Waspadai Cuaca Ekstrem di Malang Selama Beberapa Hari ke Depan
Hujan deras di atas 50 milimeter per hari masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BPBD BATU
Proses pembersihan material longsor di Jalan Trunojoyo, Kota Batu, Jawa Timur, Sabtu sampai Minggu (25-26/2/2023).
MALANG, KOMPAS — Kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem di Malang Raya, Jawa Timur, perlu diperhatikan oleh masyarakat selama beberapa hari ke depan. Dinamika atmosfer di Jawa Timur masih signifikan akan potensi peningkatan cuaca ekstrem dengan curah di atas 50 milimeter per hari.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Klimatologi Kelas II Jawa Timur di Malang, Ahmad Luthfi, Minggu (26/2/2023), mengatakan, kewaspadaan akan potensi cuaca ekstrem dan angin kencang masih akan berlangsung pada 25 Februari-3 Maret.
Hasil analisis dinamika atmosfer di wilayah Jatim menunjukkan bahwa aktifnya La Nina lemah masih berdampak terhadap peningkatan curah hujan. Gelombang atmosfer Rossby dan Kelvin di Jatim juga berdampak pada peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Jatim.
Dari pantauan curah hujan, posisi di selatan Jatim yang hujannya tinggi tidak hanya di Malang, terutama Sabtu (25/2/2023) terlihat peningkatannya.
Selain itu juga ada tarikan masa udara akibat pusat tekanan rendah di sebelah utara Australia mengakibatkan terbentuknya konvergensi atau pertemuan massa udara dan mengakibatkan terbentuknya awan-awan konvektif.
KOMPAS/DEFRI WERDIONO
Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso, Malang, Jawa Timur, tengah menjelaskan fenomena angin kencang, Rabu (23/1/2019).
”Dari pantauan curah hujan, posisi di selatan Jatim yang hujannya tinggi tidak hanya di Malang, terutama Sabtu (25/2/2023) terlihat peningkatannya,” ujarnya.
Menurut Luthfi, beberapa hari terakhir memang terjadi peningkatan curah hujan. Peningkatan terjadi sejak 22 Februari dengan intensitas 20-50 milimeter (mm) per hari.
Sementara pada 25 Februari, curah hujan di kawasan Malang selatan terpantau 50-100 mm. Adapun curah hujan di sisi utara merata, tetapi lebih rendah daripada sisi selatan. Yang curahnya agak kecil terjadi di Kecamatan Sukun (Kota Malang), Dau dan Singosari (Kabupaten Malang), serta Kota Batu.
Sementara itu, hujan yang mengguyur Kota Batu mengakibatkan tebing di Jalan Trunojoyo (Payung 3), Kelurahan Songgokerto, longsor pada Sabtu sekitar pukul 22.30. Tebing yang longsor berdimensi panjang 8 meter, tinggi 10 meter, dan lebar 5 meter.
Material longsor menutup badan jalan sehingga mengganggu arus lalu lintas di jalan utama Malang-Kediri. Akibatnya, kendaraan diatur melaju bergantian. Kawasan Payung dikenal sebagai salah satu titik rawan longsor.
BPBD KOTA BATU
Proses pembersihan material longsor di Jalan Trunojoyo, Kota Batu, Jawa Timur, Sabtu sampai Minggu (25-26/2/2023).
Pejabat fungsional Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Batu, A Choirur Rochim, mengatakan, pembersihan material dilakukan secara manual dan menggunakan alat berat. Selain itu juga dilakukan penyemprotan air untuk membersihkan sisa-sisa lumpur.
”Minggu dini hari pukul 01.30, pembersihan material selesai dilakukan. Jalan sudah bisa dilewati kembali. Namun, pengguna jalan tetap diimbau waspada dan hati-hati saat melintasi titik rawan longsor,” katanya.
Sebelumnya, pada Sabtu sore, pohon tumbang juga terjadi di dua lokasi di Batu. Sebuah pohon mahoni berdiameter 40 sentimeter (cm) tumbang di Jalan Metro, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu. Pohon setinggi 10 meter itu menimpa kabel telepon.
Sementara di tempat lain, pohon ceri berdiamater 25 cm tumbang menghalangi kendaraan di Jalan Panglima Sudirman, Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tanah longsor dan pohon tumbang ini.