Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta Bakal Dibuka Pada 28 Februari 2023
Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta direncanakan bakal beroperasi penuh pada 28 Februari 2023. Pengelola mengadakan beberapa kali simulasi guna mematangkan kesiapan masjid tersebut.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS – Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta direncanakan bakal dibuka untuk umum pada 28 Februari 2023. Pengelolanya mengadakan beberapa kali simulasi guna mematangkan kesiapan masjid tersebut.
Masjid itu berdiri di atas lahan seluas 2,9 hektar. Luas bangunannya kurang lebih 1 hektar. Kapasitas masjid mampu menampung hingga sedikitnya 10.000 jemaah. Selesainya pembangunan masjid ditandai peresmian Presiden Joko Widodo pada November 2022.
Simulasi operasional masjid raya berlangsung Rabu (22/2/2023). Dalam kesempatan itu, sejumlah elemen masyarakat mulai dari pegawai pemerintah hingga komunitas difabel diundang salat zuhur bersama.
Pelaksanaan salat berlangsung khusyuk. Para hadirin kagum menyaksikan kemegahan bangunan yang disebut identik dengan Masjid Sheikh Zayed Abu Dhabi di Uni Emirat Arab.
“Ini baru soft opening. Jadi dilakukan semacam simulasi. Dilihat bagaimana alur keluar masuknya pengunjung, apakah terhambat atau tidak? Ini sedang terus kita evaluasi. Biar nanti kalau sudah waktunya beribadah rutin bisa lebih nyaman. Jangan sampai semrawut,” kata Direktur Operasional Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta, Munajat, di sela-sela simulasi operasional masjid.
Selama masa simulasi, Munajat menjelaskan, sejumlah fasilitas tambahan juga masih ditambahkan. Yang belum tersedia, misalnya, loker penyimpanan sandal dan sepatu bagi para jemaah.
Direncanakan, tempat penyimpanan akan tersebar di empat titik pada masjid tersebut. Saat ini, fasilitas tambahan itu sedang dalam proses pengiriman dari Uni Emirat Arab.
Menurut Munajat, kesiapan masjid baru mencapai sekitar 90 persen. Diharapkannya, selama masa simulasi, hal-hal yang kurang bisa dilengkapi. Oleh karenanya, kata dia, masa simulasi melibatkan banyak elemen masyarakat. Tak terkecuali, kalangan difabel dan anak-anak.
“Kalau ada yang kurang silakan bilang. Misalnya, tadi dengan teman-teman difabel ada yang kurang penanda. Penataan saf juga membutuhkan waktu. Itu kita kumpulkan masukannya. Pokoknya nanti jangan sampai ada yang tertinggal pada operasional penuh besok,” kata Munajat.
Lebih lanjut, ungkap Munajat, masjid tersebut sudah bisa digunakan untuk berbagai kegiatan selama masa Ramadhan nanti. Pengelola masjid telah menyiapkan sejumlah agenda yang mengedepankan semangat moderasi beragama. Berdasarkan rencana, lima imam terbaik dari Uni Emirat Arab akan mengisi acara-acara keagamaan di masjid tersebut.
Ditemui terpisah, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka bisa memahami jika antusiasme masyarakat untuk beribadah di masjid tersebut begitu besar. Pihaknya mengimbau masyarakat ikut menjaga keindahan masjid. Hal itu membutuhkan kesadaran penuh dari masyarakat untuk tidak mengotori hingga merusak segala fasilitas yang sudah tersedia.
“Saya mengimbau warga bisa tertib. Kita rawat bersama-sama ya. Di sana sudah ada petugas yang mengarahkan. Jadi tidak perlu bawa tikar sampai makan di taman-taman. Apalagi kalau sampai berenang. Sampah-sampah mohon dijaga semua,” kata Gibran.
Gibran menyatakan, misi penyebaran pemahaman moderasi beragama bisa dijalankan dengan baik lewat masjid tersebut. Itu dikarenakan pengelolaanya dilakukan bersama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Uni Emirat Arab.
Bahkan, sejumlah pembicara asal Uni Emirat Arab juga bakal didatangkan untuk mengisi acara-acara yang menyebarkan semangat inklusivitas keagamaan tersebut. Itu ditambah lagi dengan rencana pembangunan Cultural Center sebagai unit pendukung kegiatan-kegiatan masjid.