Harga Kedelai Selangit, Pengusaha Tahu dan Tempe di Batam Menjerit
Harga kedelai impor yang melonjak hingga dua kali lipat membuat pengusaha dan tempe di Batam kesulitan.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Pekerja mengemas kedelai impor asal Amerika di sentra industri rumahan pembuatan tempe di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (7/9/2018).
BATAM, KOMPAS — Harga kedelai impor dari Amerika Serikat yang menjadi bahan baku tahu dan tempe melonjak hingga Rp 13.000 per kilogram di Batam, Kepulauan Riau. Para pengusaha tahu dan tempe didorong untuk mengimpor kedelai secara mandiri agar harga bahan baku dapat ditekan.
Ketua Koperasi Pengusaha Tahu dan Tempe Bumi Bertuah Nusantara Susilo, Jumat (24/2/2023), mengatakan, sebelum Covid-19, harga kedelai Rp 6.600 per kg. Adapun saat pandemi, harganya naik menjadi Rp 9.800 per kg.
”Setelah pandemi mereda seharusnya kan harga kedelai turun. Ini yang terjadi malah sebaliknya, sekarang harganya tambah naik menjadi Rp 13.000 per kg, sebelumnya juga pernah mencapai Rp 14.400 per kg,” kata Susilo.
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Perajin tempe di Desa Pliken, Banyumas, Jateng, menaikkan harga produknya akibat naiknya harga kedelai. Omzet mereka pun menurun hingga 50 persen, Selasa (5/1/2021).
Ada 133 pengusaha tahu dan tempe di Batam yang menjadi anggota Koperasi Bumi Bertuah Nusantara. Mereka membutuhkan sekitar 1.000 ton kedelai untuk bahan baku membuat tahu dan tempe dalam satu bulan.
”Kenaikan harga kedelai sudah hampir dua kali lipat. Padahal, kami hanya bisa menaikkan harga tahu dan tempe maksimal 20 persen,” ujar Susilo.
Ketua Komisi II DPRD Kepri Wahyu Wahyudin mengatakan, kedelai yang masuk ke Kepri berasal dari AS. Namun, kedelai itu diimpor melalui perantara di Malaysia. Ia menduga hal itu menjadi salah satu penyebab tingginya harga kedelai di Kepri.
”(Kenaikan harga kedelai) Tidak hanya di Batam, tetapi juga terjadi seluruh wilayah Kepri. Di Kota Tanjung Pinang, harga kedelai mencapai Rp 14.400 per kg,” ujar Wahyu.
Penjual makanan tradisional mengenakan pelindung wajah ketika melayani pembeli di Pasar Djadoel, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (28/6/2020).
Pada 23 Februari 2023, Komisi II DPRD Kepri mengadakan rapat dengar pendapat dengan pengusaha tahu dan tempe di Batam. Saat itu, Pejabat Badan Karantina Pertanian Batam Wasis Prihartono mengatakan, kebutuhan kedelai di Batam mencapai 1.000 ton per bulan dari total kebutuhan kedelai Provinsi Kepri sebanyak 1.300 ton per bulan.
Kenaikan harga kedelai sudah hampir dua kali lipat. Padahal, kami hanya bisa menaikkan harga tahu dan tempe maksimal 20 persen. (Susilo)
Wasis memaparkan, pada Januari-Februari 2023, kedelai asal AS yang masuk lewat Malaysia tercatat 650 ton. Kedelai itu diimpor oleh tiga perusahaan di Batam.
”Kalau kebutuhan di Batam mencapai 1.000 ton per bulan, mengapa pengusaha tidak mengimpor sendiri. Harapan kami koperasi dapat menjadi importir. Untuk persyaratan dokumen dan sebagainya akan kami bantu,” ujar Wahyu.