Karya Nyoman ”Si Tangan Emas” Gunarsa Dipamerkan di Santrian Gallery
Griya Santrian Art Gallery, Sanur, bersama Museum Nyoman Gunarsa, Klungkung, menghadirkan lukisan karya Nyoman Gunarsa (1944-2017) di Griya Santrian Art Gallery mulai Jumat (24/2/2023).
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Griya Santrian Art Gallery di Sanur, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, mulai Jumat (24/2/2023) memamerkan karya-karya Nyoman Gunarsa (1944-2017). Pameran bertajuk In Honor of Nyoman Gunarsa ini ditujukan untuk mengenang dedikasi seniman yang dijuluki ”Si Tangan Emas” tersebut dan sekaligus mengapresiasi karya-karya sang maestro.
Lebih dari 30 lukisan karya Gunarsa disiapkan pihak Museum Nyoman Gunarsa (Nyoman Gunarsa Museum/NGM) dan keluarga Gunarsa untuk dihadirkan dalam pameran di Santrian Art Gallery. Sebanyak 17 lukisan dipajang dalam pameran yang akan berlangsung sekitar satu bulan ke depan, sampai 31 Maret 2023.
Pengelola Griya Santrian Art Gallery, I Made ”Dollar” Astawa, mengatakan, pameran lukisan karya Gunarsa di Santrian Art Gallery itu merupakan pameran pertama yang digelar setelah kepergian Gunarsa.
Dollar Astawa menyatakan, pameran tersebut menjadi bentuk penghormatan bagi almarhum dan pihak keluarga Gunarsa serta apresiasi terhadap karya-karya seniman kelahiran Klungkung tahun 1944 itu.
”Ini menjadi kehormatan bagi Griya Santrian Art Gallery Sanur karena pihak keluarga Nyoman Gunarsa bersedia memamerkan karya-karya maestro,” kata Dollar Astawa dalam jumpa pers di Santrian Art Gallery, Sanur, Kota Denpasar, Kamis (23/2/2023).
”Kami sangat mengenang sosok maestro. Kami ingin berbuat sesuatu untuk menghormati beliau,” ujarnya.
Dollar Astawa menambahkan, karya-karya Gunarsa yang dipajang dalam pameran tidak mencerminkan keseluruhan periodisasi karya Gunarsa. Akan tetapi, terdapat sejumlah karya maestro yang belum pernah dipamerkan kepada publik karena menjadi koleksi museum.
Dalam siaran pers pameran disebutkan, karya-karya Gunarsa terpilah dalam beberapa periodisasi, di antaranya periode Akademis selama kurun 1960-1976 dengan karya yang lebih banyak menampilkan bentuk sesajen.
Kami sangat mengenang sosok maestro. Kami ingin berbuat sesuatu untuk menghormati beliau.
Kemudian periode Aringgit (1970-1980) dengan bentuk wayang, lalu periode Sintesa (1980-1990) yang merupakan gabungan bentuk sesajen dan wayang.
Karya Gunarsa era 1990-an berikutnya dikategorikan sebagai periode Tari. Periode Tari ini disebut-sebut sebagai masa keemasan Gunarsa sehingga seniman yang juga akademisi itu mendapat julukan ”Si Tangan Emas”.
Periode Kebebasan
Memasuki era 2000-an, karya Gunarsa dipilah sebagai periode Moksa, yang berlanjut ke periode Kebebasan sejak 2007. Dalam periode Kebebasan itu, Gunarsa melukis realitas kehidupan dan secara bebas memilih obyek lukisannya.
Indrawati Gunarsa mengungkapkan, sejumlah lukisan karya almarhum Gunarsa yang dipamerkan di Griya Santrian Gallery mulai Jumat ini sampai akhir bulan depan merupakan koleksi museum yang belum pernah dipamerkan.
Istri dari seniman asal Klungkung itu menambahkan, lukisan karya Gunarsa yang pertama kali ditampilkan bagi khalayak, di antaranya, berjudul ”Wayang” yang menampilkan figur wayang Kumbakarna dalam komposisi warna merah dan putih.
Di antara lukisan karya Gunarsa yang dipajang di area pamer Santrian Art Gallery untuk pameran, terdapat sebuah lukisan besar dengan ukuran 200 cm x 400 cm berjudul ”Mr Jokowi in Traditional Market”. Lukisan itu menampilkan sosok Joko Widodo sedang duduk sambil minum jamu di antara keramaian di pasar. Dalam jumpa pers, Indrawati mengatakan, semasa hidupnya, Gunarsa membuat 10 lukisan bertema Joko Widodo sedari Joko Widodo masih menjabat Wali Kota Surakarta.
Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo pernah berkunjung ke Museum Nyoman Gunarsa di Klungkung dan berkesempatan menandatangani prasasti museum pada Agustus 2017.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengundang pelukis itu ke Jakarta dan mendapatkan lukisan berjudul ”Jokowi Minum Jamu” karya Gunarsa. ”Gunarsa senang melihat Joko Widodo sebagai sosok pemimpin yang berani. Mimpi Gunarsa, pemimpin bangsa memiliki sikap Asta Brata,” kata Indrawati.