah menjalin kerja sama dengan beberapa importir makanan di Singapura. Nilai ekspor dalam satu bulan diperkirakan Rp 500 juta hingga Rp 2,7 miliar.
Terkait bahan baku produk makanan kaleng itu, Koperasi UMKM Rumah Bungkus Radja Isha menjalin kerja sama dengan pemasok ikan di Kepri. Untuk saat ini pasokan ikan masih mencukupi, tetapi Dewi mengakui ada kekhawatiran lonjakan harga di masa depan.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Batam berencana melakukan impor ikan untuk mengendalikan harga di pasar. Pada 17 Februari lalu, Kepala Dinas Industri dan Perdagangan Kota Batam Gustian Riau mengatakan, dua jenis ikan yang paling banyak dikonsumsi warga Batam adalah benggol dan mata besar.
Terkait hal tersebut, Ansar menjamin, pasokan ikan untuk UMKM akan diprioritaskan. ”Ikan lokal untuk bahan baku makanan kaleng cukup. Kalau butuh ikan dalam jumlah besar, nanti bisa buat kontrak kerja sama dengan pengusaha perikanan,” ucap Ansar.