Minim, Pasokan Minyakita Belum Mampu Kendalikan Harga Minyak Goreng
Pemerintah Kabupaten Purworejo dan Magelang mendapatkan sedikit alokasi Minyakita. Diharapkan alokasi segera ditambah sehingga benar-benar bisa membantu mengendalikan harga minyak.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
PURWOREJO, KOMPAS — Dari alokasi yang semula dijanjikan 240 krat atau 2.880 liter Minyakita, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, baru mendapat 70 krat atau 840 liter. Penerimaan yang masih terbilang minim tersebut dinilai belum mampu mengendalikan harga minyak di pasaran.
”Penerimaan kali ini hanya mampu memberi kelegaan sesaat pada masyarakat, memberi tahu bahwa Minyakita sebagai minyak yang disubsidi pemerintah masih ada dan tersedia di pasaran,” ujar Kepala Bidang Perizinan Bahan Pokok Penting dan Kemetrologian Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Kabupaten Purworejo, Winanto, Selasa (21/2/2023).
Pasokan Minyakita yang diterima dari CV Pelita Hati pada Selasa (21/2/2023) tersebut hanya bisa diberikan kepada 10 pedagang di Pasar Baledono, Kecamatan Purworejo, dengan alokasi minyak masing-masing tujuh krat atau 84 liter per orang. Padahal, jumlah pedagang bahan pokok termasuk minyak goreng di Pasar Baledono saja terdata mencapai hingga ratusan orang.
Kendati volume Minyakita yang diterima masih terhitung sedikit, pemantauan terhadap aktivitas perdagangan minyak tersebut tetap dilakukan. Semua pedagang yang telah menerima pasokan harus menjual dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter dan penjualan pun dibatasi 2 liter minyak per konsumen.
Selain pengawasan petugas dari dinas, dia menuturkan, pengawasan juga diyakininya akan dilakukan para pedagang lain yang ada di sekitarnya.
”Didorong oleh rasa cemburu karena belum mendapatkan pasokan, maka pedagang lain pun pasti akan ikut cermat mengawasi bentuk-bentuk pelanggaran yang mungkin dilakukan pedagang yang sudah mendapatkan pasokan Minyakita,” ujarnya.
Rata-rata pedagang kini menjual minyak goreng kemasan berbagai merek dengan harga lebih dari Rp 16.000 per liter.
Winanto berharap sisa alokasi 170 krat atau 2.040 liter yang dijanjikan bisa diterima secepatnya di minggu ini. Sisa alokasi tersebut direncanakan disalurkan kepada pedagang di Pasar Kutoarjo.
Penerimaan Minyakita saat ini baru merupakan penerimaan tahap pertama. Di bulan Maret atau April, CV Pelita Hati menjanjikan akan kembali menyalurkan Minyakita dalam volume yang jauh lebih banyak.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Magelang juga sudah menerima 240 krat atau 7.880 liter Minyakita. Pasokan yang diterima tersebut telah didistribusikan ke tiga pasar, yaitu Pasar Pasar Muntilan, Salaman, dan Grabag. Di tiap pasar tersebut, Minyakita didistribusikan ke 10 kios dengan alokasi minyak per kios sebanyak tujuh krat atau 84 liter Minyakita.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Magelang Pantjaraningtyas Putranto mengatakan, saat ini untuk lebih memperbanyak sasaran penyaluran minyak, pihaknya telah meminta tambahan 750 krat 9.000 liter Minyakita.
Saat ditemui dalam kesempatan terpisah, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, saat ini harga bahan pokok yang tengah mengalami kenaikan harga adalah minyak goreng dan beras.
Pada Januari lalu, ketersediaan beras di Jawa Tengah diakuinya sempat minus. Namun, dengan panen padi yang mulai terjadi pada Februai dan Maret ini, dia pun optimistis Jawa Tengah akan kembali surplus beras sehingga harga beras bisa kembali terkendali.
Adapun terkait minyak goreng, dia akan mengajukan permintaan tambahan alokasi Minyakita dari pemerintah. ”Mudah-mudahan kita segera mendapatkan alokasi tambahan Minyakita,” ujarnya.